“Tempat yang menyenangkannya menurut lo itu ragunan?”
Alasya menuruni motor besar Kaze dengan sedikit melompat tiba-tiba sehingga Kaze yang tidak siap jadi sedikit oleng. Laki-laki itu mendengus tapi, enggan mempermasalahkannya.
“Kita nge-date di ragunan?” tanya Alasya sekali lagi.
Memandang sesaat Alasya, benaknya berputar dalam keterdiaman. Apa gak sesuai ekspetasi dia? Idenya Zaffar emang sesat!
“Mau cari tempat lain aja?” Itu yang ingin Kaze lontarkan namun, berbeda dengan kenyataan. “Kenapa? Gak suka? Mau balik aja?”
Mungkin terdengar sengit sampai Alasya mengerutkan alisnya. “Cowok mah gitu. Pas pdkt aja sok manis, giliran udah jadian najis. Udah ayok!”
Ditariknya tangan Kaze mengikuti langkahnya yang entah menuju ke mana. Kaze hanya bisa pasrah berputar-putar di sana.
Begitu tangannya dilepaskan oleh Alasya. Kaze melipir, mengeluarkan ponselnya yang sedari tadi bergetar menandakan datang notifikasi.
Ali:
Lo harus bersikap manis selayaknya pacar yang jatuh cinta beneran. Jangan lempeng apalagi galak, njing |
Ali:
Inget acaranya masih dua bulanan lagi, langgeng-langgeng lo berdua |
Benar kata Ali. Acara prom night masih jauh-jauh hari. Hubungan ini baru saja dimulai. Menggali permukaan informasi tentang Naomi saja belum. Maka tidak seharusnya ia bersikap datar seperti tadi.
Menaruh kembali ponsel ke dalam saku, Kaze mengambil alih ponsel Alasya yang tengah dipergunakan untuk mengambil gambar dua panda menggemaskan sedang bermain.
“Eh? Eh?” Alasya memalingkan wajahnya ke belakang. Rupanya Kaze sudah berdiri tepat nan dekat dengannya. Posisinya saat ini seperti seseorang yang dirangkul dari belakang membuat Alasya bungkam.
Aroma maskulin dari tubuh berbalut kaos hitam menyeruak bercampur dengan aroma parfum manis lembut yang Alasya gunakan.
“Sya, sorry kalo ucapan gue tadi ngeselin,” kata Kaze menyampingkan mukanya pada Alasya.
Alasya enggan menolehkan kepalanya sebab jarak mereka sudah sangat dekat. Namun, hal itu justru dimanfaatkan Kaze untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Mengetuk tombol untuk membalik kamera menjadi kemera depan. Lalu, Kaze mengabadikan potret mereka berdua tanpa aba-aba. Begitupun dengan gerakan Kaze yang secara tiba-tiba mengecup pipi Alasya.
“Anjirt!” sentak Alasya dengan mata yang melebar. Dia juga menyikut perut Kaze.