“Mau mampir ke rumahku?” tanya Jet menawari.
“Kita memang sedang berjalan ke arah rumahmu.” Jawab Eriza.
“Benarkah? Heeh, pantas saja. Aku kira kalian mau ke mana.” Kata Jet mengangguk-angguk sendiri.
“Kau harus membayar perbuatanmu padaku.” Ucap Lucius. “Itulah sebabnya kita harus ke rumahmu. Bertindaklah seperti seorang pelayan dan layani kami semua seperti seorang raja. Dan jangan lupa jaga perilakumu selama kami di rumahmu.” Lucius menoleh ke arah Jet dan menatapnya dengan tatapan ingin membunuh.
“Hiiii!” Jet menjerit pelan. “Kan yang paling tersiksa tadi itu aku bukan dia. Dia bahkan memelintir tanganku dan menghantamkan kepalaku ke meja.” Gumam Jet. “Lagipula itukan rumahku, kenapa aku yang harus menjaga sikap?”
Angin berhembus kencang, pohon-pohon bergoyang dihempas oleh angin. Dedaunan berdesir berjatuhan, ranting-ranting pohon yang tipis berderak terseret angin kencang seperti suara langkah yang sedang berjalan. Di jalanan yang lengang, ada perasaan curiga yang tumbuh sangat kuat.
“Tunggu sebentar,” seru Eriza memecah keheningan yang tiba-tiba. Matanya menyipit memandang ke sekelilingnya. “Ada yang aneh.”
“Ada apa memangnya?” tanya Jet ikut mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Lucius tidak menanggapinya dengan perkataan, bergerak secara refleks Lucius melirik ke arah pepohonan di samping kirinya. Sama dengan Lucius, Aline juga tidak berkata apa-apa dan langsung melihat memeriksa sesuatu yang terlihat mencurigakan di area pepohonan di samping kanannya.
Sosok-sosok bayangan hitam bergerak dengan cepat dari balik bayangan gelap pepohonan. Jumlahnya lebih dari satu. Mereka terlihat berlari dan melompat dengan gesit dan lincah. Lucius berhasil menangkap pergerakan mereka. Melalui matanya yang dingin dan tajam, “Menghindar!!” serunya, kemudian melompat dan berguling ke depan.
Jet langsung melompat ke arah kirinya begitu mendengar Lucius berteriak, Eriza juga tanpa berlama-lama ikut berlari dan melompat ke kanannya sambil menyeret Aline yang sedikit terlambat dalam bereaksi. Memegang pergelangan tangan Aline lalu menariknya melompat bersamanya ke pepohonan di kanannya.
Bum!