Couple A

Adella Kusuma
Chapter #1

Bagian 01

Aku terdiam menatap halaman rumah megah ini dari dalam mobil. Jantungku berpacu begitu cepat. Ini kali ketiganya aku datang ke rumah ini, yang pertama sewakttu lebaran tahun 2021dan 2022 dan yang ketiganya adalah hari ini. Jika sewaktu itu aku datang berkunjung dan silaturahmi dengan teman-teman kuliah yang lain, tapi hari ini aku datang seorang diri dengan dijemput oleh sang pemilik rumah. Ah, bagai tamu penting saja bukan diriku? 

“Kok, nggak turun?” Pertanyaan itu membuat aku tersadar. Dengan sedikit terkejut aku menoleh dan menatap sang pemilik suara. 

Deretan gigi aku tampilkan untuknya. “Ih, kok takut, ya,” cicitku sewaktu debaran jantung ini semakin terasa. 

“Ih, kenapa? Ayo turun, Mama nggak makan manusia, kok. Apalagi cewek cantik kayak gini.” Ah, cowok berbadan tegap yang tengah memakai kemeja navy ini bisa-bisanya membuat aku salah tingkah di waktu yang tidak tepat. 

Dia tertawa, tawa yang selalu membuat aku candu untuk mendengarnya. “Ada yang salting, nih,” komentarnya yang membuat aku semakin salah tingkah. 

“Ih, nyebelin …. Malu aku,” rengekku. 

Dia menyuguhkan senyumnya. “Udah nggak apa-apa, bismillah yuk.” Fachry, cowok berkemeja navy ini benar-benar meyakinkan diriku. 

Aku mengangguk dan mencoba meyakinkan diri. Bismillah, batinku, setelah itu aku membuka pintu mobil dan turun. Aku tidak langsung melangkah menuju pintu utama rumah megah ini. Aku masih berdiam hingga suara cowok yang amat aku kenali itu mengintruksi, “Ayo, Sayang ….” 

Setelah mengatakan hal itu, dirinya berjalan lebih dahulu dan aku pun mengikutinya dari belakang. “Assalamualaikum,” ucapku dan Fachry bersamaan. Di dalam rumah nampak sepi, tidak ada siapa-siapa di sana.

“Sayang, duduk dulu. Kayaknya Mama baru salat, deh.”

Aku mengangguk-angguk. “Iya, Sayang. Terima kasih.” Alhasil tubuh ini segera aku daratkan di atas sofa berwarna abu-abu. Rasanya empuk sekali, nyaman. Ah, aku ini memalukan. Iya maklum karena di rumahku tidak ada sofa semewah ini. 

“Mama masih salat, Sayang. Ini aku buatin minum buat kamu.” Fachry datang dengan membawa baki yang di atasnya sudah ada dua gelas kosong dan satu teko berisikan cairan berwarna orange. “Sirup jeruk,” lanjutnya. 

Senyumku mengembang. “Terima kasih.” Setelah meletakkan baki di atas meja, Fachry bukannya segera duduk, melainkan menuangkan minuman sirup itu ke dalam masing-masing gelas. Dari setiap hal kecil yang dia lakukan, selalu saja berhasil membuat aku jatuh cinta padanya. Dia berbeda dari cowok pada umumnya.

“Repot-repot amat sih tuan rumah,” komentarku saat satu gelas berisi minuman sirup itu disodorkan kepadaku.

“Tamu itu kan adalah raja. Apalagi yang datang ke rumah ini adalah ratu bidadari yang sangat dinanti kehadirannya.”

Lagi-lagi Fachry membuat aku salah tingkah. “Fachry, jangan seperti itu. Aku salah tingkah, aku malu,” kataku dengan jujur. Fachry justru tertawa.

“Eh … sudah datang rupanya.” Suara lembut perempuan itu membuat Fachry menghentikan tawanya dan aku menoleh pada sumber suara.

Mataku menangkap sosok perempuan yang sebelumnya sering aku perhatikan dari foto. “Eh, Tante.” Aku langsung berdiri dari duduk dan menghampiri perempuan yang mana aku ketahui jika beliau adalah ibu dari Fachry. Aku menjabat tangan beliau dan mencium, tak lupa salam aku ucapkan untuknya. 

Kepalaku dibelai dengan lembut. Senang sekali rasanya. Tapi jangan lupakan jika jantungku berpacu semakin cepat. Beliau tersenyum padaku. Senyum yang terlihat begitu tulus. “Cantiknya … akhirnya Mama bisa melihat secara langsung.”

Hah? Mama? Hatiku bergumam. Sekarang rasanya aku ingin melabung tinggi. 

“Aamiin, terima kasih, Tante. Alhamdulillah, akhirnya bisa ketemu juga sama, Tante. Seneng, deh,” ungkapku dengan ekspresi bahagia yang tidak dapat aku sembunyikan. 

“Iyalah, Mama ini gimana, sih? Ceweknya Fachry kok nggak cantik.” 

Lihat selengkapnya