Cotton candy

Dewi Latifah
Chapter #2

Kehadiranmu

Hari ini langit menangis. Mencurahkan semua beban yang telah ditanggungnya, awan mendung menyelimuti, menghalangi sinar sang surya. Sendu nan duka, terasa menyedihkan, ia telah kehilangan, mereka telah kehilangan, sosok yang amat disayangi, tangisan menyayat dari para pelayat mengiringi kepiluan hari ini, seorang gadis manis menangis di depan raga tak bernyawa.

"Neneek! Jangan tinggalkan Alysha sendirian, Nek! Bangunlah, Nek! Alysha baru saja menyelesaikan novel yang telah lama kau tunggu, Nek. Lihat ini, Alysha telah membawakan cetakan pertamanya untuk nenek, Alysha tak akan memberikan novel ini selain kepada Nenek, Alysha telah berjanji dan Nenek yang memintanya bukan? Bangunlah, Nek, Alysha ingin membacanya bersama Nenek..." 

Alysha telah kehilangan sosok yang paling dicintainya, paling berharga dalam hidupnya. Ialah sosok yang selama ini membesarkan Alysha dengan sepenuh hati, neneknya tersayang.

"Alysha sayang, sudah ya nak. Nenek sudah tenang sekarang, tak lagi menanggung rasa sakit itu, ikhlaskan nenekmu ya nak..." Wanita itu bibinya, kakak dari ibunda Alysha. Ia mendekap erat keponakannya. Alysha menumpahkan air matanya di dekapan bibinya, bibi Nafisah.

Ia sangat menyayangi keponakannya, walaupun Alysha adalah anak yang terlahir dari 'kecelakaan' ibundanya.

"Alysha, tidak rela bi. Alysha tak mau ditinggal sendiri lagi..." Alysha dalam dekapan bibi Nafisah.

"Alysha sayang, bibi kan masih ada disini, di samping Alysha. Bibi akan menemani Alysha." Bibi Nafisah mengusap kepala Alysha lembut. 

Bibi Nafisah mengerti bahwa Alysha merasa sangat kehilangan karena ia juga merasakannya. Sejak kecil Alysha telah ditinggalkan ibundanya, beliau bunuh diri karena malu memiliki anak tanpa ikatan yang jelas. Saat itu Alysha masih berumur 1 tahun, ia belum mengerti arti kehilangan, tetapi kini, Alysha merasakannya, Alysha dapat merasakan kepedihan yang amat sangat.

"Alysha, mari berikan doa pada nenek agar nenek tenang di alam sana." Bibi menatap Alysha penuh kasih sayang sembari memegang kedua tangan Alysha. Bibi dan Alysha melantunkan doa untuk nenek.

Kini, raga tak bernyawa itu telah dibopong menuju peristirahatan terakhir, Alysha tak kuasa melihat neneknya pergi, bibinya juga khawatir jika Alysha ikut ke pemakaman dan semakin sedih.

***

Gadis itu, memandangi foto neneknya. Kosong tanpa rasa, diselimuti kabut duka. Sudah seminggu sejak neneknya pergi, ia sendirian dalam rumah itu. Setiap sudutnya berisi kenangan manis dengan neneknya. Sebenarnya Alysha telah dititah bibinya untuk tinggal bersama, tetapi Alysha menolak, ia tetap ingin tinggal di rumah penuh kenangan itu.

'tring... tring... tring...'

Ponsel Alysha terus berbunyi. Menampilkan 20 kali panggilan tak terjawab. 'Manajer hyuka' itulah kontak yang tertera dalam ponselnya. Seharusnya Alysha datang ke acara jumpa fans untuk novel terbarunya, tetapi apa daya, Alysha terlalu larut dalam kesedihannya, ia tak ingin bertemu dengan siapapun kali ini, termasuk manajernya.

"Nek... Alysha rindu... Alysha ingin bertemu... Alysha menyusul nenek saja ya?"

Lihat selengkapnya