Crusade

Anima Manoe
Chapter #7

Ch. 06 - Ruangan Misterius

“Ada orang di atas?” teriak Lucas, berharap ada yang menjawabnya dari lantai atas.

Hening. Tak ada jawaban sama sekali.

Lucas melirik sebentar ke arah benda berat yang menyerupai patung itu. Berniat memeriksanya, namun diurungkannya karena ada yang lebih penting dari patung kayu itu. Lucas kemudian mengalihkan pandangannya, melihat ke atas tangga. Sambil menaruh satu kakinya ke anak tangga pertama, Lucas memandang ke sekelilingnya. Berpikir sekaligus berharap akan ada yang muncul secara tiba-tiba lagi di sekitarnya. Dan barang kali yang muncul selanjutnya adalah manusia.

Debu yang menutupi bagian dalam rumah memastikan rumah itu benar-benar tak terawat. Dilihat dari segi manapun, rumah itu tampak jelas tidak pernah dibersihkan atau diperbaiki. Dinding yang terdapat lubang dari ukuran yang kecil sampai ke yang besar menjadi bukti jika rumah ini tak mungkin ada yang menghuninya. Entah berasal dari mana lubang-lubang itu, atau bagaimana mulanya bisa muncul, sekilas, rumah itu seperti pernah menjadi lokasi baku tembak dan pernah diberondong sejumlah peluru dari berbagai macam ukuran dan jenis. Meski begitu, anehnya rumah itu terlihat baik-baik saja dari luar. Seperti rumah di distrik 9 kebanyakan, tetapi berbeda sekali dengan bagian dalamnya yang tampak sangat kacau. Sayangnya Lucas tak memeriksa keseluruhan rumah itu. Dan yang sekarang ia lakukan malah langsung naik ke lantai dua. Mencari tahu dari mana datangnya benda berat itu.

Jika dipikir-pikir, sangat aneh melihat bagian luar rumah itu, yang pada dasarnya terlihat sangat normal. Sedangkan bagian dalamnya kacau balau seperti kapal pecah. Belum dengan kondisi rumah di bagian belakangnya yang memiliki kerusakan paling parah. Di bagian dapur. Siapapun pasti akan mengira itu adalah medan perang para mafia, terkecuali kalau semua kekacauan dan kerusakan itu hanyalah ilusi optik semata.

Lucas sudah sampai di lantai dua, lantai teratas. “Jadi, bagaimana benda itu turun tadi?” Lucas memandang bergantian dinding yang ada di depannya dan benda berat yang ada di bawah tadi.

Di sebelah kanan Lucas, ada dinding yang memiliki retakan panjang sepanjang dinding itu berada. Di depannya, ada dinding biasa tanpa ada hiasan apapun yang juga tertutup debu. Maju sedikit ke depan dan di sebelah kirinya ada pintu yang tertutup rapat. Bersih tak terkena debu sama sekali. Berwarna coklat kehitaman. Hendelnya bulat dan tidak dikunci ketika Lucas mencoba membukanya. Tangannya sedikit gemetar saat memutar hendel perlahan. Terdengar bunyi ceklek dan pintu pun terbuka sedikit demi sedikit tanpa suara derit pintu.

Gelap. Apa yang tampak di mata Lucas hanya hitam. Sejauh mata memandang, warna hitam adalah satu-satunya yang dilihat Lucas. Semuanya, di depan, di kanan-kiri, begitu juga dengan di belakangnya, saat Lucas menghadap ke pintu yang barusan dilewatinya. Sudah hilang. Tidak ada lagi.

Perasaan gelisah dan gugup mulai merayapi tubuh Lucas. Rasa takut yang tak diketahui pelan-pelan mengganggu pikiran Lucas di kegelapan yang hening. Matanya bingung hendak ke mana ia melihat, ke mana ia harus melangkahkan kakinya saat ini, bagaimana caranya ia keluar dari ruangan yang gelap gulita ini? Adakah jalan keluar menuju cahaya? Lucas diliputi kebingungan.

Dalam keragu-raguan, Lucas memaksakan dirinya. Berbalik ke arah awal saat dia masuk tadi, kemudian melangkahkan kakinya dengan mantap ke depan. Berjalan lurus terus tanpa henti. Meski rasa takut terjebak dan tak bisa keluar dari kegelapan itu terus mengganggunya. Ia tetap lanjut berjalan lurus. Menuju ke arah yang tak pasti.

Setengah jam Lucas berjalan entah ke mana. Sedikit pun cahaya belum terlihat. Sekelilingnya masih hitam, gelap, dan sunyi.

Lihat selengkapnya