Hari ini tercatat dalam sejarah hidup Alasya merasakan yang nama double date. Lalu, entah dari mana datangnya perubahan sikap Kaze secara tiba-tiba ini.
Sejak tadi tangan laki-laki itu terus menggenggam jemari Alasya. Awalnya memang tidak masalah namun, sikap-sikap berikutnya seperti tembakan yang dilakukan untuk meruntuhkan benteng pertahanan perasaan Alasya.
"Sya, isi ulang lagi nih kartu." Kaze menyerahkan kartu permainan itu pada Alasya yang berdiri di sebelahnya.
Sialnya, selain penyuka laki-laki dengan kepintarannya Alasya juga menyukai pesona laki-laki yang penuh gigih. Lantas sikap Kaze yang hendak mendapatkan sebuah boneka dari mesin pencapit itu termasuk sebuah kegigihan.
"Lo yakin? Udahlah main yang lain aja yuk ngabisin saldo doang. Mesinnya nipu nih udah direkayasa," kata Alasya tiba-tiba menjadi bawel.
Seorang pegawai tempat permainan tersebut yang mendengar ucapan Alasya sontak melirikan matanya.
"Sekali lagi."
Alasya mencebik, ini sih dia doang yang main. "Dari tadi juga bilangnya 'sekali lagi' mulu," gerutu Alasya usai menerima dompet Kaze.
Ini semua berawal dari Daftan, laki-laki yang bersama Naomi itu memulai. Di mana dia berusaha mendapatkan boneka Pikachu untuk Naomi tapi, gagal terus. Lalu, dengan tidak mau kalah Kaze ikutan mencoba. Berakhir kecanduan meski terus mengalami kegagalan.
Alasya telah kembali, Kaze hanya mengambil kartu tanpa dompetnya. "Simpenin dulu buat nanti bayar parkir."
"Emang udah mau pulang?" tanya Alasya.
"Enggak, belom!" Kaze menoleh singkat sebelum kembali terfokus.
Di sisi lain Naomi tersenyum tipis melihat Kaze yang berlaku selayaknya bocah ambisius.
Capitan kembali ke posisi awal dengan tidak membawa apa-apa. Alias Kaze lagi-lagi gagal.
"Ah elu gantian dong mainnya," omel Alasya dengan tampang bete.
"Bentar dikit lagi dapet nih," balas Kaze.
Daftan menyeringai lalu berbaik hati menawarkan kartu miliknya. "Mau pake kartu gue aja?"
Perhatian Alasya pun teralihkan pada laki-laki itu. Namun, tentu saja Alasya menolaknya melihat Naomi berdiri tepat di sebelah Daftan.
"Eh, gak usah, makasih, Daf."
"Serius nih pake aja."
"Iya, gapapa, Sya pake aja kalo lo mau main," kata Naomi menimpali.
"YES! DAPAT!" helaan nafas lega terhempas ketika keberhasilan berpihak kepadanya. "Gue bilang juga apa, gue pasti bisa dapetin," lanjutnya bermonolog.
Hampir saja Kaze kelepasan memberikan boneka tersebut pada Naomi kalo saja sudut matanya tidak mendapati Daftan berdiri menjulang.