Cotton Candy βœ‚οΈ dan πŸŽ€

Yukina Gelia
Chapter #5

β˜… Putri Bintang dan Penyihir Permen β˜…


"Oh, aku punya kok. Ini yah nomor teleponku. Jangan sungkan, kalau butuh pertolongan katakan saja padaku," Yulia menjawab dengan ramah.

"Oh iya, Evelyn.Β Ngomong-ngomong kamu ikut lomba apa?" Tanya Yulia juga penasaran.

Mendengar pertanyaan tersebut, Evelyn terdiam sejenak. Wajah Evelyn menunjukkan ekspresi yang ... aneh? Pikir Lizbeth. Ia dengan tak henti-hentinya membaca raut wajah Evelyn, sembari mengalihkan perhatian dengan mengajak Yulia pergi ke toilet.

"Oh aku pilih modeling di gelombang pertama, sekarang aku akan ikut desain ekslusif. Jadi, aku rasa komunikasi dengan desainer lain akan baik. Karena ..., ini pertama kalinya aku berani menunjukkan desainku ke dalam kontes," Evelyn dengan wajah merona yang imut , berbicara dengan malu-malu.

" Wow itu luar biasa Evelyn, apa kamu menjadi modelnya juga?" Tambah Yulia basa-basi.

"Hmm... ah, aku masih belum yakin. Tapi jika kakakku mau, dia akan menjadi model pribadiku nanti." Evelyn menunjukkan senyum saat membicarakan kakak nya itu. Namun entah mengapa, Lizbeth melihat sedikit kilatan kesedihan di wajah Evelyn.

Singkat cerita, Lizbeth dan Yulia terus mempersiapkan diri mereka untuk fashion show tersebut. Waktu berjalan dengan cepat memang. Lizbeth yang latihan keras pun telah menguasai modeling dengan cukup baik. Tentu dalam lubuk hatinya ini bukanlah modeling yang profesional. Tetapi jika kamu berpikir dia akan sedih atas keterbatasan itu, kamu salah. Dia malah akan mengeksekusi desain eklusif ini dengan caranya sendiri.


2008 September 19, Jum'atΒ 

Pukul 17.35 ( GMT+08.00) Fuzhou Xinhui Shopping Malls,Fuzhou, Fuijian.


Yulia dan Lizbeth sedang bersiap-siap untuk menampilkan desain eksklusif mereka di ruang rias. Lizbeth luar biasa cantik ketika memakainya.

Rok gaun sepaha dengan petticoat renda yang berlapis-lapis. Petticoat berwarna-warni pelangi pastel, membuat lekukan paha Lizbeth seperti dihiasi oleh pelangi. Lapisan terluar terlihat empuk oleh renda-renda berwarna gradasi pink pastel, dibentuk sedemikian rupa seperti cotton candy.

Atasan korset berbentuk elizabethan dengan jahitan lengan puff berwarna pastel yang senada, menunjukkan nuansa fairy-tale yang imut. Dengan tambahan dalaman neck blouse dan perhiasan manik-manik permen di leher, memberi kesan feminim dengan setitik nuansa sexy.

"Nah sekarang kita pasang ekor gaunnya yah, lalu pita besar pengikatnya. Tahan sebentar yah, Lizbeth~" Yulia berkata lembut sembari cekatan memasang gaun indah tersebut di tubuh Lizbeth, gaun ciptaan buah imajinasinya.

"Kau mau tahu tidak, Yu? Aku paling suka sama ekornya loh! Terlihat seperti air terjun permen! Haha~," kata Lizbeth dengan senyum merona nampak bahagia saat memakainya.

Memang tidak heran, karena ekor gaun yang menyeret kelantai terlihat seperti gelombang, dengan ujungnya dijahit renda berbentuk mengadaptasi bentuk gula kapas. Untuk semakin menambah nuansa fairy-tale, Yulia pun menjahit manik-manik bentuk berbagai permen ke ekor gaun tersebut. Tidak hanya itu, pita besar merah sebagai pengikat dress menambah ruah nuansa imut "Penyihir Permen".

"Nah, dress sudah selesai. Sekarang aksesoris tubuh. Untung kamu riasan dulu Lizbeth, kalau nga ribet nih make-up setelah pakai dress ...," Yulia berkata santai sembari mengeluarkan aksesoris tambahan dari kopernya. Yulia mengeluarkan topi penyihir, yang besarnya melebar cukup menutupi bagian belakang kepala sampai bahu. Di desain dengan pita merah yang terikat menjuntai dan dihiasi sedemikian rupa dengan manik-manik permen berwarna kombinasi gradasi pink dan rainbow pastel. Detail tersebut semakin menekan kental unsur elemen spektakuler di desain eksklusif Yulia.

"Woah Yu-yu~ Aku tidak menyangka kamu akan mendesain topinya sedetail ini. Rasanya aku jadi ingin memiliki gaun ini sendiri. Sayang sekali tidak akan jadi milikku ...," Lizbeth bernada canda memelas pada Yulia.

Yulia yang mendengar itu hanya dapat tersenyum pada Lizbeth. Yulia masih harus mengurus beberapa detail set lainnya. Sekarang, Yulia mengeluarkan stoking dengan jahitan renda pastel di bagian mulut stoking. Stoking tersebut terlihat sederhana namun dengan sentuhan elegan yang imut dari kain bertekstur glitter pastel pink.

Sepatu juga tak ketinggalan, Yulia melengkapi setelan ini dengan sepatu bergaya mary jane dengan tambahan ankle strap. Yulia pun mendesain sepatu tersebut dengan warna pink pastel dihiasi pernak-pernik pita dan permen yang senada.

"Ngomong-ngomong A-Lizz, aku tidak menyuruh style rambut seperti itu loh.Tapi setelah dilihat lihat, anehnya malah cocok walau topinya lebar begini. Apa karena pengaruh rambut tebalmu yah?" Yulia berkata sembari menelaah penampilan akhir dari pemasangan set buatannya itu.

Ia memastikan bahwa 20 menit waktu yang tercurahkan menata gaun itu tak berbuah mengecewakan. Mata Lizbeth berbinar dengan wajah merona karena pujian dari sahabatnya.

"Aku inisiatif sendiri, karena dari yang ku dengarkan temanya Lolita. Jadi sudah pasti tidak lepas dari dua elemen penting, yaitu make-up sweet girl dan twin tail. Benar kan?" Lizbeth berkata dengan polos.

"Hmm sebenarnya tidak ada aturan pasti gaya Lolita itu dikuasai oleh elemen apa. Tapi kalau menurutku, mau dengan make-up apapun atau gaya rambut manapun, Lolita bisa dinikmati oleh semua orang. Memang terlihat aneh kalau tidak dihiasi oleh make-up yang senada, namun bahkan dengan gaya make-up dragg queen pun akan cocok." Yulia berkata dengan suara yakin.

"Eh? Sungguh? Padahal aku sudah berjuang make-up gaya sweet girl begini," keluh tipis Lizbeth. Yulia sedikit terkejut mendengar kekecewaan Lizbeth itu.

"Eh? Aku tidak bilang itu jelek loh? Aku cuma mau bilang stereotipe mu itu kurang tepat. Eh, kalau dilihat dari mataku make-up nya senada kok~," goda Yulia berusaha menghibur.

"Kalau menurutku pribadi, stoking adalah elemen terpenting dalam gaya lolita," kata seseorang tiba-tiba menyambung percakapan. Kalimat itu berasal dari seorang gadis di pintu masuk. Dia berpenampilan anggun dengan gaun bewarna ungu berhiaskan taburan manik-manik bintang berkilau emas.

Gadis itu dengan elegan berjalan perlahan menghampiri Lizbeth dan Yulia. Bahkan tanpa dengan memakai gaun, orang-orang pasti akan terkesima melihatnya. Tentu saja, itu adalah gadis bermata biru yang menjadi primadona industri model kota ini.

"Kenapa kamu kemari?" Lizbeth dengan secara mengejutkan, bertanya kepada Evelyn dengan nada membentak.

"Tenang lah, aku hanya ingin melihat penampilan rival, sekaligus teman-teman ku~." Evelyn berkata sembari tersenyum palsu, wajahnya menunjukkan segelintir tanda tanya.

"Hanya penasaran kenapa kamu diperbolehkan masuk keruangan kami, apa karena orang dalam?" Yulia dengan sinis juga menunjukkan pertanyaan pedas pada Evelyn. Yulia tak biasanya begini pada orang yang ia kenal. Bahkan jika tidak dekatpun Yulia juga tetap akan berusaha ramah pada mereka.

"Yah..., mungkin karena mereka sudah familiar dengan wajahku, aku dibebaskan begitu saja sesuka hatiku." kata Evelyn dengan raut wajah topengnya.

"Masalahnya ..., gaun mu itu." Lizbeth ingin berkata namun terhalang oleh keraguan. Tetapi ketika melihat wajah serius Yulia, dia yakin akan prasangkanya itu.

"Entah mengapa gaun itu cukup familiar. Aku bertanya-tanya siapa yah yang mendesainnya?" Lizbeth bertanya dengan satiris.

Raut muka Evelyn seketika dingin.

"Ha! Tidak mengherankan kalau amatiran seperti kau berkomentar seperti itu."

Lizbeth terkesiap mendengar hinaan Evelyn itu.

"Dan, tentu saja aku yang mendesain gaun ini. Tapi bukankah setelan gaunmu ... kekanak-kanakan?" Pertanyaan itu terlontar kearah Yulia. Yulia melemaskan alisnya terkejut.

"Bagi desainer, kebebasan adalah poin penting dalam mendesain, itu berlaku juga di kontes ini. Bukan masalah bagimu kalau misalnya desainku kekanak-kanakan, apalagi kalau kamu adalah pencuri desain rusak seseorang!" Yulia menjawab tegas.

"Ya! Dan desain setelan Yu-yu lebih baik daripada desain modifikasimu yang amburadul itu!" Sambung cergas Lizbeth berusaha membela sahabatnya.

Wajah dan telinga Evelyn seketika memerah. Menunjukkan wajah marah yang selama ini sembunyikan.

"Lancang juga kau yah!" Bentak marah Evelyn. Evelyn menarik nafas menenangkan diri.

"Kau tidak tahu seberapa pentingnya kontes ini bagiku. Tutup. Mulutmu. Dan biarkan aku menang." Evelyn mengancam dengan dingin.

"Atau apa?" tantang Lizbeth lantang kearah Evelyn.

"Ha .... Berhati-hatilah saat kau berjalan di atas panggung," Evelyn berjalan meninggalkan ruang rias itu. Menyisakan Yulia dan Lizbeth dengan wajah kesal dan penuh pertanyaan.

"Bagaimana bisa dia mendapatkan desain itu?" Tanya Lizbeth secara langsung, berpikir bahwa sahabatnya dengan ceroboh memberikan desain yang rusak itu sebagai pembelajaran kepada Evelyn.

"Aku juga tidak tahu, tapi mungkin Evelyn mengambil kesempatan saat kita pergi waktu itu," jawab Yulia sembari menelaah ingatannya.

Lihat selengkapnya