Arthur mengikuti kelompok Sarsean dengan wajah cemberut sepanjang jalan. Mereka sudah keluar dari wilayah Kota Noris dan wajah cemberut pemuda itu kian kentara saat mereka semakin menjauh dari perbatasan. Arthur sesekali menoleh ke belakang. Belum sehari, juga belum ratusan kilo dia berpisah dengan Jeams, tetapi rasa rindu dan sedih menjadi raja lebih dulu di hatinya. Arthur menghela napas resah berkali-kali. Dia memikirkan kakeknya itu.
Menyadari keresahan pemuda yang berjalan di belakang, kelima orang yang berstatus sebagai kesatria itu saling pandang. Sarsean sesekali menoleh ke belakang untuk melihat Arthur.
Sejak keluar dari wilayah Kota Noris, Arthur tidak bicara dengan mereka. Dia begitu murung. Sejauh ini, mereka belum tahu sebab musabab kemurungan pemuda yang bisa menggunakan kemampuan sihir meski dia berasal dari Kota Noris. Rasa penasaran tidak bisa ditahan lagi.
"Nak, siapa namamu?" tanya Sarsean memperlambat langkahnya hingga dia berjalan bersisian dengan Arthur.
"Arthur," jawabnya lesu seperti orang yang sudah berhari-hari tak makan.
"Berapa usiamu?" Angella bertanya setelah memposisikan diri di samping kanan pemuda berambut hitam pekat itu.
"Tujuh belas tahun." Arthur melirik wanita yang bertanya. "Kalian ini mau ke mana? Mau berperang?" Dia balik bertanya setelah mengamati pakaian yang dikenakan kelima orang itu.
Kelompok itu menggunakan zirah hitam yang di mata Arthur begitu kukuh dan kuat. Senjata seperti pedang, tombak, dan panah akan sulit menembus kekuatan dari zirah yang menutupi dada. Arthur sudah memikirkan cokelat hitam jika dia mengubah zirah itu dengan kekuatan sihir. Namun, dia berniat melakukan keusilan itu sekarang.
"Kami? Kami kesatria dari Moors yang mengabdi pada Raja William. Kami ditugaskan mencari putra mahkota, Pangeran Moors, yang dibawa Jenderal Elang saat penyerangan terjadi di istana," jawab Sarsean.
Arthur spontans mengerutkan alis tebalnya yang rapi. Dia masih mengingat dengan baik cerita Jeams sebelum mereka berpisah. Dalam cerita itu, Jeams menyebut nama William, si raja yang mengkhianati Annabelle.