Blurb
Alysha Reandita
Novelis dengan paras cantik, pemilik ide cemerlang, digandrungi jutaan penggemar. Lima tahun sudah ia berkarya, menghasilkan rangkaian kata memikat hati dengan genre romansa.
Alysha tinggal bersama neneknya. Suatu saat neneknya sakit parah. Jangankan bekerja, berdiri pun beliau tak sanggup. Alysha merawat neneknya sepenuh hati hingga napas terakhir neneknya. Satu hal yang neneknya beri pada Alysha, sebuah buku cantik dengan lukisan permen kapas di sampulnya. Beliau berpesan, "tetaplah menulis, Alysha. Walau raga nenek tak lagi bersamamu. Rangkailah kata indahmu dalam buku itu, kelak engkau akan mendapat kebahagiaanmu sendiri."
Alysha terpuruk saat sang nenek meninggal, sosok yang paling dicintainya telah tiada. Alysha tak mampu lagi mencurahkan idenya, tak mampu merangkai kata manis nan indah. Ia tak menemukan lagi jalan kebahagiaan. Ia teringat atas kata-kata neneknya sebelum meninggal sekaligus janjinya pada neneknya, ia akan tetap menulis. Alysha berusaha kembali menulis, tetapi respon pembaca tidaklah bagus, rasanya ingin mati saja, begitu batin Alysha.
Saat itu, seseorang mengetuk pintu rumah Alysha. Berdiri di ambang pintu, menyunggingkan senyum semanis dan selembut permen kapas, ia berkata "bolehkah aku mendapat secawan gula?"