CITY PURPLE

Yuda Juanda
Chapter #4

Panas Terik


Bandung November 2022.

Malam hari, masih dalam suasana haru biru, karena Abi masih terbaring. Terlihat Mia yang lelah tertidur di kursi sedangkan Yuda di bawah kasur dengan hanya beralaskan tikar. Kemudian datang Mamah sedikit tergesa. Mamah segera membangunkan anaknya itu "A, Aa." Mamah menoel Yuda.

Yuda sontak terbangun, dan segera mencium tangan Mamah, lalu dia mencoba membangunkan Mia, namun dilarang Mamah. "Nggak usah di bangunin A, kasian capek."

Mamah mengeluarkan air kelapa dalam plastik dari tasnya. Mamah menyuruh Yuda. " Nih Mamah bawa air kelapa, bagus untuk menambah cairan tubuh. Abi belum sadar?"

Yuda menjawab. "Belum Mah, dari kemarin." Yuda sedih.

Mamah mendekat ke Abi, dia mengelus kepala cucunya itu. Kemudian melirik ke Yuda. " Nanti kalau sudah sadar, kasih ya A " Mamah berpesan. Yuda mengangguk.

Mia terbangun, menyadari ada Mamah, dia langsung mencium tangan Mamah. "Mah, kapan datang?"

"Barusan Mi." Jawab Mamah. Mia kembali ke tempat duduknya. Ibu berbicara ke Mia dan Yuda. " Yang sabar ya kalian, Allah sayang sama Abi, makanya memberikan penyakit ini. Supaya kita sebagai orangtuanya semakin sabar." Mamah memberikan sedikit petuah. Keduanya hanya mengangguk sopan. Lalu Mamah mengajak Yuda sebentar keluar."Mi, sebentar ya"

Mia mengangguk, Mamah dan Yuda keluar ruangan. Mamah dan Yuda berbicara di dekat lobby.

Mamah mengeluarkan sejumlah uang, dia membantu meringankan biaya Abi, serta membayar hutangnya ke Yuda dan Mia. " Tambah-tambah buat Abi A."

Yuda menerimanya dan mencium tangan Mamah "Terimakasih Mah, padahal nggak usah repot - repot, biarkan Abi urusan Yuda dan Mia." Yuda tidak enak hati.

"Nggak apa - apa A, De Abi juga cucu Mamah, Mamah juga sayang sama dia, udah A ambil saja." Kata Mamah.

Yuda mengangguk segan. Mamah dan Yuda kembali ke ruangan.

*

Pada pukul 08.00 wib, mata Abi perlahan terbuka, dia siuman. Mamah, Mia, dan Yuda langsung menyadarinya. Mia orang pertama yang menyambut Abi. "Sayang, Abi, Mamah disini Nak."

Abi merengek lemas. "Haus Bunda."

Mamah segera memberikan air. "De Abi, ini Nenek."

Yuda segera memanggil perawat. Abi menyapa Nenek "Nenek."

Mamah menjawab. "Iya sayang, Nenek disini. "

Abi kembali merengek, dia menahan rasa sakitnya, Mia dan Mamah cemas, untung Suster keburu datang, diikuti Yuda. Dua orang Suster, mereka meminta izin untuk memeriksa Abi. Mia dan Mamah memberi ruang ke Suster. Abi diperiksa. Mia, Yuda, dan Mamah cemas. Setelah selesai diperiksa, salah satu Suster mengatakan sesuatu, berpesan. "Kalau nanti Si Dedenya BAB, tolong ambilkan sebagian dan masukan ke dalam botol ini." Suster menyerahkan botol kecil, dan menyuruh membawanya ke LAB.

Semua mengerti, lalu dua Suster pamit.

*

Bandung Januari 2022.

Bandung betah dengan cuaca panasnya, terlihat Yuda dan Mia sedang berada di Showroom motor gede. Tempat yang cukup luas, ada Mia juga di sana yang sedikt berjarak dari Yuda.

Yuda bernegoisasi dengan pemilik Showroom, sedangkan Mia duduk di kursi menunggu Yuda. Yuda tengah transaksi jual motor.

Yuda melirik ke arah Mia dan melemparkan senyuman. Mia membalasnya dengan melambaikan tangannya. Yuda berjabat tangan dengan pemilik shoowroom. Sah,, Yuda menjual motornya. Sebelum pergi pemilik Showroom berkata. "Pak, kalau butuh lagi motornya bisa datang lagi kesini ya."

Senyuman ramah keluar dari bibir Yuda. Dia segera menghampiri Mia dan mengajaknya pergi.

*

Yogyakarta 2023.

Jam menunjukan pukul 11.00 wib, Kota Yogyakarta sedang dilanda cuaca panas terik berhari - hari.

Di kamar penginapan, Mia tidur pulas dengan posisi tengkurap, lalu suara dering ponsel membangunkannya. Mia yang terganggu, perlahan membuka matanya. Telepon dari Bos Aldo. Mia segera mengangkatnya.

Mia bercakap di telepon. Bos Aldo menanyakan soal kerjaan. "Mi, laporan rencana penjualan bulan depan sudah kamu kirim?"

Mia menjawab dengan suara lemas. "Udah Pak, aku udah kirim ke Hilmy"

Bos Aldo yang sudah menerima jawaban, menutup teleponya. Sambungan terputus.

Mia yang tanggung memegang hpnya, dia membayar listrik. Kemudian Mia melempar HPnya ke kasur.

Lalu dia bergegas menuju kamar mandi. Di kamar mandi Mia segera melepas semua pakaiannya, mengguyur badanya lewat air dari shower, sabunan, gosok gigi, shampoan, dll. Selesai.

*

Mia sudah duduk dengan mengenakan kaos polos putih, dilapisi jacket blazer hijau, dan celana jeans pendek, dia menata dirinya lewat cermin. Memasangkan bando, menata rambutnya, mengolesi bibirnya dengan lipstick, menyemprotkan parfum, terlihat Mia begitu segar dan cantik. Lalu bergegas keluar.

Mia yang sedang mengunci pintu kamar, tak sengaja melihat Yuda terbaring tidur di dapur kopi. Dia tidak memperdulikannya, lalu bergegas pergi.

*

Malioboro 2023. Continue...

Mia duduk manis di belakang keranda delman, menuju pusat perbelanjaan oleh - oleh dan untuk menghindari terik matahari yang begitu menyengat Mia mengenakan kacamata hitam. Sampai di pusat perbelanjaan oleh-oleh, Mia menepuk pundak kusir tanda untuk berhenti. Mia mulai menjarah toko oleh-oleh tersebut, dia membeli baju dan celana anak - anak, kacamata kecil untuk anak-anak, sepatu boot kecil dan satu paket mainan tokoh Jurassic Park. Itu semua untuk Abi. Selesai berbelanja Mia menuju cafe yang berada dekat toko oleh-oleh.

Di dalam cafe Mia duduk santai sambil menikmati kopi serta makanan yang sudah dia pesan.

Sementara itu di dapur kopi penginapan, Yuda perlahan terbangun, dia mulai menggerakan badannya, matanya masih teler, tangannya memegang kepalanya yang terasa pening akibat kelamaan tidur. Yuda melihat sekitar lalu beranjak dari dapur kopi menuju kamar. Tiba - tiba Jira muncul dan memanggilnya. "Mas," Jira menghampiri Yuda. "Ini tadi Mbaknya titip." Jira memberikan kunci kamar.

"Emangnya Mia pergi kemana?." Tanya Yuda sambil melirik kanan - kiri.

Jira menjawab sesuai amanah Mia. "Malioboro, katanya mau belanja oleh-oleh, dan minta Mas Yuda nyusul, tadi Mbak nggak enak buat bangunin Mas."

Yuda mengangguk, Jira pamit sopan. "Ya sudah Mas, aku kebelakang dulu ya."

Yuda tersenyum tipis lalu masuk ke kamar.

*

Bandung Agustus 2022.

Di sebuah Warung bakso sederhana Yuda, Mia, dan Abi sedang makan bersama. Abi kala itu berumur 4 tahun. Abi duduk ditengah-tengah Ayah dan Ibunya. Mia makan sambil repot menyuapi Abi. Sementara Yuda melahap bakso dengan tenang. Mia jadi kesal karena repot sendiri dengan Abi yang makan sambil jalan-jalan.

"A, gantian atuh! kamu yang nyuapin Abi! aku mau makan dulu!," Ketus Mia.

Melihat Mia ketus Yuda menghentikan makannya. Yuda segera menghampiri Abi yang berdiri dekat pintu luar.

Abi menuju jalan gang sempit depan warung bakso, Yuda sedikit berada di belakang Abi. Kemudian seorang pengendara motor hampir menabrak Abi yang diam ditengah jalan, untungya Si pengendara segera menginjak rem motornya. "Astagfirllah!."

Yuda segera menarik Abi untuk membawanya kepinggir jalan. "Punten - punten A" Ucap Yuda.

Si Pengendara hanya menggelengkan kepalanya, lalu menancap gasnya kembali. Lalu pergi.

Yuda yang kesal menuntun Abi sedikit keras. "Kamu teh kenapa! Ayah kan bilang kalau lagi makan jangan main! "

Abi terdiam dimarahi Ayahnya, Mia yang melihatnya merespon. "Apa sih? Kenapa?," Tanya Mia.

Abi yang takut sama Ayahnya segera memeluk Bundanya itu. "Tadi hampir ke tabrak motor! " Jawab Yuda kesal.

Abi memeluk erat Bundanya. "Sayang kalau main jangan ke jalan atuh, bahaya banyak motor." Ucap Mia pelan. Mia melihat sekitar dan memberitahu Yuda.

"Kamu juga A, jangan bentak - bentak Abi kayak gitu ya! apalagi ditempat umum!" Ucap Mia kesal.

Yuda membela dirinya. "Siapa yang bentak!,"

"Tadi! malu atuh! ini tempat umum, nggak sadar kamu tadi di liatin orang lain?,"

"Nggak usah dipedulikan orang lain tuh!," Yuda menyela.

Mia kesal. "Terserah kamulah! susah ngomong sama orang yang apa - apa tuh pakai amarah!,"

Abi cemberut, Mia mengalihkan ke Abi dengan memberi minum dan kembali mengajaknya makan.

*

Bandung November 2022

Mia mojok sendirian di belakang gedung rumah sakit, sambil menghisap rokok. Terlihat wajahnya tampak lelah. Kemudian datang Yuda berdiri di sebelahnya. Mia notice. Yuda memberikan uang ke Mia. " Mi, ini dari Mamah"

Mia menerimanya. "Iya makasih,"

Yuda tidak enak hati dan canggung. "Maaf cuma segitu,"

"Nggak apa - apa," Mia menawarkan rokok, Yuda mengambilnya, mereka merokok bersama. Isapan demi isapan membuat mereka sedikit melepas ketegangan.

*

Bandung 2019.

20 hari setelah kepulangannya dari Jogja. Mia kembali menjalankan rutinitasnya. Mia yang sering menghabiskan waktunya di luar rumah, kini berada di sebuah taman di kota Bandung yang disebut Taman Lansia. Terlihat banyak orang, serta dagangan di sekitar taman. Mia duduk di bawah pohon besar, menghabiskan waktunya dengan mengerjakan sesuatu di laptopnya. Tidak lama kemudian dia merasa lapar, segera menghampiri para pedagang. Mia yang sedang memilih jajanan, tiba - tiba dia merasa mual, segera menutup mulut dengan tangannya. Aroma yang bikin Mia mual adalah aroma bakso. Mia yang sudah tidak tahan lagi dan mau muntah segera berlari menuju toilet. Mia muntah di wastafel toilet.

Di depan pintu masuk Taman, Mia menelepon Yuda. Telepon tidak diangkat, Mia kesal. Lalu dia berjalan menelusuri trotoar tanpa arah tujuan. Tiba -tiba dari arah belakang sebuah sepeda menyenggol dirinya, Mia terpental, dan Sipengendara sepeda jatuh tersungkur dan sepedanya terbalik. Pengendara tersebut seorang pria tua atau kakek - kakek. Mia kesal, dia perlahan bangkit, jalan pincang untuk menghampiri Kakek-kakek penabrak.

"Woy! hati - hati kalau jalan!," Mia marah sambil menahan rasa sakitnya. Si Kakek tidak bisa berbuat apa-apa, dia meringis kesakitan. Kejadian itu mengundang perhatian orang-orang sekitar.

Mia terus memarahi Si Kakek, orang-orang menenangkan Mia, ada juga yang membantu Si Kakek berdiri.

Sementara itu Yuda sedang mengikuti casting disebuah gedung kreatif, bernama Bandung Creative Hub.

Yuda sudah berdiri di depan para Caster ( Juri ) untuk mempertunjukan kemampuannya. Ruang yang begitu dingin karena AC. Terlihat ada tiga orang caster.

“Silahkan Mas, perkenalan dulu.” Ucap salah satu caster. Kemudian ponsel Yuda berdering.

Caster menyela. "Maaf Mas, bisa dimatikan dulu HPnya atau di silent."

" Maaf - maaf ." Yuda segera mematikan ponselnya. Lanjut memperlihatkan kemampuannya.

Singkat cerita casting pun selesai, terlihat Yuda sama Ryan menuju parkiran motor.

" Langsung balik? nggak ngopi dulu? " Tanya Ryan.

" Nggak Yan, gue langsung ya," Yuda melakukan tos persahabatan dan berpisah dengan Ryan di parkiran.

*

Pulang dari casting. Yuda memarkirkan motornya di depan rumah kost-nya. Terlihat Mia berdiri di depan pintu dengan memasang wajah kesal.

Yuda sudah tahu kalau Mia sedang marah, dia berjalan dengan perasaan tidak enak. "Adegan ini lebih seram dibanding adegan di salah satu scene film conjuring 2." Yuda berbicara dalam hati.

Yuda segera memasang wajah tidak berdosa. "Sorry ya Yang, tadi nggak ke angkat."

Mia kesal . "Kamu tuh buat apa punya hape! kalau susah saat dibutuhkan!,"

Yuda memohon maaf "Aku tadi lagi casting,"

" Udahlah, malas!." Mia bergegas pergi, namun ditahan Yuda dengan meraih tangannya.

Mia menolak. "Lepas ah!," Tegas Mia.

Yuda berusaha dengan menghalangi jalan Mia. "Aku minta maaf ya sayang,"

Mia tidak menjawab, Yuda mengajaknya masuk ke dalam rumah kost dengan usaha lebih "Ya udah, ngobrolnya di dalam yu," Yuda sedikit mencolek dagu Mia. Yuda mendorong pelan Mia untuk berjalan.

*

Continue.

Di dalam kost, Yuda dan Mia duduk bersebelahan di kursi yang sedikit panjang. Yuda memberikan segelas air putih. "Udah kamu minum dulu, tarik nafas, sok."

Mia sedikit meneguk sedikit. "Kenapa sayang?" Tanya Yuda santai.

"Ntar! aku belum mau ngomong! " Pangkas Mia.

Yuda mengalah untuk diam. Dia kebingungan lalu mencari kegiatan sendiri. Dia memainkan sesuatu yang ada di hadapannya. Kunci motor yang dia dapatkan.

Tik, tik, tik, waktu berdetik. Seperti lirik opening lagu kotak yang berjudul "Masih cinta."

Mia belum mau ngomong. Yuda yang sudah merasa bosan karena menunggu Mia bicara, segera mengambil ponselnya.

Mia menghentikannya "Jangan maen hape!,"

Yuda tersentak, replek menaruh ponselnya kembali. Yuda salah tingkah, dia bingung harus melakukan apa. Tampak wajah Yuda yang komedi.

Setelah melewati waktu yang cukup panjang yaitu 15 menit. Mia akhirnya buka suara.

"Aku tuh bete hari ini!" Dialog pertama Mia. Yuda berusaha antusias. "Iya kenapa?,"

" Di rumah sudah seperti nereka! lamaran kerja ditolak! Jangar!! ( Pening )," Mia membeludak.

Yuda yang mendengarkan hanya merespon kalimat kedua. "Di tolak kenapa?" Mia malas menerangkannya. "Taulah! katanya surat - surat tidak lengkap, ribet!,"

Yuda yang mau bicara dipotong Mia. "Terus tadi aku disenggol sepeda!," Mia menunjukan memar di tangan kananya. Yuda matanya membelalak. "Sama siapa Yang?" Yuda berusaha peduli.

"Nggak tau! kakek - kakek tolol, jalan nggak pake mata!," Ujar Mia.

Yuda mengajak Mia ke dokter. "Nggak usah lebah deh..." Kata Mia.

Yuda hanya tersenyum tipis.

"Terus nih daritadi perut sakit," Mia merengek.

Yuda memegang jidat Mia dengan telapak tangannya. "Kamu sakit?," Yuda peduli.

Mia menyenderkan kepalanya di bahu Yuda. " Nggak tau, mungkin aku kecapean aja," Mia begitu merasa nyaman. Yuda mengelus lembut kepala Mia, menenangkannya, Mia memejamkan matanya meresapi elusan Yuda.

*

Keesokan harinya di rumah Mia.

Di kamarnya Mia melihat tanggal di kalender. Angka 20 yang dia lingkari merah adalah tanggal dia meinstruasi yang di tandai dengan tulisan diatas angkanya. Dan hari ini sudah tanggal 28. Mia sangat cemas, tiba-tiba dia mual, langsung bergegas menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Mia muntah kedalam lubang kloset. Dia lemas, sulit untuk berdiri, penuh usaha untuk kembali ke kamar.

Mia sudah duduk di atas kasur, wajahnya terlihat pucat, badanya terasa sakit, lalu segera menelepon Yuda.

Telepon tersambung, Mia membicarakan sesuatu.

"Hallo A, kayaknya benar aku sakit, anter ke dokter."

"Benarkan! kamu sakit! malah dibilang aku lebay,"

"Iya, tapi bukan karena memar tangan... udah sekarang mau anter nggak? malah ceramah! "

"Iya - iya,"

"Cepet ya,"

Mia menutup teleponya.

*

Rumah sakit.

Mia sudah bersama Yuda duduk menunggu antrian. Mia menyenderkan kepalanya di bahu Yuda.

Yuda bertanya "Perut ya yang sakit,"

"Iya, pusing juga," Jawab Mia lemas.

Yuda melihat tangan Mia "Tangan kamu gimana?," Tanya Yuda cemas.

Mia menjawab santai "Ah! inimah nggak apa - apa," Mia memegang tangannya.

Kemudian muncul dokter memanggil nama Mia. "Ibu Sarah Rumia."

Mia berdiri dibantu Yuda dan masuk ruangan. Sedangkan Yuda menunggu di luar.

Mia sudah berada diruangan dokter, duduk berhadapan.

Dokter bertanya "Keluhannya apa Bu Sarah?,"

"Kemarin-kemarin sering pusing Dok, mual, perut sakit juga," Ujar Mia.

Dokter mendengar dan mencatat keluhan Mia. "Sudah berapa hari?"

Mengingat sejenak "Hmm 3 sampai 4 hari,"

"Meinstruasi lancar?,"

"Nah, itu Dok, udah lewat seminggu dari tanggal,"

Dokter terdiam sejenak. "Ya sudah, kita periksa dulu." Dokter mengajak ke ruangan pemeriksaan.

Mia rebahan, kemudian diperiksa oleh Dokter. Sementara di luar Yuda menunggu sambil senyum - senyum sendiri, karena dia baru saja mendapatkan transferan, lewat pesan WAnya.

Mia sudah selesai diperiksa. Dia sudah berada tempat duduknya kembali.

"Bu Sarah, ini resep obatnya," Pangkas dokter sambil memberikan kertas resep obat.

Sarah mengangguk, dan berdiri lalu meninggalkan ruangan.

"Gimana udah?," Yuda langsung beranjak dari tempat duduknya dan sigap menyambut Mia.

"Udah. hayu," Mia dan Yuda pergi. Yuda menuntun Mia yang berjalan lemas sampai luar.

*

Sampai di rumahnya Mia, Yuda berpamitan sambil membuka helmnya Mia. "Aku langsung ya, ada kerjaan," Yuda langsung pamit.

"Iya, aku juga mau langsung istirahat." Balas Mia dengan senyuman.

Yuda menancap gasnya lalu pergi. Tidak lupa melambaikan tangannya, Mia membalasnya.

Mia terus memandangi Yuda sampai menjauh dan tidak hilang dari pandangan Mia. Setelah itu Mia membelok, bukan masuk rumah tapi Mia malah pergi ke suatu tempat dengar gestur mencurigakan.

*

Apotek 24.

Mia masuk ke dalam apotek, dia membeli sesuatu. " Ada tespack Mbak?" Tanya Mia.

"Ada, tunggu ya." Jawab Kasir.

Kasir kembali, dan memberikan test pack, Mia mengeluarkan sejumlah uang dan membayarnya.

*

Di rumahnya, Mia terlihat tidak mengenakan celana, dia duduk di kloset untuk kencing, setelah itu Mia menyelupkan test pack ke dalam genangan air kencingya. Dengan hati berdebar, Mia menunggu hasil test pack tersebut. Beberapa detik kemudian muncul dua garis merah, yang artinya Mia positif hamil. Mia menggelengkan kepalanya, dia terpaksa harus menerima kenyataan kalau dia hamil. Mia merintih, dia kesal dengan meremas testpack yang dipegangnya, dia melemparnya. Mia menangis sampai roboh.

Beberapa jam sebelumnya...

*

Lihat selengkapnya