Lima bulan lalu ....
Untuk kesekian kali, perempuan itu terbaring lemah di atas ranjangnya. Sudah berhari-hari, ranjangnya menemaninya dalam rasa nyeri yang bertubi-tubi menghantam perutnya. Sudah menjadi hal biasa penyakit yang menyerang tubuh ibunya kambuh kembali. Perempuan itu bisa menerimanya, berharap penyakit itu bisa disembuhkan dengan beberapa butir obat saja. Namun, dugaannya terlempar jauh, memecah keyakinannya yang sudah ditanam bertahun-tahun mengenai kondisi ibunya. Kini, sisa hidup ibunya hanya beberapa bulan lagi. Berita yang sangat menyakitkan.
“Bagaimana keadaannya, Dok?” Laki-laki itu bertanya dengan tangan bergetar. Dianra, perempuan berambut sebahu itu hanya berdiri dengan tatapan kosong di samping pintu operasi. Sanak keluarga berkumpul di ruang tunggu. Kesedihan dan keresahan hadir memenuhi suasana di ruangan ini. Berbagai macam doa terlantun merdu, menebarkan kekuatan kepada ibu Dianra.
“Kondisinya akan membaik. Walau tumor di ginjalnya sudah kami angkat, tetapi besar kemungkinan kanker itu tetap ada, dan bisa membuat tumornya hidup kembali di bagian tubuh yang lain,” ucap dokter tersebut. Raut wajah dokter itu tampak tenang saat menghadapi Ayah yang gemetar khawatir.
“Baik, Bapak bisa ikut saya ke dalam,” lanjutnya. Ayah mengangguk, menyeka keringat dingin di dahinya. Dianra ikut melangkah di belakangnya, dokter dengan jas putih dan kemeja biru kotak-kotak itu masuk ke ruangannya. Mempersilakan Dianra dan ayahnya duduk.
Mata Dianra langsung membulat melihat potongan daging bercampur darah tergeletak di sebuah piring perak kecil. Perempuan itu terpaku, menatap potongan daging di hadapannya. Apa yang harus dia perbuat. Dokter menghela napas sebelum dia menjelaskan perihal penyakit ibu.
“Ini adalah potongan daging dari ginjal kiri Bu Santi. Bisa dilihat di sini. Ginjalnya rusak karena serangan tumor. Tumor itu semakin membesar sehingga ginjal kiri Bu Santi harus kami angkat. Namun, bukan hanya ginjal kirinya yang bermasalah, melainkan juga ginjal kanan. Efek kesalahan operasi lima tahun yang lalu menjadi amat parah. Masalahnya, tumor ginjal ini hanyalah salah satu efeknya. Penyakit Bu Sinta sudah amat parah. Kalau perhitungan saya tidak salah, sisa hidup Bu Sinta mungkin sekitar ... sebelas bulan lagi. Mari berharap perhitungan saya salah dan Bu Sinta bisa hidup lebih lama dari itu.” Dokter itu memandang mereka berdua yang masih tercengang mendengar penjelasan singkat tersebut.