“Terserah orang berbicara apa tentang mimpi kita. Toh, yang memiliki mimpi kita. Yang berjuang mewujudkannya kita. Bukan mereka, ‘kan? Jadi, gak ada gunanya mendengarkan ejekan mereka.”
_________________________________
“Good morning, Semuanya!” sapa Morgan saat memasuki kelasnya.
“Apa sih, Gan? Pagi-pagi udah berisik,” gerutu Lani, gadis yang duduk di bangku paling depan.
“Good morning, Morgan!!” teriak Mika di telinga Morgan tak ada ramah-ramahnya. Justru lebih mirip dengan ibu-ibu yang memarahi anaknya.
“Apa sih, Mik? Teriak-teriak di telinga gue,” gerutu Morgan.
“Bukan gue tuh,” ujar Mika, “tapi mulut gue,” lanjutnya sembari berjalan ke bangku paling belakang.
“Sama aja, Maemunah!!” geram Morgan sembari mengikuti Mika.
“Mik, gue pingin ngomong dong,” ujar Morgan saat telah duduk di bangkunya.
“Apa?” ketus Mika, “gue sibuk. Jadi, kalau lu mau ajak gue nonton stand up comedy, ke bioskop, atau jalan-jalan muterin alun-alun, sorry, duta Indonesia lagi sibuk,” lanjutnya sembari mengibaskan rambut coklatnya.
“Sok jual mahal lu, Mik. Biasanya juga lu dipajang di pasar loak,” ejek Morgan.
“Oh, sorry, Tuan Morgan Neal yang terhormat, gue di sana bukan dijual, ya! Tapi jadi SPG,” sahut Mika pongah.
“Mana ada SPG barang loak, Maemunah!” geram Morgan sembari menyentil kening Mika, “dibayar murah itu tuh. Mending jadi manajer gue aja. Bentar lagi kan gue bakal jadi komika. Itung-itung lu dapat tambahan uang saku,” lanjutnya.
“Ogah gue jadi manajer lu, Gan! Kalau pingin tambahan uang saku, mending gue balik ke rumah nyo—”
Air muka Mika berubah sendu. “Udah ah lupain!” ketusnya.
“Mik, jangan sedih dong! Nanti gue traktir es krim yang banyak deh,” hibur Morgan sembari meletakkan kepalanya pada meja Mika.
Mika menoleh. Dan mengusap kasar wajah Morgan. “Wajah cantik gue nanti ternodai gara-gara lu liatin terus,” sinis Mika.
“Biasanya kan juga gue liatin, Mik,” jawab Morgan, “atau lu takut salting ya gue liatin mulu.”
“G—”
“Mik, dicariin sama Marcel!!” teriak Lani dari bangku paling depan.
“Ngapain dia nyariin lu, Mik?” tanya Morgan.
“Gak tahu,” jawab Mika dan meninggalkan Morgan.