Dari luar terlihat seperti tidak ada orang, kembali memanggil
'‘halo ada orang?", sahut pak emon.
(Tidak ada jawaban)
"Untung tidak ada, kalau ada bisa bahaya aku bisa dihukum kembali", di dalam hati junior.
“Ini bener rumah kamu, apakah kamu Cuma ngadal-ngadalin doang nih", tanya pak emon yang tak percaya.
"Bener pak ini rumah saya", Lalu junior menundukan pandangan.
Tidak lama, pintu itu terbuka, pak emon yang melihat dari beberapa langkah, lalu ia mendekat pas di samping junior.
"Ada apa junior", tanya bu mariam ke junior.
"Bapak ini mau..", jawab junior yang berbicara gagap.
"Jadi, gini pak. kedatangan saya kesini mau memberitahu bahwa anak ibu telah memecahkan kaca jendela saya, dan saya ingin minta ganti rugi", ucap pak emon dengan menjelaskan.
"Kok bisa, tidak mungkin anak saya yang perbuat", ucap mariam ibu junior, yang tak percaya.
"Mana saya tau bu, yang terpenting pokoknya ibu harus ganti kaca saya atas kelakuan anak ibu ini", jaeab pak emon.
"Apakah bener apa yang dikatakan bapak itu, kamu yang menghancurkan jendela bapak itu", bu mariam bertanya kepada junior
"Tidak bu, bukan junior tapi laki yang menendang mengena kaca bapak ini", jawab junior.
"Alah kamu mengelak sudah terbukti kamu tertangkap basah", sahud pak emon.
"Tuh bapak sendiri yang denger, yang ngelakuin bukan anak saya pak", ucap mariam ibu junior.
"Eh kamu yang jujur jangan sampai saya patahin kaki kamu biar kamu rasakan", sahut pak emon.
"Beneran bukan saya yang melakukanya .ampu pak...", junior sambil membela.
"Baik pak saya akan ganti tapi tidak sekarang mungkin besok, karna bapaknya baru pulang besok", ucap mariam ibunya junior.
"Baik, saya mengerti saya akan datang kembali besok, Assalamualikum", sahut pak emon yang agak kesal.
"Wa’alaikum salam", ibunya menjawab salam orang itu.
"Junior sini masuk ke dalam", ucap mariam ibu junior dengN mata tajam.
"Baik bu", ucap junior dengan suara pelan.
(Ia pun Masuk kedalam rumah yang ibunya sudah menunggu)