"Jawabnya jangan dalam hati, dong," goda Orion.
Orion hapal sekali dengan kebiasaan Aletha yang selalu berbicara pada hatinya. Dan itu berhasil membuat wajah Aletha memerah.
"Apaan, sih!" Aletha tertunduk sambil mengaduk bubur di mangkuknya.
"Aku ngajak nikah, nih. Kamu ga jawab? Jawabnya 'Iya sayang, aku mau', dengan seromantis mungkin," kata Orion dengan senyum mengembangkan di wajahnya.
"Kamu lamar orang ga tahu sikon banget. Masa iya ngelamar di sini," gerutu Aletha.
Padahal dia mati-matian menahan senyum. Belum lagi hatinya yang sedang melambung.
"Ngasih kode lagi, nih?"
"Oriooon!" pekik Aletha.
"Apa sayang?"
"Stop! Jangan panggil aku yang aneh-aneh lagi."
Orion tampak berpikir sambil melahap buburnya yang terakhir. "Trus mau di panggil apa? Honey? Baby? Sweety? Darling? Chakgia? Neng? Atau-"
"Stop! Jangan terusin. Ga ada beresnya kalo sama kamu," ujar Aletha.
"Aku bakal sebutin semua panggilan sayang dari berbagai macam negara buat kamu."
"Tapi aku cukup punya satu panggilan sayang dari kamu," kata Aletha dengan suara yang begitu pelan.
Kali ini Orion yang dibuat terdiam. Dia tersenyum tipis memandangi Aletha yang tersipu malu.
Jadi, gini rasanya kalau saling cinta?
Sebelumnya, Orion tidak pernah merasakan perasaan yang begitu membuatnya bahagia. Hubungannya bersama Renata hanya terasa seperti Orion yang menyukai Renata. Namun, bersama Aletha, Orion dapat merasakan betapa hangat dan bahagianya saling mencintai. Seperti ada kupu-kupu yang menggelitik dalam perutnya.
"Emang, mau di panggil apa?" tanya Orion kemudian.
"Ya terserah kamu lah. Masa aku yang ngusulin." Aletha melahap sendok bubur terakhirnya dan mengelap bibirnya dengan menggunakan tisu.
"Thayang? Aletha sayang?" usul Orion.
Aletha menahan tawa. "Kamu tua tapi kayak bocah."
Orion kembali berpikir. "Em...."
"Kelamaan mikirnya! Ntar aja kamu pikirin. Mending sekarang kita ke kampus aja," ajak Aletha.
"Oke."
Orion kemudian membayar dua porsi buburnya dan segera menuju ke mobilnya.
Dia membukakan pintu mobil untuk Aletha, lalu menutupnya dan berputar menuju kursi pengemudi.
"Nyalain musik ya?" usul Aletha.