Clown Terror

Noura Publishing
Chapter #2

Apalah Arti Sebuah Nama

Hampir semua orang di sekolah senang berjejal di lorong-lorong kelas. Anak perempuan terlihat sibuk dan tertawa cekikikan dengan kelompoknya masing-masing. Ada juga yang berlarian mengejar anak lelaki yang mengisengi mereka.

Teeet ....

Bunyi bel membuat kegiatan itu buyar. Semua teman yang masih berada di luar kelas, bergegas masuk. Berlarian menuju mejanya masing-masing.

Aku anak yang lebih suka duduk di bangku tanpa teman. Kali ini kesendirianku di bangku kosong harus berakhir. Sesuatu yang penuh kejutan terjadi pada hari ini.

Begitu bel berbunyi, ibu guru manis yang biasa kami panggil Miss Jenni, memasuki kelas dengan langkah kakinya yang anggun. Beliau tidak sendiri. Di belakangnya berdiri seorang anak perempuan yang terlihat sedikit kaku.

Seperti biasa, kelas akan berdengung jika ada warga baru muncul. Aku perhatikan anak baru itu. Dia melihat Miss Jenni, lalu menunduk. Mungkin memandang lantai atau melihat tali sepatunya yang belum terikat. Entahlah.

“Anak-Anak, hari ini kita kedatangan seorang murid baru.” Miss Jenni memulai perkenalan yang sudah lumrah itu. “Ayo, perkenalkan dirimu!” lanjutnya.

Anak baru itu mengangkat wajahnya. Dia terlihat bersemu merah. Ah, mungkin aku memperhatikannya terlalu detail.

 Kelihatannya, dia sedikit tegang, barangkali karena suasana yang asing. Aku maklum, aku pernah juga merasakan hal yang sama, saat pertama kali menapakkan kaki di sekolah baru.

Miss Jenni kembali menyuruh diam beberapa anak yang masih saja cekikikan.

Anak baru itu memperkenalkan dirinya. “Hello! My name is … Rapunzel Randall” katanya sedikit malu-malu.

Hampir semua anak tergelak saat mendengar namanya yang unik itu! Bayangkan, Ra-pun-zel! Kenapa orangtuanya yang memberi nama seperti itu? Adakah kaitannya dengan tokoh film Rapunzel yang berambut panjang itu?

Seisi kelas mulai berbisik, beberapa anak terlihat cekikikan, bahkan ada yang menyeletuk, “Hah? Gak salah, tuh? Hahaha!”

“Itu nama princess yang rambutnya panjang, kan?”

“Anak-Anak, tolong dengarkan dulu. Teman baru kalian belum selesai bicara,” kata Miss Jenni dengan tegas.

Anak baru itu hanya menunduk, lalu kembali mengangkat kepalanya dan bicara, “Mm, silakan panggil aku Ranzel atau cukup Ra. Nice to meet you guys!”

Hmm, aku kaget sekaligus suka melihat cara anak baru itu mengatasi kegugupannya. Sepertinya dia cukup mampu mengendalikan emosinya, bahkan mampu membuat suasana jadi rileks. Dan, perkenalan basa-basi itu pun berakhir dengan senyum yang teramat manis dari Rapunzel.

Lihat selengkapnya