Congklak Waktu

nuri dhea s
Chapter #1

Anggito Bayu Prakoso

 

Tak ada hal yang menyebalkan di dunia ini selain saat Bunda kelimpungan menjelang deadline. Kesenewenan beliau menular kepada anaknya, yaitu aku. Betapa mengesalkan saat bangun di pagi hari dan perutmu keroncongan mendayu-dayu, lalu mendapati meja makan kosong melompong seperti padang pasir tandus di negeri timur tengah. Bahkan kadangkala saat sangat kelaparan, aku bisa melihat fatamorgana mangkok berisi mie kari ayam campur telur dengan asap yang mengepul menari-nari layaknya ular kobra mendengar seruling rahib di komik Tintin.

Namun aku langsung menyadari itu fatamorgana karena aku tak mencium apa-apa selain bau lapuk buku-buku lembab yang berjajar rapi di rak jadul kesayangan Bunda.

Untunglah bagiku, menjelang hari-hari menjadi santri, Bunda sudah mengajarkan ketrampilan dasar memasak seperti menanak nasi baik di magic jar atau di dandang, menggoreng telur ceplok, telur dadar, dan memasak mie instant sendiri.

Walaupun, aku tak tau pasti guna ketrampilan memasak mie instant itu nanti di pesantren, berhubung pesantren modern tempatku mondok nanti, termasuk pesantren yang anti micin garis keras. Jadi mie instant termasuk komoditi terlarang untuk dibawa ke asrama.

***

 

Cetak cetek cetak cetek. Bunyi itu masih aja terdengar dari ruang makan. Asalnya dari mana lagi selain dari bedroom library Bunda yang didominasi warna jingga. Jingga warna semangat, jadi gak gampang ngantuk kalo buat nulis, kata Bunda waktu itu. Selain itu, jingga itu romantis, jadi cocok kalo yang mau nulis novel cinta-cintaan.

Aku cuma mengiyakan aja waktu itu. Walaupun aku gak tau juga romantis itu kayak apa sih. Kalo bikin nggak cepet ngantuk, bener banget. Tiap kali aku pengen nyoba tidur siang di kamar Bunda, nggak pernah berhasil.

Cetak cetek cetak cetek. Gedubrak!!! celetak!!! Aku refleks datang menghampiri kamar Bunda.

“ Hei, Boy…udah bangun rupanya?!”

“Bunda nggak apa-apa?” Tetep aja aku khawatir sama Bunda biarpun kadang beliau menyebalkan.

“Gapapa kok Sayangku yang ganteng. Itu cangkir melamin bunda jatuh tadi kesenggol tangan. Bunda udah mulai ngantuk rupanya. Semalam gak tidur.”

“Bunda udah sarapan? Mau aku bikinin mie instant?”

Lihat selengkapnya