Codex Genetika

Firsty Elsa
Chapter #13

Rahasia Empat Jurnal

Di dalam lab biologi yang sunyi, hanya suara gemerisik kipas angin dan sesekali langkah kaki siswa di luar pintu yang terdengar. Zunaira masih mengenakan jas lab putih yang kebesaran, membuatnya terlihat seperti seorang ilmuwan muda. Tablet di tangannya menyala terang, menampilkan halaman artikel yang penuh dengan teks dan foto-foto hitam-putih yang sudah mulai memudar.

Wajah Zunaira penuh konsentrasi, tapi juga menyiratkan kebingungan yang mendalam. Tangannya sesekali menyentuh layar, memperbesar atau menggulirkan teks, mencoba mencerna informasi tentang kakeknya dan beberapa ilmuwan lainnya yang pernah bekerja bersamanya. Beberapa artikel menyebutkan nama-nama asing, teori ilmiah, serta proyek-proyek misterius yang sulit dipahami.

Zunaira mendesah pelan, tangannya menekan pelipis. "Kenapa semua ini kayak teka-teki yang nggak ada ujungnya..." gumamnya pada diri sendiri.

Sesaat kemudian, pintu lab terbuka perlahan, dan Tabitha muncul dengan wajah sedikit lelah. Dia membawa dua gelas plastik berisi minuman dingin di tangannya. "Sorry lama. Gue mampir beli minuman dulu. Lo kelihatan butuh ini," katanya sambil menaruh satu gelas di meja Zunaira.

"Thanks," jawab Zunaira, tapi pandangannya masih terpaku pada tablet.

Tabitha mendekat, melirik layar tablet itu. "Masih tentang artikel itu?" tanyanya sambil menarik kursi dan duduk di sebelah Zunaira.

Zunaira mengangguk. "Iya. Tapi, semakin gue baca, semakin banyak yang nggak gue ngerti. Artikel-artikel ini... kayak sengaja nggak ngasih informasi lengkap."

Tabitha mulai menyeruput minumannya pelan. "Lo yakin ini ada hubungannya sama jurnal yang kita temuin?"

Zunaira mengangguk lagi, kali ini lebih tegas. "Gue nggak tahu gimana caranya ngejelasin, tapi firasat gue kuat. Ada sesuatu yang kakek gue sembunyikan. Dan gue harus tahu apa itu."

Tabitha menatap temannya dengan serius. "Kalau firasat lo sekuat itu, berarti kita harus terus cari tahu. Gue bantu lo, Nai. Kita bakal bongkar semuanya."

"Ta, kakek gue nggak sendiri. Ternyata dia tergabung dalam tim 'Empat Serangkai'. Mereka sangat dikenal publik pada masa itu. Bahkan, semua orang sangat menghormati mereka," ujar Zunaira dengan nada yang lebih rendah, mencoba mencerna informasi yang baru dia temukan.

Dia memperlihatkan tablet itu kepada Tabitha, menampilkan artikel yang memuat empat nama yang sangat dikenalnya, terutama nama marga. "Ghani Nabastala, Juna Biantara, Tama Harsa, dan Edward Hisahito." Zunaira mengulangi nama-nama itu dalam hati, mencoba menganalisis lebih lanjut.

Tabitha memandangi layar tablet dengan ekspresi tak percaya. Matanya melotot sedikit, lalu mulutnya terbuka. "Mereka... kakek kita?" gumamnya, suaranya penuh kekagetan dan kebingungan.

Zunaira mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan campuran rasa tak percaya dan kebingungan. "Iya, Ta. Ini bukan kebetulan. Pasti ada hubungannya kenapa kita bisa nemuin potongan peta itu. Kakek gue ada di tim yang sama dengan kakek lo, Angga, dan Daniel. Mereka... mereka kayak punya sejarah yang nggak banyak orang tahu."

Tabitha menelan ludah, otaknya mulai bekerja cepat mencoba memahami apa yang baru saja Zunaira temukan. "Ini... jadi selama ini mereka satu tim?"

Zunaira mengangguk lagi, matanya tertuju pada artikel yang masih terbuka di layar. "Iya. Semua ini berhubungan, Ta. Tapi masalahnya, nggak ada banyak informasi yang bisa kita temuin tentang mereka. Artikel-artikel ini sengaja menghilangkan jejak-jejak penting."

Tabitha menggigit bibirnya, berpikir keras. "Berarti, yang kita temukan itu nggak sembarangan. Ada sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kita kira."

"Kita harus cari tau, Ta. Gue yakin ini nggak sembarangan." Zunaira mencoba meyakinkan firasatnya.

Lihat selengkapnya