Cowok Taruhan

Ahra
Chapter #2

Masa Lalu

Dulu saat SMP, Kiana menjadi sosok yang sering dibully, ditindas, dan diperlakukan tak adil oleh teman kelasnya. Jika bersikap baik pun, pasti ada mau nya. Mau tak mau, ia harus menuruti semua keinginan teman-temannya. Jika menolak, dia akan diperlakukan sangat tidak pantas.

Gadis itu berjalan melewati lorong-lorong sekolahnya. Ia menggenggam kuat buku dalam dekapannya. Matanya melihat ke bawah tak berani menatap lurus.

Ia langsung menjadi pusat perhatian. Orang-orang melihatnya aneh. Rambutnya ia ikat kebelakang, memakai kacamata, rok yang di bawah lutut. Menurut mereka gadis itu kuper dan udik.

-BRUK-

"Maaf," ucapnya lirih setelah ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Ck, kalau jalan tuh liat-liat, lu nggak buta kan!" maki orang yang tak sengaja ditabraknya.

"Maaf," ulangnya lagi.

Orang itu mendecak tak suka, lalu pergi melewati gadis itu dengan sengaja menubruk bahunya.

Gadis itu tak berani melawan, meski bahunya sakit. Ia kembali berjalan menuju kelasnya. Saat sampai di kelas, dua orang siswi teman kelasnya langsung menghampirinya, Dian dan Angel.

"Kerjain dong, gue gak ngerti nih," titah Dian sambil menyerahkan buku PR-nya yang masih kosong.

"Gue juga," timpal Angel pun sambil menyerahkan bukunya.

"Cepet, malah diem!" sentak Dian.

"Iya." Gadis itu meski tak mau terpaksa harus mau. Tak ada yang mau membela mereka jika dia membela diri pun.

---

Saat istirahat makan siang. Gadis itu hanya makan sendirian di kantin. Tak ada yang menemaninya, atau sekedar mengajak makan bersama.

"Eh, beliin gue es jeruk dong, gue haus," titah teman kelasnya yang lain, lagi-lagi seenaknya.

"Gue jus alpuket aja/Gue teh manis aja," sambung mereka berdua bersamaan, teman dari siswi yang pertama memerintah nya tadi.

"Pake uang lu dulu ya," ujarnya dengan nada tak berdosa.

"Buru, kenapa masih di sini. Lu mau gue dehidrasi?"

"Maaf."

Gadis itu segera beranjak pergi menuju stand makanan dan minuman yang dipesan temannya. Ia benar-benar tidak berani untuk sekedar menolak.

---

"Eh, lu yang piket ya, gue soalnya ada urusan nih," ujarnya sambil berlalu.

"Tapi kan--" Kiana mencoba memprotes, tapi dia selalu kalah.

"Bilang aja kita berdua udah selesai piketnya," timpal gadis lainnya.

"Tapi ...."

"Gue duluan!"

Kiana hanya menatap mereka berdua yang sudah keluar kelas. Ia lagi lagi tidak berani untuk mengatakan kekesalannya.

---

Setelah istirahat pertama selesai. Kiana segera masuk ke kelasnya. Dia selalu membawa bekal dan memakannya di taman belakang, tentu saja hanya sendirian. Kiana segera duduk di kursinya.

"Ya ampun, gue males banget nih, habis ini pelajaran bu Chika," keluh seseorang yang duduk di kursi depan.

"Iya, sama. Gue bukannya ngerti malah makin bingung gara-gara omongan dia," timpal orang yang duduk di sebelahnya. "Yuk, bolos!" ajaknya -Dian- kemudian.

"Hm?" Gadis itu -Nita- langsung mengerutkan keningnya bingung.

Lihat selengkapnya