Contented

Oleh: Farida Zulkaidah Pane

Blurb

Sang perempuan menatap pilu. "Maaf, Lex," katanya dengan suara tertahan. "Aku enggak bisa lanjutin ini. Aku tahu ini tempat kita, tapi . . . aku enggak bisa pura-pura lagi. Perasaanku sudah berubah." (Vanya)

***

"Lo harus ikut, Lex. Karya-karya lo selalu mengagumkan. Ini bisa jadi peluang buat buktiin gambar lo layak bersinar di kancah nasional. Bukan cuma diumpetin dari Pak Karjo aja." (Lano)

***

"Naira, pertemuan kita begitu singkat dan terbatas. Tapi, kepergianmu terasa jauh lebih berat daripada dengan Vanya dulu. Benarkah kamu sesempurna itu, Nai? Atau, seperti katamu, lebih banyak bagian yang kulukis sendiri?" (Alex)

Lihat selengkapnya