Suasana kelas sudah sepi. Tidak ada lagi perkuliahan di kelas Aletha and the gank. Hanya tinggal Aletha, Shita dan Keyla yang tinggal di ruangan.
Gadis berkulit putih khas orang Indonesia itu pun membuka tutup toples dan mengeluarkan tiga cokelat dari dalam toples yang terdiri dari dua cokelat putih dan satu dark chocolate. Aletha meletakkan ketiga cokelat itu di meja, tepat di hadapan Shita. Dia mengeluarkan tiga cokelat lagi untuk dirinya dengan komposisi yang sama.
"Lah, buat gue mana?" protes Keyla yang tidak diberikan cokelat oleh sahabatnya itu.
"Emmmm, lo lagi patah hati?" tanya Aletha.
Keyla tertawa dengan penuh penghinaan. "Kapan sih gue patah hati? Sorry ye, tapi ga ada istilah patah hati di kamus hidup gue," ucap Keyla dengan mantap.
"Lo kan ga laku, makanya ga pernah ngerasain patah hati," kata Shita dengan tatapan sinis.
Wanita dengan bibir tipis itu tersenyum miring. "Gue tuh bukannya ga laku, tapi gue terlalu mahal untuk didapatkan oleh cowok-cowok di sini. Ibarat guci nih ye, harga gue tuh mahal banget, yang nyari ya konglomerat. Anak kuliahan mana mau beli guci mahal. Pada kere!"
Tipe cowok idaman Keyla itu kayak Song Jong Ki. Bahkan Keyla selalu mengaku kalau Song Jong Ki itu kekasihnya. Cakep, putih, tinggi, berkharisma dan yang paling penting tajir. Kalau buat calon pacar real-nya nanti, nggak terkenal juga ga masalah. Tapi dia harus bermobil dan juga mapan.
Penampilan Keyla pun berbeda dari Aletha dan Shita. Keyla itu tampak terurus. Bukan berarti Aletha dan Shita kucel, tapi gadis berambut ikal itu rajin perawatan ke salon. Lebih bling-bling kalau sedang bersama Aletha dan Shita. Pakaian bermerk semua. Wajah bermake-up. Anak kuliahan pasti mikir kalau Keyla itu 'cewek mahal'. Jadi mereka yang tertarik pada Keyla sudah gengsi duluan dan memilih memendam perasaannya.
"Lo matre!" Gadis berambut lurus itu lagi-lagi membalas ucapan Keyla.
Aletha hanya menyimak, bersandar ke bangku sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Selalu saja Shita dan Keyla adu mulut. Tidak ada satupun dari mereka yang mau mengalah.
"Gue bukannya matre. Gue itu realistis. Emang lo jalan-jalan pake cinta? Lo makan pake cinta? Ngga kan? Butuh duit buat makan sama jalan!" ucap Keyla tak mau kalah.
"Tapi kan-"
"Kalian debat mulu ga bosen apa?! Apa untungnya juga kalian ngedebatin ini? Bikin kuping gue pengang!" Aletha segera memotong ucapan Shita. Kalau tidak dipotong, sampai besok pun perdebatan tidak akan selesai.
"Gue ga ada waktu buat dengerin kalian debat! Jadi lo berhenti dulu ngomong karena suasana hati gue lagi ga baik," sambung Aletha.
"Ya jelas lah ga baik, lo kan lagi-"
"Key!" Aletha memotong kembali ucapan Keyla.
"Oke, oke. Gue bakal diem tapi...," Keyla mengambil satu cokelat putih dari dalam toples. "gue mau minta satu."