Costa Blanca

Kharizma ahmada
Chapter #1

El Prologo

Mira, te ves preciosa!!![1]puji Inocente kepada keponakan perempuannya, Noelia yang baru saja keluar kamar dengan gaun yang baru saja dibelikan pacarnya.

Noelia Zapata, keponakan dari Inocente yang saat ini sudah menginjak usia 17 tahun, Nampak cantik dengan gaun brokat midi warna biru tua yang nampak pas dengan kulit coklat Noelia. Ia terlihat senang mengenakan gaun bagus tersebut dan tidak pernah berhenti berkaca saking senangnya. Inocente sendiri sebenarnya tidak peduli dengan pakaian apa yang dikenakan oleh keponakannya, namun yang terpenting adalah bisa melihat Noelia merasa Bahagia. Apalagi, sangat jarang ia bisa melihat Noelia sebahagia ini.

“Bibi Inocente, mungkin malam ini juga aku akan pulang sedikit larut, karena Tlaco bilang bahwa rumah orang tuanya berada di pusat kota Santa Patricia, sehingga cukup jauh dari sini.” Ucap Noelia sembari terus menerus melihat dirinya sendiri di cermin.

“Tidak masalah, Noelita. Yang terpenting jangan lupa untuk menghubungiku?” Inocente kemudian berinisiatif mengambil sisir dan menyisir rambut Noelia yang menurutnya berantakan.

“Ayolah bibi Inocente!!!” Noelia merasa tidak nyaman melihat bibinya menyisir rambutnya. “Aku sudah dewasa dan aku bisa menyisir rambutku sendiri.”

“Ya aku tahu, tapi aku hanya senang saja melakukannya, terutama sejak kau tinggal bersamaku.” Inocente terus menyisir rambut Noelia dengan rasa Bahagia. “Ibumu pasti akan sangat bangga kalau melihat putrinya sudah tumbuh sebesar ini.”

Walaupun merasa tidak nyaman disisiri, tapi sebenarnya Noelia merasa lega karena Inocente masih mau menyisir rambutnya. Sejak kehilangan segalanya, termasuk ibunya, akibat perang, ia memang sudah tidak lagi memiliki siapa-siapa lagi selain Inocente, bibinya yang juga adik dari almarhumah ibunya. Inocente begitu sering memanjakan Noelia agar ia merasa betah di rumahnya dan bisa melupakan kesedihannya, bahkan perlakuan spesialnya kepada Noelia kadang sampai membuat dua putranya iri, yang kadang melampiaskan dengan menjahili Noelia. Yang kalau sudah seperti itu, Inocente akan pasti akan memarahi kedua putranya tersebut.

“Ya, dan ibu pasti akan lebih bangga lagi Ketika aku bisa menikahi pria sebaik Tlaco.” Ucapan spontan dari Noelia tersebut sontak membuat kaget Inocente.

“Kau ini bicara apa Noelita, usiamu dan Tlaco masih sangat muda. Kenapa kalian ingin segera menikah? Bukankah kau ingin melanjutkan pendidikanmu dengan kuliah ke Italia? Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak menikah muda dan pergi menuntut ilmu hingga menjadi orang pertama di keluarga besar kita yang memiliki gelar sarjana.” Inocente tidak bisa menerima ucapan keponakannya, yang secara tiba-tiba ingin merubah hidupnya.

Lihat selengkapnya