Asap hitam membumbung tinggi di sebuah gedung. Semua kaca pecah dari bagian atas sampai ke bawah. Dindingnya retak, cukup parah hingga terbagi menjadi tiga bagian. Terdengar suara ledakan dari bagian dapur dan beberapa lantai di atasnya. Api terlihat membakar di hampir seluruh lantai gedung. Menyala terang di setiap lantainya, mencuat keluar jendela berusaha melahap gedung itu sepenuhnya dalam panasnya yang dapat menghanguskan.
Dua bayangan tampak berbenturan di salah satu lantai, lantai tiga. Berlatar belakang kobaran api yang ganas, dua bayangan itu saling bertabrakan dalam kepungan api yang liar. Suara keras semacam ledakan terdengar dari lantai itu. Membuat seluruh permukaan gedung bergetar cukup kuat. Retakan baru tercipta kemudian. Retakan itu berjalan bergerak dari bawah ke atas menuju atap. Warna merah dan kuning menyusul terselip dalam retakan itu. Dinding gedung terus bergetar, menjatuhkan puing dari dinding yang retak. Debu mengambang di udara melayang mengelilingi gedung yang terbakar dari dalam. Puing-puing gedung yang perlahan hancur masih berjatuhan sedikit demi sedikit. Semakin besar yang jatuh seiring membesarnya retakan yang menjalari gedung itu. Merambati setiap sisi gedung bagai tanaman rambat yang menggerogoti gedung itu perlahan.
“Haaa!” teriak pria bertangan besi itu sambil menarik kedua tangannya.
“Teknik pernapasan naga; cakar naga.” Ucap Jet, lalu meluncur dengan pose tangannya yang membentuk seperti cakar naga.
Mereka berbenturan lagi. Dua tangan besi itu bertemu dengan cakar naga milik Jet. Sekali lagi gedung bergetar. Seluruh dinding bergetar, api meluap keluar gedung akibat udara yang tercipta dari benturan antara lelaki bertangan besi itu dan Jet. Lantai tempat mereka menjejakkan kaki bergemeretak memunculkan retakan baru. Bergerak perlahan membelah lantai di bawah mereka.
Keduanya saling berpandangan. Keringat menetes di kedua kening mereka. Salah satu menyekanya, yang satunya membiarkannya jatuh melewati pipinya. Pria bertangan besi
Itu melontarkan dirinya ke arah Jet lagi, untuk yang kesekian kalinya. Alisnya berkerut, sorot matanya memperlihatkan seolah ini adalah serangan terakhir untuk mengalahkan Jet.
Di seberang, Jet tidak berdiri tanpa rencana melihat pria itu terbang menuju dirinya. Memasang kuda-kuda, menangkupkan kedua tangannya, ekspresi Jet juga berubah. Jika ada momen di mana Jet tampak serius, maka ekspresinya saat ini adalah yang paling terlihat serius. Tatapan matanya seteguh dan sekokoh baja. Tekadnya untuk mengalahkan pria itu bisa terlihat jelas tersirat dalam kilatan di matanya.
“Teknik pernapasan naga; kibasan sayap naga api.” Katanya sambil menghirup napas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.
Seekor naga terbentuk dari kumpulan api yang membakar gedung itu, berdiri di belakang Jet dengan sayap terbuka. Kepalanya terangkat penuh wibawa, sayapnya mengembang siap mengibas sekencang mungkin. Naga itu mengaum lalu mengibaskan sayapnya ke arah pria bertangan besi yang sedang menuju Jet.
Pria bertangan besi itu terpental ke belakang. Sesaat hampir menyentuh Jet, hembusan udara panas yang kencang menerjangnya dan mendorongnya mundur jauh ke belakang, kembali ke tempat semula. Seolah itu tak cukup, udara kibasan dari naga api itu jadi semakin besar dan kuat. Sambil mempertahankan napasnya, Jet mengubah posisi tangannya. Sekarang dia merentangkan kedua tangannya. Sedetik kemudian api dan udara menyatu menyelimuti kedua tangannya. Hanya di kedua tangannya. Berputar dari lengan atasnya sampai ke pergelangan tangannya.
Api itu semakin kencang putarannya ketika selang beberapa detik menyatu dengan udara yang juga menyelimuti kedua tangan Jet. Akibat perputaran itu, saat ini tangan Jet terlihat seperti memakai gelang panjang yang terbuat dari api. Yang bagian pinggirnya tajam dan panas.
Pria bertangan besi itu berdiri memasang kuda-kuda di salah satu bagian lantai yang hampir hancur. Berjuang menahan kencangnya udara panas yang menerjangnya. Usaha-usaha kecil seperti menggerakkan kakinya masih dia lakukan. Sambil meringis menahan serangan, pria bertangan besi itu menaruh kembali tangannya ke belakang. Dalam upaya membuat dorongan terakhir menggunakan ledakan yang besar, pria itu pasrah menerima serangan udara panas hebat dengan tubuhnya.
Sebelumnya dia bisa menahan menggunakan kedua tangan besinya, sekarang hal yang bisa dia lakukan adalah menahan semua serangan itu dengan tubuhnya sembari mengumpulkan energi guna membuat ledakan yang cukup kuat yang bisa memperpendek jaraknya dengan Jet.