Reverie begitu damai. Sama seperti pagi-pagi sebelumnya, burung-burung berkicau merdu, gerai-gerai dibuka, surat-surat kabar diedarkan, orang dewasa bersiap pergi bekerja, anak-anak menyantap sarapan sebelum berangkat ke sekolah lagi setelah libur tahun baru. Namun, tidak semuanya, sebagian orang memutuskan untuk sedikit 'bersantai' karena mereka memang memiliki waktu luang, dan ... mungkin juga lari dari kesibukan.
Seperti yang dilakukan gadis di kedai kopi itu. Ia sudah menyelesaikan masa belajarnya di Graduate A, ia tidak bekerja, dan ia tidak suka kopi.
"Kau masih muda, Luze. Bibi tahu kau pasti bisa mendapatkan surat pengantar lanjutan ke Graduate S jika kau mau."
"Tapi aku tidak mau," sahut Luze sambil tersenyum santai. Ini kali kesebelas Bibi Kopi membujuknya untuk melanjutkan masa belajarnya.
Lain halnya dengan Graduate sebelum-sebelumnya yang mempelajari pelajaran-pelajaran dasar seperti sastra, seni, berhitung, sejarah, dan dasar-dasar Potrait sebagai penunjang kehidupan. Graduate S adalah akademi lanjutan untuk mendalami pembelajaran Potrait. Orang-orang yang mendaftar ke sana biasanya bertujuan untuk menjadi bagian dari pemerintahan Reverie.
"Bibi tahu aku tidak tertarik kepada hal-hal seperti itu."
"Daripada kau membuang waktumu hanya dengan bermain bersama kucing hitam itu, lebih baik kau membantu Bibi membuat kopi untuk para pelanggan, Bibi akan mengupahmu."
"Aku tidak bekerja pun Bibi memberiku uang jajan, jadi tidak perlu." Luze terkekeh. "Dan ia bukan hanya sekadar kucing hitam, Bibi. Namanya Kira."
Bibi Kopi mengibaskan tangannya. "Apa pun itu, Bibi tidak melihat perbedaan."
"Tentu saja ia istimewa," protes Luze. "Bukan hanya karena ia memiliki nama, tetapi karena akulah yang memberinya nama."
Bibi Kopi hanya mengangguk-angguk. "Ya, ya."
Luze ingin menyanggah sikap Bibi Kopi yang–ia anggap–meremehkan Kira, tetapi gemerincing lonceng mengatakan seorang tamu sudah datang. Luze bersungut sebal, ia menggendong Kira dan bergegas naik ke kamarnya yang berada di loteng kedai.