Malam itu adalah malam yang dingin sekali, langit malam terlihat sedih, sama halnya dengan seorang gadis kecil di rumah yang kosong dan berantakan itu. Tubuh mungilnya terduduk di belakang pintu, ia menangis. Kehidupannya hancur, ia kehilangan ibunya.
"Hiks.....Hiks....Hiks, mamah," isaknya.
Tidak ada satu pun orang yang mendengar isakkan gadis kecil itu. Di rumah yang sederhana tersebut hanya tinggal dirinya sendiri, tanpa orang lain.
"Hiks..... mamah."
"Mamah, hiks. Aku mau mamah," tangisnya.
Dari luar ada yang menggedor-gedor pintu, "Claretta!" panggilnya.
Tubuh Claretta menegang seketika, tangisnya berhenti namun jatungnya berdebar dengan hebat ia ketakutan.
"Claretta buka pintunya!" titah seseorang itu.
Claretta menjauh dari pintu, gadis kecil itu menggeleng kuat, "Claretta sayang, ini ayah nak, buka pintunya," seru seseorang itu dengan halus, berusaha membujuk Claretta.
Bukannya membuka pintu, Claretta kecil berlari cepat menuju kamarnya dan mengunci kamar itu.
Brak.....
Pintu rumah terbuka paksa dengan dobrakan seorang Pria dewasa yang merupakan ayah kandung dari Claretta.
"Gadis kecil yang manis, kamu dimana," tanyanya.