CITY PURPLE

Yuda Juanda
Chapter #3

Jatuh cinta pertama


Bandung November 2022.

Malam hari sekitar pukul 10 malam, Mia baru pulang dari kantornya, memarkirkan mobil di garasi. Mia mengerutkan dahi melihat rumahnya sangat gelap, Mia melihat ke sekitar tampak rumah tetangga terang, sebelumnya Mia pikir kalau sedang mati lampu dari pusat, ternyata bukan. Mia masuk rumah.

"Assalamualaikum." Mia langsung membuka pintu, ada Yuda diruang tengah yang terlihat samar.

"Kenapa gelap gini, " Tanya Mia sambil menaruh barang-barangnya.

Yuda menjawab ragu. "Ehmmm"

"Habis token! " Ujar Mia.

Yuda menjawab gugup. "i.. iya."

"Kenapa nggak di isi?" Mia menuju kamar, terlihat ada Abi tidur dengan kondisi gelap.

Yuda mengeluh. "Aku lagi nggak ada uang,"

"Terus! harus aku lagi yang bayar, semua aja dari aku! kamu nggak kasian liat Abi gelap - gelapan gitu!." Mia kesal.

Yuda berusaha mencari alasan, namun dipotong Mia. " Udahlah! emang harus semuanya dari aku, tanggung jawab aku! " Mia mengambil ponselnya, dan langsung membeli token listrik dari secara online. Yuda terdiam.

*

Lewat tengah malam. Pukul 02.30 wib. Lampu sudah kembali menyala.

Abi menangis kencang, dan suara tangisnya membangunkan Mia. Abi menangis karena tidak nyaman, dia mengalami gerah. Mia membangunkan Yuda.

"A, itu Abi cebokin dulu, kasian kareunang."

Yuda terbangun. " Naon sih! "

"Itu cebokin dulu, kasian! aku capek!." Mia melanjutkan tidurnya. Yuda mengalah lalu membawa Abi ke toilet.

*

Terlihat langit sudah mulai terang, pagi pun tiba. Jam menunjukan pukul 06.30, Mia terbangun, dia bergegas membangunkan Yuda. Dia tampak kesiangan.

"A, bangun!," Mia menarik baju Yuda.

Mia sibuk mengambil handuk, membangunkan kembali Yuda. "A, bangun atuh! itu Abi bangunin, nanti langsung mandiin, aku mandi duluan!," Mia segera menuju toilet. Yuda bangkit akhirnya membangunkan Abi.

Mia selesai dari toilet, gantian sama Yuda yang memandikan Abi. Sementara menunggu, Mia berpakaian.

Yuda selesai memandikan Abi. Mia sarapan dengan sedikit terburu - buru, sementara itu Yuda mengurus Abi, mengganti baju, mendandaninya.

A, cepat atuh, aku telat nih!," Mia ngoceh sambil mengunyah.

Yuda tidak menjawab dan terus fokus ke Abi.

Mia selesai sarapan. "Ah, kamu mah lelet!," Mia mengoceh.

Yuda beres mendandani Abi. "Sabar atuh!,"

"Sabar-sabar, lihat jam berapa ini! belum aku harus ke Ibu, nganterin Abi, kecuali kamu mau ngurus Abi!." Ujar Mia kesal.

"Ya, aku kan udah bilang, kalau aku ada kerjaan jam 9,"

"Ya, makanya cepetan!,"

Yuda yang kesal kelepasan memukul meja. "Sabar!,"

Abi menyaksikan kedua orangtuanya bertengkar, Mia sedikit kaget, lalu dia meraih Abi. "Ayo Dek, Bapak kamu amit-amit,"

Mia bergegas pergi sambil menuntun Abi menuju garasi. Yuda mengatur nafasnya, dia menyesal telah memukul meja.

Mia pun pergi tidak dengan suaminya itu.

*

Yogyakarta 2023.

Malam hari di penginapan.

Cahaya kamar di setting menjadi warna ungu, dengan sedikit cahaya remang - remang ala - ala diskotik. Mia duduk santai dengan hanya mengenakan kemeja terbuka tanpa bra, dan celana dalam saja. Dia mengambil momen dengan selfie sambil senyum - senyum sendiri. Kemudia Yuda datang dengan telanjang dada membawa dua botol bir. Kemudian menyalakan lampu tambahan berwarna biru, kamar pun berubah menjadi remang - remang. Yuda menyalakan musik lewat tape, dia menyetel lagu playlistnya, dan diawali dengan lagu " Kisah dari selatan jakarta " from White Shoes and couple company. Suasana menjadi romantis, Yuda melayani Mia, dengan menuangkan bir kedalam gelasnya. Mereka bersulang " Cheeeerrr "

Disusul dengan merokok, mereka dengan pemikiran tenang meneguk serta mengisap rokok dengan background lagu senja. Yuda melihat Mia tampak tenang dan senang.

Yuda membuka obrolan. " Terakhir merokok berjamaah, waktu mojok di acara konser ya "

Mia meneruskan. " Iya, dan itu sudah lama banget. Kenangan indah nggak hanya disini saja kan! "

Yuda merespon dengan tersenyum tipis. " Mi, ini mungkin waktu yang tepat buat kita memperbaiki semuanya "

Mia menuangkan kembali Bir dan meneguknya. Obrolan Yuda tidak di respon, Mia kembali menuangkan bir dan meneguknya. Yuda melihatnya cemas.

"Kamu mau keluarkan unek-unek sok." Kata Yuda.

Mia tidak merespon dan kembali menuangkan bir, kali ini Yuda menghentikannya. Dia merebut gelasnya Mia. "Pelan - pelan kamu teh! "

Mia sedikit kesal.

"Minum tuh yang santai, jangan terus - terusan kayak gitu,"

Mia mengisap rokoknya kembali. Yuda berfikir sejenak dan mengganti pertanyaan. "Apa sih yang bikin teringat waktu ke jogja dulu, momen itu tidak bisa kamu lupakan gitu?,"

Mia berfikir sejenak. "Hmmm.. waktu kamu casting online di belakang warung kopi ," Jawab Mia sadikit tertawa.

Yuda ikut tertawa. "Yang jadi seorang suami lemah syahwat ya haha, terus apalagi,"

Mia mengingat. "Terus... ..."

*

Ingatan Mia akan kenangan yang tidak terlupakan.

Yogyakarta 2019. Café Malioboro.

Malam hari yang gerah, Yuda dan Mia duduk santai menunggu pesanan, sambil menyaksikan live musik di sebuah cafe, di area Malioboro. Terlihat cafe ramai pengunjung.

Pesanan datang, dari atas panggung vokalis dari Band pengisi acara menawarkan pengunjung untuk bernyanyi diatas panggung. "Malam semuanya?,"

Pengunjung menjawab. "Malam,"

"Ada yang mau nyumbang suaranya? siapa disini yang mau naik ke atas panggung?," Kata vokalis. Setelah membawakan dua lagu.

Mia iseng, dia menunjuk Yuda.

"Oh itu Masnya yang pakai jaket ijo, mau naik Mas?," Vokalis merespon cepat.

Para pengunjung pun kompak bersuara. "Naik, naik naik..."

Yuda terpaksa naik ke atas panggung, dia berbisik terlebih dahulu ke Mia. "Awas ya kamu!,"

Mia menanggapinya dengan menjulurkan lidahnya, sebuah ejekan.

Di atas panggung Yuda berbicara dengan Mic. "Malam semuanya? sebenarnya saya tidak bisa nyanyi, saya dijebak sama pacar saya, tadi kalian lihat sendiri kan! sebenarnya dia yang suaranya bagus, asli,"

Mia malu, seisi cafe tertuju padanya.

"Oh itu pacarnya ya Mas," Kata Si Vokalis

"Betul Mas, coba aja dia yang nyanyi di atas sini pasti lebih meriah," Ujar Yuda.

"Siapa nama pacarnya Mas?." Tanya Vokalis.

"Mia, suaranya enak Mas, coba." Ungkap Yuda.

"Wah, Mama Mia lezatos ya," Kata Vokalis nge - jokes.

"Mbak Mia, monggo Mbak naik ke atas sini," Lanjut Vokalis.

Yuda mengawali "Naik, naik, naik...." Diikutin para pengunjung. "Naik, naik, naik,"

Mia terpaksa naik dengan sedikit malu-malu. Mia berjalan menuju atas panggung, para pengunjung memandangi kecantikan Mia yang berjalan dari tempat duduk sampai atas panggung.

Mia menepuk pelan pundak Yuda. Si Vokalis memberikan Mic nya. Yuda mengambil gitar,

"Lagu apa nih Mbak," Tanya Vokalis.

Mia berbisik ke Vokalis. Vokalis kompromi dengan seluruh anggotanya plus Yuda.

"Lagu dari Rezza Artamevia dengan judul Berharap tak berpisah, tepuk tangan untuk Mbak Mia," Vokalis penuh semangat.

Pengunjung bersorak, tepuk tangan. Mia pun menunjukan kemampuannya bernyanyi, diiringi Yuda pada gitar, pukulan kahoon, betotan Bass dari personil lainnya menyatu dengan meriahnya para pengunjung. Mia terbawa suasana dengan menggoyangkan badanya mengikuti alunan musik, para pengunjung pun ikut bergoyang dengan alunan lagu beat tersebut. Malam itu pecah.

*

Yogyakarta 2023.

Mia menahan ketawanya, setelah menceritakan momen di cafe Malioboro tahun 2019 silam itu.

"Kalau mau tertawa, tertawa aja, jangan ditahan - tahan." Ucap Yuda.

Mia tertawa lepas, Yuda bahagia melihatnya, Mia tak berhenti tertawa. Dalam hati Yuda begitu bahagia melihat kembali istrinya tertawa lepas. Matanya pun sedikit berlinang, dia terharu.

*

Bandung 2022.

PT Indojaya.

Mia berjalan di lorong kantornya, dia repot membawa tumpukan berkas di tanganya. Mia berjalan cepat, dia terburu - buru, sehingga hilang keseimbangan, membuat berkas jatuh, dan berserakan di lantai. Mia menghela nafas "Shit!," dia membereskan berkasnya, Hilmy dari arah belakang melihatnya dia segera membantu Mia. Berkas pun selesai di rapihkan kembali. Hilmy dan Mia berdiri tak sengaja berhadapan. Mereka canggung " Hmmm makasih ya " Kata Mia ragu, dan segera pergi meninggalkan Hilmy.

Hilmy tersenyum dan terus memandangi kepergian Mia.

*

Pukul 12.00 wib. Jam istirahat.

Mia baru beres shalat dzuhur, terlihat hanya dia sendiri di staff perempuan. Mia melipat mukena, terlihat dari ruangan Laki - laki, Hilmy menghampiri Mia. " Sudah makan? " Tanya Hilmy langsung.

Mia melirik dan menggelengkan kepalanya, sambil terus melipat mukena.

"Mau bareng ke kantin?," Ajak Hilmy.

Mia hanya menjawab dengan senyum manisnya.

Suasana kantin sangat ramai, jam istirahat. Hilmy yang berhasil mengajak Mia senyum - senyum sendiri, disebelahnya Mia hanya memegang kepalanya.

Hilmy cemas. "Kamu nggak apa-apa Mi?," Mia hanya menggelengkan kepalanya. Lalu pesanan datang.

Dua mangkok bakso tersaji. "Terimakasih Bu," Ucap Hilmy ke penjaga kantin.

Mia segera menuangkan sambal dari botol ke bakso miliknya. Tampak tatapannya kosong, seperti banyak masalah di dalam benaknya. Mia melamun, sehingga kuah baksonya menjadi sangat merah. Hilmy menyadari itu segera menghentikanya, dengan mengambil botol sambal itu.

"Mi, baksonya!,"

Mia tersadar akan lamunannya, dia menyadari kuah bakso sudah sangat memerah, dia hanya menghembuskan nafas. Hilmy kembali memesan untuk mengganti baksonya Mia. "Bu, punten bikinin satu lagi ya ,"

"Mi, udah yang ini nggak usah dimakan ya." Hilmy menggeserkan mangkoknya.

Hilmy menatap cemas. "Mi, kalau ada apa-apa mah, cerita saja ke aku,"

Mia menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu menunduk, terlihat Mia menangis tersedu. Hilmy tambah cemas.

Mia pun beranjak dari tempat duduk "Aku ke toilet dulu ya,"

*

Ke esokan harinya.

Jam menunjukan pukul 06.30 pagi. Mia tengah berusaha menyalakan mobilnya, yang tidak menyala dari tadi. Hampir sekitar 10 menit. Dia menundukan kepalanya ke setir, dia sangat - sangat stress. Lalu Mia menelepon sesorang. Sementara itu Yuda sedang memandikan Abi.

Terlihat Mia berdiri depan gerbang rumahnya, Yuda yang menuntun Abi yang sudah berpenampilan rapih menghampirinya.

"Bunda belum berangkat?," Tanya Abi.

"Belum sayang, mau sepedaan ya? kemana?," Mia mencium Abi yang sudah tampan.

"Mau ke taman." Jawab Abi.

"Hati-hati ya, jangan dulu main kotor-kotoran kan Abi sudah ganteng gini," Mia mencubit pipi Abi dengan gemas.

Yuda melihat ke arah mobil lalu bertanya. "Mobil kamu kenapa?,"

"Nggak tau, dari tadi nggak mau nyala , Jawab Mia.

Tidak lama kemudian datang seseorang dengan motor maticnya, ternyata dia Hilmy.

Hilmy langsung menyapa. "A Yuda,"

Yuda hanya melihat Hilmy tajam. Hilmy malu, Mia mencium tangan Yuda, dan bergegas naik ke motor Hilmy. "Abi, Bunda berangkat dulu ya, bye."

"Bye, bye Bunda," Balas Abi. "Dek Abi, duluan ya, bye." Pamit Hilmy.

"Duluan A Yuda" Hilmy pamit dengan sopan.

Yuda dan Abi pun tinggal berdua, mereka segera pergi ke taman.

*

Diperjalanan, di atas motor Mia bicara sesuatu. "Mi, maafin sikap A Yuda tadi."

Hilmy tersenyum. "Santai Mi,"

"Si A Yuda emang kayak gitu, nggak usah terlalu di ambil hati,"

Hilmy menatap Mia lewat kca spion. "Santai Mi, nggak di ambil hati kok, its okey,"

Mia tersenyum.

*

Kopo permai. Yuda dan Abi berjalan menuju taman, taman tersebut berada tepat di depan rumah Ryan.

Abi naik sepeda roda tiga, sedangkan Yuda mendorongnya di belakang. Sebelum ke taman Yuda mampir dulu kerumah temannya itu. Ryan sudah menyambut di teras rumahnya. " Hallo Dek Abi, udah ganteng, mau kemana? sepedaan ya "

Abi malu, dia tidak menjawab.

"Itu ditanya sama Om Ryan, salim dulu De." Kata Yuda.

Abi mencium tangan Ryan. "Euh ganteng sekali." Puji Ryan.

"Malu - malu diamah Yan" Kata Yuda. "Santai," Kata Ryan sambil mencubit pipi Abi.

"Kalau gitu gue ke taman dulu ya," Yuda pamit.

" Hati-hati Dede," Ryan melambaikan tangannya. Yuda dan Abi pergi ke taman.

*

Kantor PT Indojaya. 2022

Di ruangan meeting, terlihat Hilmy dan Mia sudah berkumpul bersama para klien. Hilmy dan Mia bergantian melakukan presentasi. Mereka berdua tampak semangat dan profesional. Para klien pun terlihat antusias, mereka menyukai konsep yang ditawarkan Hilmy sama Mia. Singkat cerita meeting pun selesai.

Klien bubar meninggalkan ruangan, Hilmy dan Mia melepas beban dengan bersender ke kursi, mengencangkan sedikit otot. Tidak lama datang seorang pria gemuk, kepala plontos, kumis tebal mirip kingpin tinggal dikasih kumis saja. Dia adalah Bos Aldo, pemimpin perusahaan.

"Bravo-bravo " Bos tepuk tangan, dia duduk di atas meja. Mia membantah "Bravo-bravo, deal juga belum Pak."

"Bukan masalah deal or no deal Mia, tapi ini masalah kinerja kalian yang semakin baik. Kenapa-kenapa? Karena berkat kalian aset perusahaan bulan lalu meningkat, yeaaah ! Dan nggak tanggung-tanggung melesat 4 kali lipat!." Bos meriah.

Mia dan Hilmy ikut bertepuk tangan dengan meriah. Keduanya tos dua tangan.

"Dan itu berkat kalian." Bos mengulang.

"Terimakasih," Mia dan Hilmy menjawab barengan. "Cieee,,, barengan,,," Bos mengejek.

"Apaan sih Pak!," Ucap Mia, Hilmy tersipu malu.

"Pokonya saya senang sekali terhadap kalian, pokonya nanti ke ruangan saya setelah kalian makan ya,"

Hilmy dan Mia mengangguk. Bos pamit "Ya udah, saya keluar dulu."

Hilmy menoel Mia, mengisyaratkan untuk melihat Bos berjalan dari belakang yang mirip seperti bebek, serta belahan pantatnya nyeplak, Mia menahan tawanya dengan menutup mulutnya. "Udah ah, hayu kantin."

Mia dan Hilmy beranjak dari kursinya dan berjalan menuju kantin.

Di kantin yang sedikit ramai, Mia dan Hilmy duduk bersama menikmati Mie Ayam Mang Uus.

Mia meresapi mienya. "Asli nih mie ayam enak beut... dari dulu."

"Mang Uus gituloh," Kata Hilmy sambil terus mengunyah.

"Baru kali ini aku suka mie ayam, sebelumnya aku kurang suka, tapi ini enak banget ya, beda sama mie ayam yang pernah aku makan," Ujar Mia.

"Iya, cewek kan doyannya makan Bakso, pasti itumah." Kata Hilmy percaya diri.

"Betul..." Jawab Mia cepat.

"Ini mie enak banget asal makanya jangan sambil ngelihat pantat si Bos." Hilmy bercanda.

Mia yang sedang mengunyah, langsung keselek mendengarnya. Mia segera mengambil minum dan menepuk Hilmy. " Kamu mah ah! "

"Sorry, sorry hehe," Hilmy segera mengambil tisu. Dia replek mengusap bumbu mie dipinggir bibir Mia.

Mia terdiam. Hilmy sadar "Eh, sorry Mi, sorry,"

Mia mengambil tisu dari tangan Hilmy, dan membersihkannya sendiri. Mia lanjut makan.

"Ehmmm Mi? Tanya Hilmy ragu.

"Ya,"

"Aku senang lihat kamu seperti dulu lagi," Ungkap Hilmy.

"Maksudnya?," Mia heran.

"Ah, aku tiap hari ceria..."

"Nggak Mi! semenjak kamu menikah, kamu nggak pernah ceria seperti ini lagi " Hilmy keceplosan.

Mia terdiam. "Mi, euh sorry..." Hilmy mencoba minta maaf. Mia beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Hilmy. Hilmy tidak menahanya, dia menyesal. Berfikir sejenak, Hilmy sgera menyusul Mia, namun di hentikan Mang Uus. "Mi, bayar dulu!,"

Lihat selengkapnya