Complicated

W. Yu Jie
Chapter #5

Kesenangan Lama

Festival ulang tahun sekolah sudah berakhir 10 menit yang lalu. Sedangkan, para panitia masih sibuk membersihkan perlengkapan dan yang lainnya. Keadaan lapangan sekolah lumayan kacau karena sampah-sampah dari sisa acara tadi. Aku mendengus, "Apa orang-orang ini tidak tahu dimana tempat membuang sampah?" Panitia yang lain terkekeh mendengar keluhanku.

Setelah membereskan semuanya, kini kami duduk di tengah-tengah lapangan, beberapa membaringkan diri mereka, dan tak sedikit pula yang pamit pulang terlebih dahulu. Saat aku ingin mengambil tas dan berjalan kearah pagar sekolah, teman-temanku meneriaki namaku. "Ella kemarilah!" Aku menoleh lalu menggeleng pelan. "Aku ingin pulang!" seruku. Lelaki bertubuh gendut, Evan, berlari kecil menghampiriku.

"Kau ingin melewatkan tradisi kita?" tanyanya yang mana membuatku menaikkan alisku sebelah. "Panitia backstage harus tetap di sini sampai petang," tambahnya. "Hah? Untuk apa?" Aku membulatkan mata, Evan tersenyum, "Biasanya, setelah acara selesai, kami akan menghabiskan waktu dengan mengobrol, makan, dan bernyanyi bersama-sama sambil menunggu orang yang menyewakan panggung kemari membersihkannya. Yah, sekiranya kita semua bisa jadi lebih dekat," jelasnya panjang lebar. Aku menatapnya datar, seketika ia memasang wajah agak bingung, mungkin ia berkata 'apa-ada-yang-salah?' di dalam hatinya.

1 menit diam.

Aku menghela nafas berat, "Ya baiklah," kataku pasrah. Ekspresinya itu membuatku iba. Evan tersenyum senang lalu mengikutiku berjalan mendekati teman-teman yang lain.

Kami telah menghabiskan setidaknya 15 menit mengobrol, biar kuperjelas, aku sebenernya hanya diam atau sesekali menjawab pertanyaan. Beberapa pujian, soal caraku bernyanyi, juga sempat terlontar namun aku tak tahu harus bereaksi seperti apa, jadi ku hanya mengangguk. Bisa kalian simpulkan sendiri bagaimana sifatku dari sini. Aku terlalu awkward, yah sepertinya itu kata yang tepat. Aku tidak terlalu menikmati kegiatan kumpul seperti ini. No reason, hanya tidak cocok saja.

Teman yang dekat saja mungkin bisa dihitung dengan jari. Tidak banyak. Aku buruk dalam bersosialisasi. Silahkan tertawa.

Jay menyapaku sembari berjalan mendekat. Di belakangnya terlihat Nancy mengikutinya. Nancy lalu duduk di sebelahku, Jay duduk di sebelah seorang lelaki yang entahlah siapa namanya. "Hei," sapa Nancy, tangannya menepuk bahu kiriku pelan. Aku memberinya senyum simpul. "Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya, lebih kepada yang lain, sementara aku hanya menggidikkan bahu.

"Hanya obrolan biasa," jawab seorang laki-laki yang kuyakini namanya adalah Ren. Aku memutuskan untuk melamun, tidak terlalu memperdulikan obrolan mereka selanjutnya.

"Hey!" Sebuah suara berhasil menghentikan aktivitas kami. Pun yang lainnya segera mendongakkan kepala kearah sumber suara. Aku tak repot-repot mencari tahu, lamunanku lebih asyik.

Belum sempat kembali ke lamunanku, seseorang sudah menepuk punggung tanganku. Sontak aku menoleh. "Ehm.. Ella?" Aku memandang wajah manusia-manusia di depanku dengan bingung. Mereka semua memusatkan perhatian ke seseorang yang berada tepat di belakangku.

Lihat selengkapnya