CLARETTA

Niza Angel Lia
Chapter #3

Racunnya Claretta

"Saatnya jam istrihat.... saatnya jam istirahat."

Terdengar suara robot dari speaker sekolah, memanglah di SMAN ALTHAS memiliki banyak sekali keunikan, dari seragam, bangunan sekolah, fasilitas, bahkan sampai suara bel sekolah yang di desain sedemikian rupa agar membuat murid-murid di sana betah bersekolah.

Sorak ramai terdengar di penjuru sekolah, dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas, semua murid berhamburan keluar kelasnya, berlari ke sana-sini bagaikan menari-nari karena merasa begitu bahagia. Menurut mereka, hal yang paling bahagia di sekolah hanyalah ada dua, Dia Orang Istimewa dan juga jam istirahat.

Seorang cowok tampan masih terduduk di bangku kelasnya, di hadapan cowok itu masih berserakan buku-buku pelajaran Fisika. Memang, menjadi anak IPA, Fisika dan Matematika adalah sesuatu yang wajib, dan tiga hari tertulis jadwalnya, parahnya lagi, Matematika itu di bagi menjadi dua, jika muridnya bukanlah anak pintar, mungkin ia akan terus mengeluh. Cowok itu melepas kacamata bacanya, sengaja sekali ia menggunakan itu karena ingin menjaga matanya yang terlalu sering berhadapan dengan tulisan-tulisan rumit.

Cowok itu membereskan buku-bukunya dan menyusunnya rapih di atas meja besar di hadapan dirinya, ia duduk sendiri. Setiap kelas, satu murid memiliki satu bangku dan meja, boleh di gabung jika hanya ada tugas kelompok. 

Tubuh tinggi tegapnya terlihat sempurna dengan tambahan dada bidang dengan sedikit otot di kedua lengannya. Ia menyisir rambut hitam legamnya ke belakang dengan tangan kanan, tangan kirinya memasuki kantung celana, menyusul pula tangan kanan. Cowok itu berjalan ke arah luar kelas, saat sampai di depan pintu, terlihat dua laki-laki sedang menggosipkan berita hot yang terjadi pagi ini.

"Khem," deham cowok itu yang berhasil mendapat respon terkejut dari kedua temannya.

"Anjir lu Troy! Ngagetin," seru Revan sambil memegang dadanya secara dramatis.

"Gua kira yang deham tadi si Claretta," balas Andi.

Cowok itu bernama Troy Ardyansyah, lelaki tampan dengan tubuh tinggi dan tegap, dada yang bidang, juga tubuh yang berotot, jangan lupakan perutnya yang membentuk enam roti, alias sixpack. Selain memiliki IQ yang tinggi, Troy juga memiliki banyak bakat, di bidang olah raga seperti Badminton dan Futsal, juga di bidang kesenian seperti bermain gitar dan bernyanyi. Karena memiliki proporsi tubuh yang sangat pas, ia bahkan di angkat menjadi ketua Paskibra di SMAN ALTHAS.

"Lagian, lu berdua cowok tapi kerjaan gibah mulu," ujarnya.

Kedua temannya terkekeh bersama lalu bertos ria. Revan, laki-laki itu tidak kalah tinggi dengan Troy, hanya saja Revan merupakan seorang murid yang memiliki predikat sangat jelek di sekolah itu. Sementara cowok yang terus cengengesan dari tadi, namanya adalah Andi. Dia tinggi, tetapi kalah dengan Revan dan Troy yang kelewat tinggi. Ia pintar, tetapi tengil. Memiliki jiwa humoris yang tinggi, jangan bilang sedikit cewek yang mau dengannya, nyatanya banyak sekali cewek yang mengantri untuk ia pacari, walau mereka sadar Andi adalah Playboy.

"Kita di suruh ngambil gitar yang kemarin tertinggal di BK," ujar Andi.

Revan natap temannya itu dengan pandangan kesal, "Mager."

Troy tertawa, dan menampilkan lesung di pipi kanan miliknya, "Mager, atau karena ada bu Sri?" tanya Troy di sela tawanya.

Revan berdecak sebal, "Lu kayak gak tahu aja orang itu. Demen banget ngomelin gua, padahal gua gak salah," ujarnya.

"Muka lu yang salah! Lagian punya muka judes banget kayak cewek," balas Andi dan ia tertawa.

Alasan mengapa guru-guru pada sebal dengan Revan selain karena ia BadBoy, cowok itu juga memiliki wajah yang judes.

"Berisik," balasnya sinis.

"Ikut aja sih. Gitarnya ada tiga, gak mungkin gua bawa dua," ujar Troy.

Andi mengangguk setuju, tetapi Revan menggeleng, "Mending gua ke kantin, dah lah, duluan!" ketusnya lalu pergi meninggalkan Troy dan Andi.

"Dasar baperan, PMS ya lu!?" pekik Andi yang membuat orang-orang menatapnya dengan pandangan tidak suka.

"Udah woi, yuk buruan keburu di omelin," ajak Troy.

Mereka berdua pun bergegas pergi menuju ruang BK yang berada tidak jauh dari koridor kelas dua belas IPA. Sesampainya di sana, Troy mengetuk pintu pelan, dan membukanya perlahan. Saat pintu itu telah terbuka sedikit, terdengar di dalam sana Bu Sri yang sedang marah-marah menggunakan logat sunda andalannya. Sampai-sampai Bu Sri tidak menyadari kehadiran Troy dan Andi. Andi menatap gadis yang sedang terduduk manis dengan pandangan biasa, karena ia tahu cewek itu pasti telah berbuat ulah lagi. Sementara Troy manik mata abu-abu miliknya, menatap gadis yang terlihat santai itu dengan pandangan tidak suka. Gadis itu duduk di sopa ruangan itu dengan menyenderkan punggungnya, serta melipat tangannya di depan dada bagaikan seorang bos.

"Permisi ibu," ujar Troy.

Bu Sri berhenti mengomel saat mendengar suara bass yang terdengar begitu merdu, lalu guru yang masih terbilang muda itu menatap Troy dengan senyuman genit ala dirinya, "Hai, Troy. Ada apa?" tanyanya dengan lembut.

Melihat itu semua, gadis yang sedang terduduk itu menampilkan wajah eneknya, lalu mengerling kan mata cantik miliknya.

Lihat selengkapnya