Semua anak geng pembully sekarang menaruh fokus pada asal suara tersebut. Wajah mereka terlihat marah dan siap menyeret mangsa baru itu untuk disiksa. Terlihat jelas mata mereka tertuju pada seorang gadis berseragam sama dengan Yulia.
Yang membuat dia menarik untuk disiksa adalah karena tampangnya yang blasteran. Ditambah lagi dengan rambut keriting berwarna oranye ala salah satu Princess Disney, Merida.
Lebih spesial lagi, karena warna matanya hijau emerald. Namun yang paling menarik perhatian mata, ialah kaki prostetik besi miliknya yang kelihatan canggih.
"Woah! Ada temen si 妓女 pink ini, sudah terlambat 'dik! Bab* pink ini sudah babak belur! Hahahaha," gadis bergigi tonggos berseru sembari diikuti tawa anggota geng lain.
"Sudah pergi sekolah saja sana! Tidak usah jadi sok pahlawan. Toh ujungnya jadi pahlawan kesiangan. Mana cacat lagi kamu! Hahahahaha!" Seru pedas ketua geng, tertawa terbahak-bahak bersama anggotanya.
Namun secara mengejutkan, gadis berambut keriting itu berlari cepat dengan kaki besinya. Menerjang salah satu anggota geng dengan beringas. Gigi tonggos adalah korban pertamanya.
Gadis berambut keriting itu menginjak kaki si gigi tonggos, lalu menunjang perutnya menggunakan kaki. Si gigi tonggos tersungkur ke tanah, menahan kesakitan. Si gadis berambut keriting itu dengan cekatan dan gesit, memukul serta meninju setiap anggota geng yang menyerangnya.
Yulia mulai bangkit dan mencoba kabur dari tempat itu, persetan dengan lintah di sepatu dan kakinya. Intinya pergi menjauh dulu dari Geng Peony ini. Berlari dengan sekuat tenaga, Yulia tertatih-tatih keluar dari gang kecil tersebut. Dia lalu berteriak "Terimakasih" pada si gadis berambut keriting.
Sementara gadis itu cuma mengacungkan jempolnya sembari masih bertarung. Menandakan bahwa dia mendengar ucapan terima kasih Yulia.
Tinggal lah gadis berambut keriting bersama dengan 3 anggota lainnya, yaitu si ketua geng Liana, adiknya Evelyn, dan si gadis bermata hazel. Mereka menunggu gerakan selanjutnya dari gadis beringas berambut Merida ini.
"Capek ga sih?" Tanya gadis itu memecah keheningan.
"Ha?" Respon gadis bermata hazel keheranan.
"Capek kan? Kalian diabaikan dan ditekan orang tua. Jadi kalian melampiaskan itu dengan ngebully orang lain kan? Kalian itu juga merugikan diri sendiri loh ...." timpal bijak si gadis berambut keriting.
"打狗!!!" Seru memaki si mata hazel, bersiap menyerang menggunakan botol kaca yang sudah berada digenggamannya.
Geng itu telah menyiapkan banyak barang keras untuk berjaga-jaga.
*Prank*
Si gadis berambut keriting menangkis botol kaca itu dengan tendangan meninggi. Si mata hazel meringis kesakitan di pergelangan tangannya. Gadis berambut keriting itu pun memanfaatkan kesempatan ini. Dia meninju perut si mata hazel berkali-kali.
Membuat nya tumbang ke tanah sembari meringis terbatuk-batuk. Bagian kakak beradik menyaksikan hal itu dengan bergidik ngeri. Bagaimana bisa anak 12 tahun menumbangkan 5 anak SMA yang lebih besar darinya sekaligus? Tak masuk akal.
Sementara itu Yulia beristirahat di dekat kuil terdekat di komplek itu. Yulia membersihkan tubuhnya menggunakan air dari tempat penampungan didepan kuil. Yulia dengan menahan sakit, membasuh lintah dan kotor di sekujur tubuhnya akibat penyiksaan itu. Dia mulai bimbang, "Apakah lebih baik aku kembali ke rumah dan berpura-pura telah sekolah atau pergi kesekolah dengan keadaan gembel seperti ini?"
"Kau disini rupanya," suara seseorang mengejutkan Yulia dari arah belakangnya. Yulia menoleh ke belakang. Dia melihat sosok gadis berambut keriting yang berdiri sambil tersenyum di hadapannya. Gadis itu nampak sedikit memar dan lecet di wajah serta lengannya, namun dia bagai terlihat seperti orang yang baru jatuh dari sepeda. Bangkit dari jatuh lalu menganggap tidak terjadi apa-apa.
"Namaku Choi Wendy (崔溫迪/Cuīwēndí) dari kelas 1C. Kamu ..., si anak pebisnis butik itu kan? Yulia? Dari kelas 1B kan?" Wendy mencoba berkenalan.