Alasya menarik satu alisnya ke atas melihat apa yang diperlihatkan Kaze lewat layar ponselnya.
Harus ia akui Kaze memang bekerja sangat cepat. Bahkan dalam beberapa jam saja, itu pun dipotong waktu jam pelajaran laki-laki itu sudah membereskan persyaratannya. Nilai-nilainya sudah diubah menjadi lebih bagus dari sebelumnya dengan tampak sangat alami.
"Beres kan?" Kaze tersenyum bangga. "Jadi maafin kan?"
Alasya tentu terpukau disertai rasa senang karena nilai-nilainya tersebut. Dia mengangkat dua jempolnya ke arah Kaze. "KEUREUN!"
"Iya, gue maafin. Thankyou," lanjutnya tersenyum lebar. Tapi, itu tidak cukup mengambil alih perhatian Kaze yang kini tertuju kepada Naomi.
Gadis itu tengah sibuk menelpon di dekat tiang pembatas koridor. Memang bener pikir Kaze Naomi itu bak bidadari. Ketika yang lain sudah buluk nan kusam saat jam pulang sekolah, tapi, Naomi masih terlihat segar.
Kegiatan curi-curi pandang Kaze ternyata disaksikan Alasya. Jiwa kepekaannya pun berkobar. Sedikit berkedut sudut bibirnya menjadi saksi dua magnet yang belum saling menemukan kutubnya itu.
"Kalo gitu sampai jumpa," ucap Alasya namun dihiraukan Kaze yang masih fokus pada Naomi. Bahkan sampai Alasya benar-benar menghilang dari hadapannya.
"Ehh?" Kaze menoleh ke kanan kiri.
Lalu mengejar Alasya. Di sisi lain Naomi melihatnya dengan sorot mata yang terdeskripsi. Ternyata tidak hanya beberapa perempuan yang dianggap murahan. Tapi, dari jajaran laki-laki juga. Hanya saja tertutup gender.
◇•🥕•◇
Tring!
Alasya bergulir di atas karpet berbulu dan meraba mencari ponselnya di meja tanpa ada niatan bangkit dari posisinya. Alasannya terlalu nyaman alias mager.
08132211xxx: Sya, lo belum jawab. Jadi gimana?
Alasya mengetuk gambar profil mengecek nama di balik nomor tidak dikenal tersebut.
Mengetahui itu adalah nomor milik Kaze. Ngebet banget nih cowok.
Alasya: Tadi awalnya lo bilang cuma mau minta maaf kan? Kenapa sekarang minta lebih?
08132211xxx: Gak ada salahnya juga kan kita menjalin pertemanan?
Setelah Zaffar kemudian Ali yang tiba-tiba datang berusaha mengakrabkannya sekarang Kaze? Semakin mencurigakan sekali, pikir Alasya.
"Bang, kalo ada cowok yang tiba-tiba deketin cewek itu tandanya apa?" tanyanya pada laki-laki yang kini duduk bersandar sambil mengganti-ganti saluran TV.
"Dia suka."
"Selain itu?"
"Mau dijadiin mainan." Singkat tapi, dapat mengembangkan pikiran Alasya. Bola matanya berpaling sementara otaknya berputar mencerna sesuatu.