CITY PURPLE

Yuda Juanda
Chapter #6

Akhir Jalan


Di café tempat kumpulnya Geng Moge Bandung. Mia mendatangi Zaki dan komplotanya.

“Anjing,“ Mia menumpahkan minuman ke badan Zaki.

“Wowowow,” Zaki kaget. Seluruh anggota berdiri.

“Ngapain sia mukulin si A yuda hah !,” Tanya Mia teriak.

“Haha.. kenapa ? kasian ya, mukanya yang ancur tambah ancur.” Zaki tertawa. Seluruh anggota ikut tertawa.

“Anjing sia beraninya keroyoka, ” Mia memukuli Zaki.

“Hei, hei,“ Zaki menghentikan pukulan Mia.

“Heuh lacur ! sia ges diewe sabaraha kali ku Si Yuda, neupi dibela kitu hah!,” Zaki geram.

Mia berusaha melepaskan genggaman Zaki. "Naon bedana jeung sia! sia ge ngewe mantan sia di Kalimantan!," Zaki terdiam.

“Heh, dengernya, sia harusnya bersyukur, nggak gue bikin mati tuh anjing!," Ujar Zaki.

“Lepas !,“ Mia menghempaskan tangan Zaki.

“Lamun Si A Yuda paeh, ieu budak moal aya Bapaan!,” Ucap Mia penuh amarah sambil memegang perutnya.

Zaki kaget, bibirnya terbuka mendengar ucapan Mia. Seluruh anggota saling lirik. Mia segera pergi.

“Jadi sia hamil hah ! dasar pelacuuuuur!,” Teriak Zaki. Mia terus melangkah tidak memperdulikan perkataan Zaki. Zaki membanting kursi yang ada di dekatnya. Seluruh anggota terdiam.

Mia berjalan menulusuri pemukiman "Itulah akhir cerita aku dengan Zaki, ketua geng yang paling pengecut yang pernah aku kenal. Cerita dengan dia bagiku sangat tidak menarik, momen yang paling mungkin aku ingat ya ketika bercumbu, dan sama sekali sekali tidak membuatku nagih, dan selebihnya sangat mudah aku lupakan. Goodbye bewok," Mia bicara dalam hati.

*

Bandung 2020. Rumah Adriana.

Zaki bersama kedua orangtuanya duduk bersama Adriana dan orangtuanya. Hari itu adalah acara lamaran Adriana. Mereka tampak bahagia, dengan jamuan makanan serta kopi. Zaki izin keluar, katanya dia ingin ke warung mencari rokok. Ternyata Zaki pergi kebelakang rumah, untuk merokok. Pergi ke warung hanya alasan saja. Zaki membuka ponselnya, mencari sebuah kontak, kontak bernama " Mia Loved " Zaki ragu untuk meneleponnya. Zaki mengurungkan niatnya lalu membuka galeri dan mengenang foto-fotonya waktu bersama Mia. Zaki dikagetkan oleh suara Adriana yang memanggilnya. "Ki, kesini ngapain berdiri disana," Zaki segera mematikan rokok dan membuangnya.

*

Yogyakarta 2023.

Di dalam kereta Yuda dan Mia duduk berhadapan, keduanya tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mia masih dalam keadaan sedih, dia menatap ke arah luar jendela. Kupingnya ditutup oleh headphone. Yuda ingin bicara, namun masih menyesal akan perbuatannya kepada Mia. Suasana canggung kembali menyelimuti mereka. Tidak ada obrolan diantara mereka hingga sampai di stasiun Bandung.

*

Malam tiba.

Mia masuk rumah Ibu, diikutin Yuda. Ibu sudah ada di ruang tengah bersama Abi.

“Mi, udah pulang?,” Sapa Ibu.

"Bunda..." Abi berlari menghampiri Mia. Mia memeluknya. Abi bertanya "Ayah mana?,"

Yuda muncul dari belakang Mia. "Dek Abi," Yuda sumringah. "Ayah..." Abi segera memeluk ayahnya. Tampak mereka menyembunyikan masalahnya di depan Abi.

Mia memberikan sesuatu ke Abi. "Dek, ini untuk Abi," Mia menyodorkan keresek oleh-oleh. Abi bergegas mengambilnya penuh antusias.

“Bu, bawa Abi ke kamar!,” Mia berbisik.

Ibu menyadari kalau Mia dan Yuda sedang tidak baik-baik saja dan segera menuruti perintah Mia.

"Abi, temenin Nenek ke kamar yuk, sekalian bongkar itunya di kamar " Ajak Ibu, dan menunjuk kantong oleh-oleh.

Abi mengangguk, dia sudah membukanya sebagian "Yey.. yey.. Saurus lagi," Abi senang kegirangan sambil terus berjalan bersama Ibu. Mia berjalan ke arah dapur. Yuda mengikutinya.

Di dapur Mia membuka kulkas dan mengambil minuman.

“Mi, maafin aku Mi,” Rintih Yuda.

Mia meneguk airnya untuk menenangkan dirinya.

“Sumpah! Aku kelepasan, aku nyesel Mi,” Yuda memohon.

Mia masih tidak menjawab.

“Mi, maafin aku. Kamu ngomong dong Mi!, ” Paksa Mia.

Akhirnya Mia ngomong. “Kamu bisa nggak! jangan ngoceh mulu, bisa nggak tenang dulu! aku tuh capek! kita kan baru sampai! emangnya kamu sendiri nggak capek apa! ... please, kasih aku waktu sebentar! Pangkas Mia. Yuda terdiam.

*

Di kamar Ibu.

Dari dalam kamar Ibu mendengar perdebatan Yuda dan Mia. Ibu membantu Abi membuka oleh-olehnya, di sana ada Bapak yang menatap mereka. Kemudian dari mulut Bapak menetes iler. Ibu yang melihatnya segera mengelapnya. Abi terus fokus dengan barang-barangnya.

*

Bandung, Januari 2023

D imobil di perjalanan pulang menuju rumah, terlihat Abi sudah bisa pulang dari rumah sakit. Abi duduk di lahun sama Mia di jok depan, sedangkan Yuda menyetir. Tampak wajah bahagia dari Yuda dan Mia. Abi terlihat masih sedikit lemas. Abi terus memegang mainan dinosaurus favoritnya yaitu si Saurus.

"Abi mau beli lagi Saurus nggak? " Tanya Mia menawarkan.

"Hmm mau, tapi Abi mau nonton filmnya ada nggak Bunda?," Kata Abi.

"Oh, nanti atuh kita beli kasetnya ya,"

"Nah, sebelum beli kasetnya, gimana kalau kita beli makan dulu?" Ajak Yuda. "Mauuuu.. Yah..." Jawab Abi bahagia. " =Yaudah Abi mau apa?" Tanya Yuda. "Mau... ehmm beli es krim" Jawab Abi. "Okey." Tutup Yuda.

Sampailah mereka di sebuah jajanan Es krim yaitu Mixue ice cream & teh. Abi di lahun Mia, sedangkan Yuda memesan. Pesanan datang, mereka menikmati sajian es krim lembut tersebut.

"Gimana enak nggak Yang?," Tanya Mia Abi. "Enak Bunda... manis," Jawab Abi. " Abi jangan sakit - sakit lagi ya, biar nanti Abi bisa makan es krim lagi," Kata Mia. Abi hanya menganggukan kepalanya. Abi beranjak dari lahunan Mia, dan pindah ke Yuda. "Yah, keluar yuk," Ajak Abi. "Hayu," Jawab Yuda.

Yuda dan Abi beranjak dari tempat duduk menuju luar. "Bunda, hayu ikut?," Tanya Abi ke Mia. "Hayu,"

Abi digendong Yuda, Mia di sebelahnya. Abi menikmati udara luar, karena sudah lama terbaring di rumah sakit. Mia tersenyum lebar melihat Abi begitu bahagia ketika dengan Ayahnya itu. Abi pun kembali ceria.

*

Bandung 2022. PT Indojaya.

Sekitar pukul 08 pagi Mia sampai di kantor, dan memarkirkan mobilnya. Mia kaget tangannya dipegang seseorang, itu ternyata Yuda.

"Yang, aku mau ngomong!," Tanya Yuda sambil menarik tangannya Mia.

"Lepas! sakit!,"

" asih aku kesempatan atuh! ]," Yuda memohon.

"Iya, ini lepas!" Mia meminta Yuda melepaskan genggamannya.

"Bakal aku lepasin, tapi kasih aku kesempatan dulu" Paksa Yuda.

" Malu atuh A, ini tempat umum!,"

"Iya, kamu jawaba dulu."

Mia membutuhkan waktu untuk menjawab "Iya. Insallah!,"

"Jangan insyallah,"

"Ya, terus mesti janji gitu! aku nggak mau! kalau aku mati besok atau nanti!, atau sejam lagi gimana!," Papar Mia.

Yuda perlahan melepaskan genggamannya. Mereka sejenak terdiam. Mia menarik nafas dalam-dalam.

"Ya, sudah nanti kamu jemput aku sepulang kerja, kita cari tempat makan." Ucap Mia malas.

*

Bandung 2019.

Rumah Mia.

Di ruang Tengah, Mia duduk bersebelahan dengan Yuda. kala itu Yuda tampak sehat namun masih diperban di bagian jidat dan mata. Mereka berhadapan dengan Ibu dan Bapak. Di tengah-tengah ada Bi Sari.

“Ada apa ini, asa rareuwas” Ucap Ibu panik. Sedangkan Bapak hanya menatap keduanya tajam.

Suasana hening. Bi Sari membuka percakapan.

“Gini Bu, Pak.” Bi Sari ragu.

Ibu dan Bapak melirik ke Sari.

“Euhh.. Si Mia hamil.” Tegas Bi Sari memberanikan diri.

Ibu kaget dan mencoba mencerna perkataan Sari. Mia menahan air matanya. Yuda mengusap pundak Mia.

“Bener?,“ Tanya Ibu untuk meyakinkan.

Mia memeluk Ibu, tangisnya pecah. Ibu pun ikut menangis melihat Mia seperti itu membuat Ibu juga yakin akan kata Sari.

“Maafin Mia Bu.” Ucap Mia tersedu.

Yuda menunduk menahan tangis. Bapak berdiri meraih Mia, dan menamparnya. Telapak tangan Bapak mendarat keras di pipi Mia. Ibu histeris. Bi Sari mencoba memisahkannya, Yuda menyalip dan mendorong Bapak namun Bapak tegap.

“ BAPAK !“ Teriak Ibu.

Bapak ditahan Bi Sari, Mia roboh dan terus menangis, Yuda segera memeluknya. Ibu menangis keras. Suasana rumah yang awalnya hening berubah menjadi ricuh.

“Malu=maluin!,” Bapak teriak.

Bi Sari terus menahan Bapak dengan memegangi badanya. “Aing sekolahin tinggi-tinggi ! balasannya ini!. Lanjut Bapak.

“Pak, udah!, “ Ibu memotong.

“Nyekolahin kamu teh, nggak murah heuh!, aing mesti banting tulang buat biaya sekolah maneh teh!, “ Bapak menunjuk Mia.

“A, udah. Udah.” Bi Sari coba menenangkan Bapak. “Sok.. sekarang kamu mau jadi apa!“ Tegas Bapak.

“Dari kecil dididik, udah gede malu-maluin, ngelempar tai ke wajah orangtua!,“ Lanjut Bapak.

“Kalau nggak bisa balas budi ke orangtua, minimal nggak malu-maluin!.” Bapak terus bicara.

“Kalau Bapak malu punya anak kayak aku, bunuh aja Pak! bunuh! .“ Mia menjawab. Yuda terus menenangkan Mia. Mata Bapak membelalak mendengar Mia melakukan perlawanan.

“Terus Bapak nyesel udah biayaan aku, kalau Bapak..“

“Eh.. maneh ngalawan hah!,” Bapak memotong omongan Mia.

Bapak menyeret Bi Sari, Bapak coba meraih Mia, segera dihalangi Yuda. Namun Yuda dengan kondisinya yang masih lemah tak mampu menahan dorongan Bapak. Yuda terjatuh. Bapak menarik Mia, dan akan kembali melayangkan telapak tangannya ke wajah Mia. “ CUKUP PAK !! “ Teriak Ibu. Membuat Bapak berhenti seketika.

“Cukup Pak ! cukup! cukup Bapak nampar Ibu, mukul Ibu, jangan lakukan itu ke Mia,“ Ibu menghampiri Bapak.

“Mia anak Bapak!, darah daging Bapak!, dia sedang mengandung cucu Bapak ! Bapak mau mukulin Mia hah ! mau mukulin dia sampai mati! biar sekalian mati sama cucu Bapak! kalau Bapak marah sama Mia, pukul Ibu saja Pak ! pukul ! Ayo pukul !,“ Ibu menarik tangan Bapak supaya Bapak memukulnya. Namun Bapak tidak melakukanya. Bapak berfikir, Bapak menggeram. Terus mengatur nafasnya. Lalu Bapak pergi. Mia berlari kearah ibu dan memeluknya, tangis keduanya pecah. Bi Sari tak bisa berkata-kata. Bi Sari mengatur nafasnya. Bi Sari melirik ke arah Yuda. Yuda menatapnya. Bi Sari mengisyaratkan Yuda untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Lalu Bi Sari ikut memeluk Ibu dan Mia.

*

Taman Superhero.

Setelah kejadian itu, Yuda dan Mia menenangkan diri di taman superhero. Mereka duduk bersebelahan dengan dua minuman di tangan mereka masing-masing. Kedua menatap ke depan.

“Itu.. yang bikin aku males di rumah.” Imbuh Mia.

Yuda hanya melirik dan mengusap pundak Mia.

“Bapak tuh keras dari dulu, bawaannya panas.. kalau ada masalah. Nggak bisa apapun diselesaikan dengan dingin. parahnya kali ini Maen tangan” Ungkap Mia.

Terik matahari menyinari wajah mereka. Yuda melindungi wajah Mia dengan tangan. Yuda tidak nyaman. Mia juga wajahnya penuh keringat karena kepanasan.

“Yang, kita pindah yu, panas di sini.” Kata Yuda sambil menarik pelan tangan Mia.

Mia ikut beranjak dari tempat itu. Akhirnya mereka menemukan tempat yang sedikit teduh karena di payungi pohon besar.

Yuda dan Mia Kembali duduk. Mia melanjutkan obrolannya.

“Kamu Tunggal Mi?“ Tanya Yuda dengan hati-hati.

“Iya.”

“Ya, harusnya Bapak bisa melindungi keluarganya sendiri bukan malah kayak gitu,” Lanjut Mia.

“Mungkin itu cara Bapak.” Kata Yuda.

“Iya cara Bapak yang nggak bisa kita terima,“

“Iya sih Aa juga tadi ngeliatnya kesel, tapi mau gimana lagi itu tetap Bapak kamu Mi. Dia yang bisa jadi wali sah dipernikahan kita nanti,”

Mia melirik ke Patung Iron Man ( Superhero ). “Harusnya sosok Ayah itu menjadi pahlawan untuk anaknya, khususnya keluarganya.“ Ujar Mia.

Yuda mengangguk meng iya - kan argumen Mia.

“Aku juga bener-bener baru tau kalau Bapak kamu kayak gitu. Kamu nggak pernah cerita.” Ucap Yuda.

“Ngapain juga cerita, males !. lagian itu aib keluarga. Dari dulu aku ingin cerita ini berakhir,” Jelas Mia.

 "Kenapa ya Bapak kamu bisa sekasar itu?,"

 "Hidup Bapak keras sejak dia kecil, mungkin lebih keras dari kita. Aku juga tahu dari Ibu." Jelas Mia.

Mereka terdiam sejenak.

“Kalau nanti kita nikah, kamu harus bawa aku jauh dari rumah,” Lanjut Mia.

“Iya.”

“Mau nge - kost juga hayu, asal kamu bawa aku pergi dari rumah.” Jelas Mia.

Lihat selengkapnya