1 Januari
Hari dimana seharusnya semua orang berbahagia untuk menyambut hari baru di tahun yang baru, dan membuka lembaran hidup yang baru dengan harapan tahun ini akan menjadi tahun yang lebih baik dari pada tahun yang sebelumnya. Akan tetapi kebahagiaan yang di rasakan semua orang pada hari itu tidak terjadi pada Asyifa.
Libur akhir tahunnya, ia habiskan dengan menyibukkan diri dengan belajar untuk mengahadapi ujian perguruan tinggi atau biasa dikenal dengan sebutan "UTBK"
Sebenarnya ia sudah mulai belajar dari 6 bulan yang lalu, akan tetapi ia masi belum yakin jika persiapan yang ia lakukan sudah matang. Ia sadar, selama ini ia masih belum serius dalam memperdalam segala materi yang akan masuk ke dalam UTBK.
1 Januari, hari dimana ia mulai overthinking akan segala hal, mulai dari adanya rasa khawatir jika ia tidak masuk kedalam kuota siswa "Eligible" dan ia takut untuk mengahadapi UTBK.
Di tengah malam yang cukup ramai, terdengar suara kembang api yang sangat berisik dan terdengar suara samar-samar dari tetangganya yang tengah merayakan tahun baru. Asyifa mencoba untuk belajar dan fokus, tapi ia tidak bisa. Akhirnya ia memilih untuk tidur. Sangat di sayangkan, bukannya tidur, ia malah overthinking di tengah malam.
Banyak sekali hal yang ia pikirkan, akibatnya ia terlalu mencemaskan sesuatu yang bisa saja takkan pernah terjadi. Akhirnya ia menangis dalam diam dan tertidur karena lelah menangis.
Ia bertekad untuk tidak memilih "PTS", karena ia tahu kalau biaya yang dibutuhkan akan sangat banyak. Dan tekanan dari orang tuanya yang memaksanya untuk masuk ke "kedinasan"
Jika dipikir-pikir, masuk ke kedinasan tidaklah begitu buruk, karena ia bisa merantau dan bisa meninggalkan tekan hidup yang ada di rumahnya. Tetapi di sisi lain ada tes yang berat dan juga saingan yang sangat banyak, yang membuatnya tambah overthinking.
.