Creator.Inc

Bentang Pustaka
Chapter #3

Dua: Aku bertanya kepada sahabatku mengenai dirimu dan dia bilang kamu unik. Aku tidak setuju, untuk kali pertamanya karena bagiku kamu sempurna.

“Kelompok lo milih lagu ‘Manuk Dadali’?!”

Seruan Gieva itu hanya kubalas dengan gumaman sambil lalu. Mataku terpaku pada layar ponsel, sibuk menyusuri timeline Twitter. Malam ini Gieva berhasil menyeretku untuk menginap di rumahnya. Dia bilang, sudah lama kami tidak bersama sejak kali terakhir kami bersenang-senang. Dan, bersenang-senang dalam kamus Gieva berarti mengobrol semalam suntuk.

“Ih, nih anak,” omel Gieva. “Gue lagi ngomong, kok, nggak didenger, sih? Ada apaan deh, di Twitter? Lagi kepo-in siapa lo?”

Aku menggeleng. “Lo, kan, tahu gue lagi jadi fakir kuota sejak minggu lalu. Gara-gara fotocopy modul TIK, duit bulanan gue tipis. Jadi, begitu nemu wi-fi, gue baru bisa on. Jangan ganggu gue.”

“Gue suruh Papa matiin wi-fi, ah,” ledek Gieva.

“Orang kikir otaknya susah mikir, lho,” balasku tenang.

“Ih, Arrum! Jahat, ya, mulut lo!”

Sambil tertawa, akhirnya aku meletakkan ponselku. Lalu …. Ting! Satu chat masuk ke WhatsApp-ku. Dengan mengerjap, kubuka chat itu.

Tama : Jangan lupa bikin PPT buat PKn, ya.

Arrum : Ok. Gue download template baru sekarang.

Tama : Emang lo di mana? Bukannya lg gak ada kuota?

Arrum : Girls’ night sm Gieva. Jangan ganggu, syuh syuh ….

Lihat selengkapnya