Cokelat Patah Hati

Pantaji Gongju
Chapter #4

4. Ojek Online

Senyummu terlihat begitu menenangkan diterpa rintik hujan yang turun membasahi bumi. Aku merasakan kekaguman saat pertama kali mengenalmu. Tapi aku tidak yakin ini cinta, karena saat itu hati ini sedang terluka.

=======

Shita:

Tha, dmn?

Gw nyri lo kmn" g nemu.

Aletha menatap layar ponselnya sesaat sampai rumah. Dia masih merasa bersalah kepada Shita yang tidak berhasil membuat perasaan Shita membaik.

Aletha segera mengetikan balasan untuk Shita.

Gw dah plg.

Sorry kl gw g bs nyembuhin ptah ht lo.

Aletha mengembuskan napas kecewa. Dia menggulingkan badan di atas tempat tidurnya dan menatap langit-langit kamarnya yang dipenuhi hiasan bintang.

Aletha kembali mengingat pertemuannya dengan Orion. Pertemuan manis antara dua orang yang sedang patah hati.

Aletha tersenyum mendengar Orion berkata kalau cokelatnya berefek. Atau mungkin....

"Aaaaa!" Aletha menutup wajahnya dengan bantal sambil berteriak.

Aletha ini tipe perempuan yang mudah jatuh hati. Namun, saat gadis itu menyukai satu orang, dia tidak mengijinkan perasaan lain masuk ke dalam hatinya.

Perasaan suka terhadap Orion sempat merasuk ke dalam hatinya.

Laki-laki berkacamata, dengan alis mata yang tebal, rahang yang kokoh dan senyum yang menawan. Dalam pandangan pertama pun Aletha sudah mengamati jelas wajahnya dengan detail. Gadis itu membayangkan dengan senyum merekah di wajahnya.

Namun sedetik kemudian, senyumnya menghilang. Aletha menjadi ragu dengan perasaan sukanya. Mungkin lebih tepatnya Aletha kagum kepada Orion karena laki-laki itu memiliki prinsip. Dilihat sekilas pun dapat dipastikan kalau Orion itu orang yang tegas.

"Aku ga yakin kalau ini perasaan suka. Karena kita lagi sama-sama sakit hati. Benerkan?"

Gadis berlesung pipi itu bermonolog sambil menatap bintang-bintang yang menempel di atap kamarnya seakan-akan bintang itu adalah Orion.

"Orion, bego banget tu cewek udah putusin lo," Aletha kembali bergumam.

Namun monolognya itu seketika berhenti ketika ponselnya berdering. Telepon dari Shita.

Aletha menggeser tombol hijau dan menempelkan ke telinga kanannya sambil tetap memandang bintang di atap kamarnya.

"Halo?"

"Tha, lo kenapa langsung pulang sih?"

"Ga apa-apa. Gue cuma cape aja. Kurang tidur juga," Aletha berdusta.

Aletha mengusap wajahnya. Benar juga, dia kurang tidur karena semalam baru tidur jam dua belas malam setelah bergalau ria pasca putusnya dengan mantan pacar. Dan dia bangun jam tiga pagi untuk membuat Cokelat Patah Hati yang tidak berhasil membuat hati Shita membaik padahal ini pertama kalinya Aletha membuatkan cokelat itu untuk sahabatnya.

"Lo ga marah sama gue sama Keyla, kan?"

"Emmm, gue ga marah. Gue cuma kesel aja karena lo berdua ribut mulu. Cape gue dengernya!" nada suara Aletha sedikit meninggi.

Aletha kembali bersuara ketika Shita akan membalas ucapannya. "Sorry ya kalau gue cokelat gue ga berefek sama lo," ucap Aletha penuh sesal.

"Aduh, gue jadi merasa bersalah, Tha. Gue mau bilang kalo sebenernya suasana hati gue agak membaik. Gue bercanda waktu bilang kalo cokelat lo itu biasa aja. Gue udah ngerelain Firman. Gue-"

Tut ... Tut ... Tut....

"Halo? Tha, halo?" Shita seketika panik saat sambungan telepon dengan Aletha terputus.

"Kok dimatiin sih? Tadi dia udah bilang kalau dia ga marah sama kita." Shita menatap Keyla yang ada di hadapannya dengan wajah kalut.

"Nah lo! Sekarang dia bener-bener marah tuh." Keyla seakan menambah kepanikan Shita.

"Aduh, gimana dong? Ntar gue curhat sama siapa kalau dia marah? Ntar gue jalan sama siapa kalau Aletha ga mau maafin gue. Gimana kalo gue dipecat jadi sahabatnya?" Shita mengeluarkan ocehan-ocehan tidak jelas dari mulutnya yang membuat Keyla mengerutkan keningnya.

Lihat selengkapnya