Sejak sekolah dasar, Indy adalah anak yang rajin belajar hingga sering disebut kutu buku. Sebuah tas besar di punggungnya tak pernah cukup manampung buku-bukunya hingga harus ditenteng tiga hingga empat buku dilengannya yang kurus itu. Kegiatan hari-harinya hanya sekolah dan belajar. Ia selalu pulang ke rumah setelah usai jam sekolah, disaat teman-teman masih asik bermain. Kini, menginjak usia remaja, ia mulai memasuki gerbang pendidikan yang katanya tempat cinta pertama bersemi.
“Kisah kasih di sekolah”, lirik dari sebuah lagu lawas itu telah mengubah pandangannya 180 derajat dari seorang kutu buku menjadi seorang pengagung cinta.
“Masa SMA adalah masa paling bahagia”, begitu pula yang sering ia dengar dari orang-orang dewasa disekitarnya.
Kalimat-kalimat tersebut nyatanya telah mengalihkan perhatiannya dari tumpukan buku-buku kepada seorang kakak kelas yang menjadi ketua OSIS saat itu. Sosok yang kharismatik dan penuh wibawa dengan suara yang berat khas laki-laki jantan itu telah memikat hati Indy. Walaupun tubuhnya tidak terlalu tinggi, namun sang ketus OSIS itu cukup berotot dipadu dengan wajah hitam manis yang tampan dan rambut lurus dengan poni miring yang jatuh. Baru kali ini Indy mendefinisikan tentang cowok ganteng, karena sebelumnya ia tak tahu laki-laki ganteng itu seperti apa. Djoko adalah sang ketua OSIS sekaligus laki-laki pertama yang mengisi hati Indy. Cinta pertama dimasa SMA, mungkinkah hanya cinta monyet ?
Penataran nilai-nilai Pancasila adalah ajang penggemblengan yang harus dilewati para siswa baru setiap memasuki sekolah baru. Setiap pagi para siswa baru baris berjejer di lapangan dibawah terik matahari dengan atribut unik atas anjuran para pengurus OSIS yang memimpin penataran. Beberapa kali mereka berlatih baris-berbaris dan latihan fisik. Latihan mental yang lebih mengarah pada latihan untuk bersikap respect kepada para senior itu kadang kala terlalu berlebihan hingga menyimpang dari tujuan awal. Namun, tak sedikit yang memanfaatkan ajang itu untuk mencari gebetan baru bagi para senior. Diantara para siswa baru yang berbaris dengan gantungan papan nama di dada mereka, terdapat beberapa siswi yang membawa setangkai mawar merah. Mawar merah itu adalah permintaan dari kakak kelas yang tertarik dengan siswi baru tersebut. Maka, hanya beberapa siswi terpilihlah yang membawa setangkai mawar merah saat itu. “Buat apa lo bawa mawar merah, In. Buat siapa?”, tanya Vika yang berbaris dibelakang Indy pagi itu dengan wajah penasaran.
Indy merahasiakannya dan hanya membisu sambil tersenyum, karena tak mau menjadi berita heboh, karena yang meminta dibawakan mawar merah itu adalah seorang kakak kelas yang tampan, bertubuh tinggi dan berambut agak gondrong yang diidolakan para siswi.
Nyatanya, wajah tampan tidak terlalu menarik perhatian Indy. Sikap kharismatik dan wibawa yang dimiliki Djoko lah yang membuatnya terpincut. Gaya khas Djoko dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana itu membuat hatinya ingin berteriak histeris karena melihat sosok yang cool to the max itu. Pandangan Indy pun tak pernah lepas dari Djoko, apalagi saat sosok pria idamannya itu sedang memberikan instruksi didepan podium, serasa jantung berdebar cepat dibuatnya dan mulut menganga saking kagumnya. Hingga disaat sesi terakhir acara penataran tersebut, para siswa diminta membuat surat cinta untuk kakak kelas yang disukainya. Surat cinta? Selama
ini, Indy tahunya hanya angka-angka matematika dan buku. Kini ia harus membuat sepucuk surat cinta yang akan ditujukan untuk Djoko, pujaan hatinya. Semua surat cinta dari para siswa telah dikumpulkan di podium. Beberapa surat cinta tersebut sudah diambil oleh pemiliknya. Terpilihlah satu surat yang disimpan khusus dan diselipkan Djoko di saku celananya.
Hati para siswa berdebar-debar saat surat-surat cinta dari mereka dibacakan satu persatu didepan podium. “Jreng…jreng”, tibalah saat yang dinanti-nanti itu. Surat cinta pamungkas untuk sang ketua OSIS akan segera dibacakan. Semua terdiam menyimak dengan seksama, saat surat itu dibacakan dengan suara yang keras dari sebuah mikrofon.
Dear Kak Djoko Tersayang…
Dibalik suaramu yang lantang, tersimpan hati yang lembut
Dibalik sikapmu yang dingin, terdapat jiwa yang hangat
Dibalik wibawamu yang memesona, terdapat keramahan yang meluluhkan
Dibalik ketegasanmu, terselip rasa kasih sayang
Dibalik wajahmu yang tegang, tersimpan senyum yang manis
Tetaplah menjadi yang terindah
Dari…
Adik kelas yang mengagumimu