Crescent Moon

Sylvia Nurlita
Chapter #4

Chapter 2

London, Saturday .

03 July 2021.

Selvi berpisah dengan yang lain selain Aline setelah penampilan mereka di acara amal, Aline tidak bisa datang karena sibuk. Semua pulang dengan taksi, tapi Selvi Menaiki kereta sekitar 40 Menit menuju Studio Musik, selain tujuan yang berbeda itu juga karena Selvi memiliki trauma menggunakan mobil.

Walau pun banyak pemberhentian dan lama, Selvi akhirnya sampai di stasiun terakhir. Dia berjalan sekitar 10 menit hingga sampai di studio musik.

Terlihat penjaga studio yang tidak asing duduk di meja depan "Siang Sandra" Selvi menyapanya.

Sandra berdiri dan membalas sapaan Selvi.

"is anyone in the studio?" Selvi melihat pintu studio teman latihan terbuka.

Sandra mengangguk "iya, he wants to rent a few days"

"ok, i just wanna take my guitar"

Selvi berlalu meninggalkan Sandra, dia memasuki ruangan yang sangat dingin itu. Selvi sedikit kesal karena pintu yang di buka di ruangan ber AC.

Ruangan itu di penuhi dengan beberapa alat musik, yang Selvi sediakan jika ada yang menyewa untuk latihan. Dan juga ruangan ini terhubung dengan studio rekaman. Telihat seorang Pria dengan baju motif Zebra dan jaket kulit duduk membelakanginya. Tanpa tertarik, Selvi mencari keberadaan gitar yang dia tinggalkan kemarin malam. Pundaknya masih terasa berat dengan gitar yang dia pinjam dari Mr. smith, kini dia harus membawa gitarnya lagi.

Pria itu memainkan sebuah gitar, dan menyenandungkan beberapa lirik. Selvi terdiam beberapa saat ketika menyadari lirik yang keluar dari mulut pria itu. Kakinya mendekat tanpa aba-aba, matanya membelalak mendapati buku musiknya terbuka lebar di hadapan pria itu. Selvi mengambil dengan cepat dan menatap tajam kearah pria di depannya kini. Pria itu sedikit terkejut, namun bibirnya segera membentuk senyuman.

"Ah, kau Selvi?"

"you.." Selvi menahan emosinya "why did you open the book?" katanya berlanjut.

Pria itu segera berdiri dari duduknya, dan meletakkan gitar yang dia mainkan sebelumnya. Mata Selvi semakin membelalak menyadari gitar itu adalah miliknya.

"Maafkan aku, the book was open from the start I just..." Selvi segera memotong omongannya, membuka halaman pertama dari lembaran buku.

"still you shouldn't read it, I wrote big here" tunjuknya pada halaman itu.

"Maafkan aku, but I don't understand the meaning of the text" ujarnya bingung.

Selvi segera sadar lembaran itu di tulis dalam bahasa indonesia 'jangan buka dan janga baca!!!', selvi menghela nafas menyadari kebodohannya.

"forget it"

Berusaha menahan rasa malu, Selvi segera mengambil gitar yang barusan di letakkan pria itu, dia memasukkannya ke dalam tas yang tak jauh dari sana.

Pria itu menatap Selvi yang sibuk dengan tasnya "your song is beautiful" dia pun memuji lagu yang di tulis Selvi.

Selvi menatapnya beberapa saat "don't talk about it"

Setelah selesai dengan gitar dan tas, dia segera memabawa tas itu pada pundak nya yang cukup berat dengan gitar sebelumnya.

"that guitar.." pria itu menunjuk gitar yang dari awal ada di pundak Selvi.

"I have to return" ucap Selvi pelan "excuse me, I have to go" dia menundukkan kepalanya cepat dan pergi meninggalkan pria itu yang menatap bingung padanya.

Dia berpamitan dengan Sandra, dan berjalan menuju stasiun.

Selvi menaiki kereta selama 14 menit, dan turun di stasiun Greenwich. Hari sangat panas, dan Selvi mulai berkeringat dengan 2 gitar yang dia bawa. Dia memasuki jalanan yang masih ramai, terlihat penjual eskrim tak jauh dari dia berdiri. Selvi memberi 1 cone dengan rasa vanilla-strawberry, selvi melewati jalan pintas yang biasa dia lalui agar sampai dengan cepat. Jalanan itu, melewati beberapa bangunan kosong dan tua yang jelas saja sepi. Di tengah perjalanan, Selvi merasa ada yang mengikutinya dari belakang, sudut matanya menangkap pria dengan jaket kulit mengkilap. Jangtungnya mulai berpacu cepat bersamaan dengan langkahnya, pikiran menjadi berlebihan karena film yang dia tonton malam sebelumnya tentang pria yang menculik wanita lalu membunuhnya tanpa kesalahan.

Langkah Selvi dan orang di belakang menjadi beriringan, Selvi memilih berlari saat melihat ujung jalan dari gang sempit itu. Setelah keluar terlihat Mr.Smith sedang membersihkan bagian depan tokonya, kaki Selvi melemah seolah pria di belakang ingin menangkapnya dia berteriak dengan keras.

"MR. SMITH" teriakan lantang dengan nada ketakut itu menarik perhatian Mr. Smith yang segera menoleh kebelakang.

Lihat selengkapnya