Jam 11 malam.
“Malam, Mas Yada, Mas Bagio,” ujar Saka kepada dua petugas penjaga pintu gerbang Desa Sukamal, sembari melambaikan tangannya.
“Malam. Malam,” jawab mereka berdua nyaris bersamaan. Mereka sangat senang sekali saat melihat Saka dan Kezia datang menemui mereka. “Ada apa ini?”
“Ini Kezia, temannya Dimas. Dia buatin makanan spesial buat Mas Yada dan Mas Bagio.”
“Wah, jadi ngerepotin,” ucap Mas Yada.
“Kita duduknya di pos sebelah sana aja, Mas. Susah kalau makan di sini. Ada sop soalnya,” ujar Kezia sembari menunjuk ke arah pos satpam, yang ada di sebelah kanan.
“Boleh, boleh.”
Mas Yada ngomong ke Kezia, “Mbak, jangan cerita ke siapa-siapa ya, yang soal kita ketiduran waktu itu.”
Kemudian langsung disambung oleh Mas Bagio, “Jangan cerita ke kepala desa juga ya. Bisa mati kita berdua.”
“Hahahaha iya, iya. Selo aja,” jawab Kezia.
Selagi berjalan menuju ke pos satpam, Kezia sudah menoleh-noleh ke belakang. Ia melihat mobil yang sedang dikendarai oleh Dimas dan Bima, melaju perlahan-lahan menuju gerbang utama Desa Sukamal.
***