Cokelat Patah Hati

Pantaji Gongju
Chapter #3

3. Berjodoh?

Aletha menatap sebal kepada Shita. Bagaimana tidak, bisa-bisanya teman yang sedang patah hati itu berkata layaknya tidak ada yang berubah, padahal Aletha bisa melihat perubahan mimik wajah Shita menjadi lebih baik.

"Kalo biasa aja, kenapa lo udah bisa senyum sekarang?"

Berbeda dengan Keyla yang langsung tertawa dengan keras.

"Tuh kan, cokelat lo itu ga berefek. Kalo udah patah hati, ya patah hati aja. Ga usah pake ritual pembersihan hati segala!"

Shita dengan cepat menyentil mulut Keyla. "Lo punya mulut nyakitinnya minta ampun! Untung lo sahabat gue bertahun-tahun lamanya. Kalo bukan, udah gue giling pake gilingan padi!"

"Ish, sakit tahu!" Keyla mengusap bibirnya sambil menatap Shita dengan kesal.

"Ih, kalian tuh malah berisik! Udah lah, gue pergi! Sekalian tuh kalian gulat di depan kelas mumpung di sini ga ada orang!" Aletha merapikan barang-barangnya kemudian bergegas menuju ke arah pintu dengan perasaan kesal.

"Tha, jangan pergi! Lo harus jadi wasitnya!" teriak Keyla.

"Gulat aja ampe mampus!" Aletha tetap melanjutkan jalannya sampai menghilang di balik pintu.

"Lo sih!" bentak Shita.

"Lo tuh gara-garanya!" Keyla tak mau kalah.

"Kok gue?!" protes Shita.

Keyla berdiri dan berkacak pinggang menatap Shita. "Kan lo yang bilang cokelatnya Aletha biasa aja!"

"Tapi kan lo yang ngomongnya nyakitin!"

"Gue cuma ngomongin apa yang ada di pikiran gue. Gue kan orangnya jujur," ucap Keyla tanpa merasa bersalah.

"Jujur juga ga pake asal jeplak kali," semprot Shita.

"Dari pada bohong kayak lo."

Shita mengerutkan keningnya. "Emang gue bohong apa?"

"Lo udah agak mendingan, kan, setelah makan cokelat?" todong Keyla dengan jari yang menunjuk tegas tepat di depan wajah sahabatnya.

Gadis berambut ikal itu terdiam dan jadi gelagapan. Dia kemudian melebarkan senyumnya. "Hehehe. Sebenernya emang perasaan gue agak mendingan sih." Shita menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Tuh kan! Gue ga akan ngomong yang aneh-aneh kalau lo jujur dari awal! Terbukti kan siapa yang salah?" giliran Keyla yang menyemprot Shita. "Lagian kenapa lo bilang kayak gitu sih?"

"Gue cuma becanda aja. Lagian ntar dia bangga banget sama cokelat patah hatinya yang sukses bikin hati gue adem. Ntar dia cibir gue atas ucapan gue beberapa minggu yang lalu," sesal Shita.

Keyla menatap langit-langit, menyapu rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya. Dia tidak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya itu.

Pandangannya kini menusuk Shita dengan tangan yang kembali bertolak pinggang.

"Lo jadi sahabat gengsinya minta ampun! Udah biasa kali kalau Aletha bangga sama cokelatnya. Lagian lo bercanda di saat yang ga tepat!" tegas Keyla.

"Tumben omongan lo bener," kata Shita.

Lihat selengkapnya