Kegaduhan malam ini membuat Sandra terbangun dalam mimpi yang nyaris menghiasi tidurnya. Ia masih setengah sadar untuk menyadari bahwa di sekelilingnya sudah ada Ibu, Kakek, Nenek dan adiknya. Sandra mengerutkan keningnya ketika melihat lilin menyala diatas kue donat yang dibawa oleh neneknya, ia mengigit bibirnya menahan tangis dan langsung memeluk ibunya. Benar, malam ini ia berusia 17 tahun.
Sandra memeluk mereka satu persatu dan mengucapkan banyak terima kasih.
“Selamat ulang tahun incu kesayangan aki, sing gede milik, sing pinter, sing jadi jelema nu maju, sing jadi anak sholeha anu berbakti ka keluarga, semoga Gusti Allah ngabulkeun harapan jeung cita-cita eneng.” Ucap kakek sambil mengelus rambut Sandra.
“iya aki makasih ya doanya, neng janji bakalan bikin kalian semua bangga.” Ucap Sandra dengan antusias.
Setelah ucapan selamat dan doa diberikan untuk Sandra, mereka semua memakan kue donat bersama dan kembali lagi ke kamarnya masing-masing. Terkecuali Sandra, anak itu masih berdiam diri di depan pintu. Ada kilatan mata kecewa yang terpancar dari manik matanya saat dia melihat jam dinding sudah menunjukan pukul 1 dini hari.
Helaan nafas kasar dan bibir yang mengerucut bersumber dari ponsel genggam yang ia mainkan saat ini, Sandra tengah menunggu ucapan ulang tahun dari orang yang sangat special untuknya.