COUPLE KASYA

Andini Maulidia
Chapter #3

3. Pendekatan

Kaze yang masih bimbang haruskah ia ikut dalam permainan perasaan itu atau tidak. Apalagi ini menyangkut perempuan yang tidak dapat ditebak seperti Alaysa. Salah-salah dia bisa membuat lingkaran setannya sendiri.


Sembari Kaze, Ali melangkahi Faisal untuk mulai mendekati Alasya.


Pulang sekolah saat Alasya kedapatan jadwal piket, Ali bergerak melancarkan aksi.


“Woy, hargain yang lagi nyapu dong,” semprot Ali kepada orang-orang yang menginjak lantai dekat Alasya mengumpulkan kotoran yang belum dimasukkan ke tempat sampah.


Alasya mendengar suara bariton Ali teralihkan atensinya. Ditatap Alasya, Ali melemparkan senyum yang dibuat alami nan manis bak gula palm.


Bukan hanya itu, Ali juga mengambil alih pengki dari teman sekelas Alasya yang juga sedang piket. “Lo pulang aja biar gue yang gantiin tugas lo,” kata Ali.


Tentu saja dengan senang hati Dias namanya menyerahkan pengki tersebut. “Oke, thankyou, ya.”


“Iya, sami-sami.” Ketika gerak-gerik Alasya ingin memasukkan sampah ke tong, Ali gerak cepat mengarahkan pengki.


“Gue bantuin ya.”


Alasya menggiring sampah-sampah itu menuju mulut pengki yang dipegang Ali. Mendongakkan kepala lantas bertanya, “Dalam rangka apa?”


“Dalam rangka gue lagi dihukum suruh bantuin orang yang piket karena suka nyampah di kolong meja.”


Alasya mengangguk paham akan pemaparan Ali. “Kalo gitu tolong bantuin gue sekalian sapu satu baris lagi. Gue mau pulang soalnya.”


Diserahkannya gagang sapu itu pada Ali. Kemudian dia beranjak mengambil tasnya. “Kalo barang di kelas ada yang ilang lo yang harus bertanggung jawab. Terima kasih.” Seulas senyum cerah perempuan itu terpasang lebar.


Ali tercengang dengan titah Alasya. Di kelasnya sendiri saja Ali sering kabur duluan kalau disuruh piket. Sementara, ketiga temannya yang menonton dari kejauhan terbahak.


Hari-hari berikutnya Ali masih belum gentar mendekati Alasya.


Suasana kantin yang dipenuhi hiruk-pikuk menggema di telinga, saat Alasya tengah menunggu pedagang somay lenggang tiba-tiba Ali sudah berdiri di sebelahnya.


“Kalo nungguin sepi keburu masuk kali.”


“Males desak-desakan,” jawabnya sambil bersandar di tiang kantin.


“Mau pesenin?” tawar Ali.


Raut tertarik tampak di mimik Alasya. “Boleh, nih duitnya.”


Lihat selengkapnya