Blurb
Blurb:
Dalam masa ketidakpastian saat seperti ini, dan selalu diingatkan untuk selalu stay at home untuk memutus mata rantai penyebaran virus mematikan. Seluruh dunia dibuatnya menangis. Terlihat dengan jelas dilayar televise menyiarkan mayat-mayat bergelempangan dijalan bak seperti dedaun berguguran. Mereka tak ada yang berani mendekati, sekalipun itu adalah keluarga sendiri.
Para tem medis dibuat super sekian sibuk. Menangani pasien yang terpapar terus meningkat, dan tak sedikit diantara pahlawan kematian ini gugur melawan musuh tak nampak itu. Satu persatu mereka berguguran dengan segala pengorbanannya, agar dunia bisa kembali tenang. Hingga banyak dari pengorbanannya, tak dihargai oleh masyarakat. Ada yang diusir dari kontrakan hingga ada yang sampai tega menolak jenajahnya dikebumikan di pemakaman umum milik desa setempat.
Penasaran akan jalannya penangan covid-19 di Indonesia? Bertanya-tanya apakah kasus penolakan jenajah tim medis tanpa adanya pelaporan dari pihak keluarga, bisa dituntut? Semuanya dapat ditemukan dalam buku ini. Buku yang menyajikan kisah tentang dr. Arsil Zaid Spesialis Paru, salah satu korban keganasan covid-19, sekaligus ditolak jenajahnya dimakamkan didekat pusara kakek-neneknya, oleh warga setempat, yang viral di youtobe hingga mendapatkan kecaman keras.
Novel ini mencoba menyajikan konflik lingkungan yang terjadi akibat miss komunikasi perihal protocol penanganan jenajah covid-19. Covid-19 yang menghancurkan segala bidang. Ketika kepedulian sedang diuji. Antara baik dan buruk terlihat jelas. Pun, peran pemerintah dan masyarakat terpampang jelas.
***