"Assalamualaikum bunda."
Tak ada jawaban sama sekali dari dalam rumah Quinnsha.
"Kok sepi sih, bunda kemana ya?"
Quinnsha mencoba mencari keberadaan bundanya.
Tiba-tiba dari arah dapur terdengar suara bundanya.
"Bby udah pulang?"
Quinnsha segera menghampiri bundanya dan menjabat tangan bundanya lalu mencium punggung tangan bundanya itu.
"Assalamualaikum bunda."
"Waalaikumsalam bby."
"Bby maafin bunda ya, tadi nggak bisa jemput."
"Tadi Quinnsha telpon bunda tapi nggak bisa."
"Maaf bby hp bunda mati." Dengan raut wajah memelas berharap putrinya itu memaafkannya.
"Loh hp bunda kan baru beli kemaren masak udah ga beres gitu sih bun."
"Jadi gini bby, tadi bunda nguras Aquarium terus ikannya bunda pindahin dulu. Nah terus waktu bunda mau masukin ikannya ke aquarium lagi, eh malah bunda salah masukin hp bunda ke aquarium."
"Haahahhahaahhhhhaaa." Tawa menggelegar keluar begitu saja dari mulut Quinnsha.
"Eh kenapa ketawa? Dosa bby ngetawain orang tua lagi susah gini."
"Iya iya. Maaf bunda abis bunda lucu."
***
Quinnsha membuka jendela kamarnya, memandang pemandangan di sekitar.
"Adem banget."
"Kring...kring."
Suara ponsel Quinnsha berdering
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Sha mobil supir aku mogok nih. Kamu bisa jemput aku nggak?"
"Kamu dimana tha?"
"Di sebelah warkop lama."
"Iya ta bentar aku segera kesana."
Segera meraih salah satu kardigan dari dalam lemarinya lalu mengenakannya.
"Bby mau kemana?"
"Mau jemput teetha bun mobilnya mogok."
"Bilangin ke teetha nya suruh kesini besok aja bby, emang sih tu bocah ngira bby ini tukang ojek apa gimana disuruh jemput. Biar bunda aja yang bilang ke teetha kalo bby nggak berani bilang."
Quinnsha melongo
"Bby sadar?"memegang pundak putrinya
"Bunda ngomongnya banyak banget Quinnsha pusing."
"Bunda bikin bby pusing ya? MAAF bby." Erisca memeluk Quinnsha
"Udah bunda Quinnsha nggak papa jangan mulai deh." Sambil melepas pelukan bundanya.
"Quinnsha itu jemput Teetha nya di warkop lama bukan di rumah Teetha bunda."
"Bunda pikir di rumah Teetha bby. Jadi ya bunda ngelarang. Eh bby tap...."
"Assalamualaikum bunda Quinnsha pamit." Dengan buru - buru Quinnsha mencium punggung tangan bundanya, lalu pergi meninggalkannya tanpa mendengarkan bundanya bicara lagi.
***
Kemudian Quinnsha mengambil kunci sepeda motornya yang ada di laci ruang tamu.
"Bismillah."
Quinnsha mulai menyalakan motornya.