Coronavirus Love Story in 'Desa Lele'

Gloria Morgen
Chapter #5

Bab 5

Tidak berapa lama kemudian, Kezia dichat oleh Pak Satya, investornya. Dia menanyakan soal perkembangan desa wisata yang pernah dijanjikan Kezia sebelumnya. Gawat, keluh Kezia. Dia gak mungkin mengatakan yang sebenarnya.

Akhirnya, Kezia hanya bisa mengetikkan:

Ini lagi dikerjain, Pak. Tunggu aja hasilnya 6 bulan lagi.

                                                                       ***

“Dimas!” panggil Kezia dengan suara berbisik dari arah belakang. Saat itu, Dimas sedang memegang laptopnya dan sibuk bekerja di ruang tamu.

“Ada apa?”

Kezia duduk di sampingnya, dengan tampang sedikit gelisah. Dia merasa sangat tertekan dengan pertanyaan investornya tadi. “Gimana menurut lu, ide gua kemarin?”

“Bagus.”

“Trus?”

….

“Dimas, masak lu cuma ngomong bagus doang.”

“Karena memang idenya bagus. Tapi sekarang, gak mungkin dilakuin. Desa ini lagi ditutup. Kita gak bisa masukin benih ikan lelenya ke sini,” jelas Dimas dengan sabar, tapi matanya tetap terfokus ke laptop sembari terus saja mengetik.

Kezia yang merasa tidak didengarkan, menarik tangan Dimas, memintanya memperhatikan dia. Tapi yang terjadi, justru suasana menjadi canggung. Kedua mata mereka beradu pandang untuk sekian detik. Seperti ada sesuatu yang manis, yang meyelimuti hati. Tapi tidak tahu, itu apa, hanya tahu, kalau saat itu, ada jantung yang berdebar-debar dan aliran darah seperti mengalir dengan sangat cepat.

“Maaf,” ucap Kezia sembari menelan air ludahnya. Ia merasa tidak enak, sudah memaksa Dimas untuk mendengarnya. Padahal, mungkin Dimas sedang sibuk dengan pekerjaannya.

“Jadi, masih keukeuh untuk coba?”

Lihat selengkapnya