COFFE BREAK

ST Nuraeni Ependi
Chapter #1

Gadis Anggun

“Keanggunan Murni Adalah Tabiat Asli Perempuan”

Hamparan awan berwarna hitam legum menyelimuti bentangan cakar langit, ini pertanda bendungan air sudah tak tertahan. Rintik hujan mulai berjatuhan, jatuh secara perlahan dan membentuk jutaan air secara bersamaan. Aroma khas hujan merintik menyerbak di atas tanah yang kering, mengepul lalu membiarkan aromanya melayang di udara. “Ya, aku menyukainya. Aroma yang begitu khas ini sungguh aku nantikan.” Rintikan hujan makin membesar, menyelimuti seluruh tubuh gadis yang tengah menikmati rintikannya;dia tenggelam dalam aroma dan suasana berisik. Memutar-mutar tubuh indahnya, berdansa sendiri kesana dan kemari sembari tersenyum lebar dengan penuh kehangatan.

Aku menyukai rintik hujan, menari lalu mengitari seisi bumi

Sesudahnya, mereka menyelimuti orang-orang yang sakit hati dikarenakan patah hati

Hujan adalah sebuah anugerah yang tidak tertandingi, karena dia. 

Mereka menjadi satu dalam ikatan yang suci

Teruntuk yang sedang jatuh hati jangan dimabuk dengan ikatan yang tak pasti, memang awalnya sangat happy tapi akhirnya sedikit sakit hati.”

***

Tik …

Tik …

Tik … rintik hujan kian deras juga kencang, awan mengumpulkan dengan warna pekat nan keabuan – membasahi semua genting secara perlahan, menyebar luas ke daratan maupun lautan. Semua orang berteduh dan saling menghangatkan satu sama lainnya. Suara lonceng berbunyi pertanda ada orang yang akan memasuki ruang sepi nan hangat dalam balutan melodi yang romantis.

Bonjour.

 “Bonsoir, Selamat datang Nona cantik.” Sapaan itu Latisya balas dengan senyum yang merekah, menyambut pelanggan dengan ramah sembari mengantarnya pada meja kosong, dengan sedikit riakan air terjun kecil yang dibuat Latisya bersama suami. Dan hal ini membuat siapapun yang datang ke tempat ini menjadi begitu tenang.

     Senyuman itu dibalasnya dengan senyuman tulus dan juga merekah seperti bunga mawar yang senantiasa menunggu musim yang cerah. Sesudah membalas senyuman itu, badannya yang tegap juga ramping itu dia sandarkan di atas kursi. Lalu memesan beberapa hidangan yang cukup populer di kedai.

Lihat selengkapnya