"Halo, Ibu."
"Kenapa kamu bolos, Yulia?" Tanya ibu dengan nada kesal. Yulia mengambil nafas dalam-dalam sebelum menjawab.
"Iya ibu, tadi Yulia habis kecelakaan di jalan. Jadi tidak masuk. Maafin Yulia yah bu, tidak ngabarin sekolah dan ibu lebih dulu. Yulia lupa bawa handphone soalnya." Yulia berbohong, yang jelas artinya dia masih belum berani jujur kepada ibunya.
Ibunya terdiam sejenak, lalu bertanya khawatir. "Kamu tidak luka parah 'kan? Ibu bakal pulang sebentar lagi jadi–"
"Tidak usah buru-buru pulang mah, Yulia tidak apa-apa," sela Yulia menenangkan ibunya. "Fokus saja sama bisnis, Ibu. Yulia bisa mandiri kok. Ngomong-ngomong bu, Yulia potong rambut loh. Rambut Yulia tadi agak rusak jadi Yulia potong deh," ujar Yulia mengalihkan pembicaraan.
"Astaga. Sampai potong rambut segala. Separah apa kecelakaannya A-lia?" Tanya ibu semakin khawatir. "Aih tidak parah kok bu, paling cuma lecet-lecet saja. Oh yah ibu, nanti hari Minggu Yulia mau mampir ke butik ibu setelah dari gereja. Bisa kan bu?" Yulia kembali mengalihkan pembicaraan. "Astaga. Iya bisa, kamu mau mendesain? Jangan terlalu memaksakan diri A-lia. Nanti bakal ibu bantu sedikit," ujar ibu menyetujui permintaan Yulia. Yulia kemudian berbincang-bincang santai dengan ibu. Tanpa disadari,waktu sudah menunjukkan pukul 16.25.
Yulia lalu bergegas membersihkan rumah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Disela-sela kesibukan itu, Yulia menyalakan Radio untuk menemaninya bekerja. Tentu Yulia selalu menyetel radio ke Channel favoritnya.
" Kembali lagi dengan berita panas Kota Fuzhou tercinta, apalagi kalau bukan soal Geng Motor mereka yang luar binasa! Geng Dragon! Hari ini beredar kabar bahwa ada beberapa remaja SMP yang menjadi target kekerasan mereka. Bukti video dan foto masih kami kumpulkan. Namun, nampak jelas bahwa mereka tak menyerang anak-anak remaja tersebut dengan bercanda. Sepertinya masalahnya lebih dalam dari itu ..." Yulia menjadi tidak fokus karena berita tersebut. Namun, nampaknya Yulia mendapatkan ide cemerlang. Mungkin dengan tambahan media Radio untuk membantu mereka, media massa akan semakin tertarik.
"Selanjutnya ..., mengenai permen hijau yang kami bicarakan baru-baru ini. Ternyata hasil penyelidikan menunjukkan adanya kandungan LSD dan obat-obatan narkotika lainnya di dalam permen tersebut. Banyak teori netizen di internet yang berseliweran. Apakah ini sebuah projek uji coba negara? Ataukah praktik tidak manusiawi cartel narkotika? Mari kita bahas tuntas. Awww ~"
Yulia tak pernah gagal dibuat terkekeh oleh perkataan iconic sang Pembawa Radio. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Yulia malah lebih tertarik mendengar channel radio ini karena cara pembawaannya yang unik.
Jam menunjukkan pukul 17.30, pekerjaan rumah siap ✓, tugas sekolah juga sudah siap ✓. Sekarang Yulia tinggal mandi dan memasak untuk makan malam. Rasanya dia malas sekali untuk memasak, apalagi jika menyadari fakta dia akan makan malam sendiri dan mencuci piring sendiri setelahnya. Penyebabnya adalah sang kakak pasti sudah makan di luar selama pemotretan. Mau dimasaknya makanan, tentu sang Kakak tak akan memakannya.
Yulia malah memutuskan tidak makan malam. Setelah mandi, Yulia lalu bergegas menuju kamarnya. Mengambil dan memakai set piyama berwarna ungu pastel berbahan satin. Yulia kemudian memasang lilin aroma terapi vanilla untuk membuatnya rileks di kamar. Yulia membuka laci meja belajar dan mengeluarkan desain baju yang akan di rancang olehnya. Yulia sudah menjahit beberapa pola dari desain tersebut. Namun terkendala dalam bahan dan alat. Maka dari itu, dia akan mengerjakan dan menyelesaikannya esok hari di dalam butik ibunya.
Yulia lalu memutuskan untuk belajar modeling sendiri malam itu. Dengan ingatan tentang para model yang biasa ia lihat, Yulia berpose dengan berbagai gaya didepan cermin. Hendak menemukan dan menentukan gaya yang pas dengan desainnya. Ia kemudian teringat akan Lizbeth. Sahabatnya yang sangat berkarisma selama memeragakan desainnya. Yulia kemudian menghayati ingatannya, tentang bagaimana Lizbeth menjiwai model desainya dahulu.
Namun, ini malah menimbulkan rasa sedih yang bergejolak dan mendistraksi dalam diri Yulia. Dia memutuskan untuk menyudahi saja sesi latihannya itu. Jam menunjukkan pukul 19.45. Perut Yulia merasa lapar, namun dia benar-benar tak berselera mengunyah. Sayangnya, Yulia kita lupa bahwa dia hanya makan sedikit hari ini. Ada sih makanan yang ia lahap, namun itupun cuma snack dan jajanan kecil saja. Ini sudah jadi kebiasaan buruk yang sering ia lakukan. Tak heran ia bertubuh kurus untuk skala anak SMP.
Yulia berbaring di kasurnya, menatap langit-langit kamarnya yang terbuat dari kayu itu. Yulia mulai meratapi apa yang terjadi hari ini. Lalu mengepalkan tangannya hendak berdoa.
"Terimakasih Tuhan, atas kesenangan dan cobaan yang aku alami hari ini. Semoga kau memberi kemudahan dan rezeki pada keluarga ku. Dan semoga kau memberikan aku keberanian untuk menjadi tangguh dalam menjalani hidupku."
"Amen."
Yulia tertidur dengan lelap setelahnya.
Dihari yang sama. Pukul 18.35. Sekelompok orang nampak sedang berkendara menyusuri jembatan perbatasan desa. Dengan keadaan sepi karena petang, mereka nampak leluasa berkendara. Namun terlihat mereka sedang merencanakan sesuatu. Setelah beberapa saat berkendara di jembatan tersebut. Mereka kemudian menurunkan seseorang dari sepeda motor mereka. Dengan mengejutkannya, menjatuhkan 'sesuatu' yang seukuran manusia ke sungai dibawah jembatan. Menunjukkan bahwa ada 'seseorang' yang telah dibuang dengan sengaja oleh mereka. Entah beruntung atau malang, tidak ada seorangpun yang melihat kejadian tersebut kecuali para pelaku. Para pengendara itu lalu pergi meninggalkan TKP dengan biadabnya.
Keesokan harinya...
Alarm Yulia berdering pada pukul 05.30, Yulia lalu bangkit dari kasurnya. Bangun dengan keadaan tubuh yang segar bugar, hanya terasa sedikit nyeri pasca luka pembullyan kemarin. Namun, Yulia sangat bersemangat hari ini. Tentu karena dia akan pergi ke gereja dan melanjutkan rancangan desainnya setelah itu.
Dia turun kebawah. Bergegas sarapan dan mandi. Sembari membantu sedikit ibunya di dapur. Ibunya kemudian melihat gaya rambut Yulia yang dari kemarin dibicarakan.
"Loh A-lia? Kamu pilih style rambut bob?" tanya ibu Yulia berdecak kaget. Bagaimana tidak? Dia begitu yakin bahwa anaknya itu sangat menyukai rambut panjangnya. Yulia hanya bisa beralasan bahwa dia ingin mencoba hal baru pada rambutnya. Ibunya kemudian memaklumi apa yang dikatakan oleh anaknya itu, "Wajarlah, toh lagi fase remaja" begitulah kira-kira.
Yulia membuka pintu belakang, masih mencari sosok "Momo" yang sedari dua hari lalu tak ada kabarnya. Yulia setelah selesai mandi, sarapan sembari menyalakan channel radio favorit kita.
"Selamat pagi semua, selamat datang di Channel DPM! Awww~. Apa kabar pemirsa tercinta. Selamat menikmati Minggu pagi yang cerah ini. Sayangnya, channel misteri kita mendapatkan sebuah kasus berkabar duka dari Jaoli. Ditemukannya sesosok mayat gadis remaja tanpa wajah dan tanpa sidik jari di bawah jembatan perbatasan Desa Berseri (Huīguāng /輝光). Kondisi mayat tertutup kain hitam dan tanpa busana. Teori mengatakan bahwa ini adalah tindakan serial killer yang sedang marak di Fuzhou. Namun, beberapa netizen berpendapat bahwa gadis tersebut adalah korban dari Honour Killing* klan-nya."
*Dilansir dari Journal for Bloomers of Research: didefinisikan sebagai tindakan pembunuhan di mana seorang perempuan dibunuh karena perilakunya yang dianggap tidak bermoral.
"Pagi-pagi sudah ada berita seperti ini, mana dekat lagi dari tempat kita. Kau harus lebih berhati-hati lagi yah Yulia?" Ujar kak Yun Yi sembari menyantap sarapannya.