Connesso

Cano
Chapter #20

Chapter 20 - BENJAMIN'S POV

Kulihat Jeff tidak membalas pesanku. Tapi aku bisa melihat melalui dinding transparan kafe, mobil putih yang tidak lain adalah aset perusahaan itu melaju mengikuti mobilnya Mia.

Aku bersumpah, tidak ada niat jahat sedikit pun pada wanita yang telah melahirkan Rogero. Jeff hanya ku titah agar aku bisa mengetahui, di mana letak rumah Mia. Hanya itu saja.

Kutatap kopi milikku yang sudah Mia minum. Bekas bibirnya ada di sana. Aku tidak pernah lupa pada apa-apa yang melekat pada Mia. Termasuk parfumnya yang beraroma buah-buahan itu tidak pernah berubah.

Wajahnya? Demi apa pun Mia semakin cantik. Dan aku percaya sepenuhnya, Mia adalah wanita yang penuh kasih—Rogero tidak akan kekurangan kasih sayang.

"Rogero." Aku bergumam sendirian, menyengir, membayangkan, bagaimana rupa wajah jagoanku itu? Mengingat Mia tidak pernah mempublikasinya di media sosial.

Dan sialnya, aku hanya tahu dari unggahan pria bernama Marcello itu, kendati hanya unggahan tangan mungilnya yang menggemaskan.

Dan jujur saja, kemunculan mantan Mia yang tiba-tiba mengklaim Rogero telah membuat emosiku tersulut. Aku tahu, apa yang telah Mia lakukan sebelum Rogero lahir dan aku tidak salah, Rogero adalah anakku, bukan anak orang lain.

Kubuka ponselku, lalu mampir ke media sosial. Ibu jariku lihai menekan-nekan huruf di kolom pencarian, yang tak lama muncullah nama akun Marcello dan aku mengunjungi profilnya.

Aku tahu dia adalah seorang aktor dan aku tak menampik—pernah melihat filmnya beberapa kali. Kuakui dia berbakat dan tampan, yang mungkin saja itu adalah alasan Mia pernah berpacaran dengannya.

Jari ini menggulir layar ke bawah, dan kembali menemukan unggahan tangan mungil Rogero. "Dia mengunggahnya, itu berarti dia sudah pernah ke rumah Mia dan melihat Rogero secara langsung," gumamku menyimpulkan.

Mataku terpejam. Aahh ... aku cemburu, aku ingin sekali melihat Rogero secara langsung, batinku mengeluh.

Tidak berhenti di sana, aku menggulir lagi ke bawah dan semakin ke bawah hingga kelopak mataku melebar. Aku membenarkan posisi dudukku agar nyaman. Saat ini aku menemukan unggahan yang sangat menggugah hati, yakni foto Mia yang sedang berdua dengan Marcello.

Aku menelan salivaku dengan perasaan tidak nyaman, dengan rasa yang sedikit menyesakkan—melihat komentar Mia dengan emoticon love. Kala itu aku memang tidak menemukan unggahan ini di akun Mia, tapi aku menemukannya di sini, kendati aku tahu itu adalah unggahan lama.

Dan fotonya pun bukan hanya satu—pria itu mengunggahnya lumayan banyak. Aku melihat Mia yang tersenyum begitu lebarnya, tangannya digandeng, yang sepertinya sedang menghadiri acara Seremonial Red Carpet.

Aku bahkan tidak tahu, berapa lama hubungan mereka, dan aku pernah melihat senyuman itu meski hanya sekali saja, gumamku dalam hati. Dengan suasana hati yang terasa terbakar, aku berusaha berpikir logis, bahwa faktanya kini mereka sudah tidak berhubungan lagi, dan itu sedikit melegakan.

"Tapi kenapa dia mengklaim Rogero?"

Itulah pertanyaan yang sedang kucari-cari jawabannya. Mungkinkah Mia melakukan program bayi tabung saat mereka masih berpacaran?

Mataku kembali terpejam dan berpikir, bukan, Benjamin. Bukankah saat itu kau juga melihat media sosialnya yang tidak ada unggahan ini semua?

"Atau mungkin Mia melakukan program itu saat hubungan mereka sudah berakhir?"

Lihat selengkapnya