Tidak ada yang tahu kisah kita kedepannya seperti apa. Yang pasti, aku berusaha mencintai kamu tanpa melukai.
=====
Aletha merebahkan dirinya di atas tempat tidur selepas pulang kuliah yang memaksanya tidak masuk di jam kuliah ke dua.
Aletha kembali mengingat setiap detiknya seluruh kejadian yang dia alami, mulai dari pertemuannya dengan Keyla, perlakuan kasarnya Rafi, dan satu moment yang membuatnya tersenyum, pelukan Orion.
Pelukan dari seorang teman yang begitu hangat dan menenangkan hatinya. Aletha meraih guling di atas kepala dan memejamkan matanya sambil memeluk erat guling di pelukannya.
"Orion ... Orion ... kenapa lo begitu peduli sama gue?" gumam Aletha.
Dia menatap ke atas, memandangi bintang yang menghiasi langit kamarnya.
"Oh, iya, karena dia teman gue. Ya, karena dia temen gue," ucap Aletha sambil menganggukan kepalanya.
Namun, ada yang mengganjal dihatinya. "Untuk seorang teman yang baru dikenal, kenapa dia baik banget?"
Aletha masih belum bisa mempercayai kata-kata Shita yang mengatakan kalau Orion itu jatuh cinta kepada Aletha. Hatinya masih belum yakin dan kini malah semakin gundah mengingat Orion dan Erik sama-sama dia kenal ketika dirinya baru saja patah hati.
"Gue juga suka lo, tapi gimana kalau nanti lo nyakitin gue kayak yang Erik lakuin?"
Tak bisa dipungkiri, memang ada sedikit rasa dihati Aletha yang menyelipkan memori tentang Orion. Aletha suka saat-saat di mana Orion memberikan kejutan kepada dirinya. Membawakan makanan kesukaannya dan kadang-kadang Orion muncul di tempat yang tidak terduga. Orion selalu mengatakan kalau pertemuannya di berbagai tempat hanyalah kebetulan belaka, tapi masa iya hampir setiap Aletha jalan keluar bersama siapa pun, selalu berpapasan dengan Orion?
"Apa lo stalker? Tapi lo ga cocok jadi stalker soalnya selalu ketahuan sama gue."
Aletha terkekeh saat mengingat kejadian beberapa hari yang lalu ketika dia sedang jalan ke salah satu pusat perbelanjaan dengan Shita dan di situ dia papasan dengan Orion, saling berhadapan. Dan ketika ditanya dari mana, Orion menggaruk kepalanya yang dan menunjuk asal toko yang ada di sebelahnya.
"Lo dari toko pakaian dalam wanita?"
Saat itu pun Orion tersentak dan refleks melihat ke toko yang dia tunjuk. Wajahnya berubah merah padam saat dia tahu telah menunjuk toko yang salah.
Dan ada beberapa lagi cerita yang membuat Aletha terkekeh saat berhadapan dengan Orion. Aletha menarik napasnya dalam-dalam.
"Harusnya dari awal, gue deketnya sama lo aja ya, jangan sama Erik. Walaupun gue ga tahu di depan kayak apa, seengganya gue tahu kalau hubungan gue sama lo baik-baik aja sampe sekarang." Aletha kembali bermonolog dengan raut wajah penyesalan.
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aletha hanya perlu melupakan semua kejadian yang menyakitkan dan meneruskan kehidupannya dengan hati yang tenang.
🍫🍫🍫
Jam menunjukkan pukul pukul 20.17, Aletha berniat untuk pergi ke minimarket yang berada di ujung jalan. Dia mengenakan jaket ungu dan menudungkan hoodie. Sesekali dia menggosokkan kedua tangannya karena udara begitu dingin.
"Hei jomlo!" Aletha tersentak dan berbalik melihat sumber suara yang dia tahu siapa pemilik suara itu.