Crusade

Anima Manoe
Chapter #23

Ch. 22 - Sepenggal Kisah Falkdown

“Bagaimana?”

“Kita pulang saja. Tidak ada yang bisa kita lakukan juga di sini.”

“Mau mampir ke warung mi di depan? Aku lapar.”

“Di depan mana?”

“Di persimpangan yang kita lewati tadi.”

“Hah? Kau serius? Tadi aku tidak melihat apapun di sana. Apa penjualnya seorang siluman?” kata bocah itu yang entah kenapa dia jadi mudah merinding.

“Entahlah.” Jawab anak laki-laki di sampingnya dengan nada ceria. “Tapi tadi aku dengar ada beberapa suara keributan jauh di arah kananku.”

Apa dia bilang tadi? Keributan? Kenapa dia menyimpulkan kalau ada keributan maka ada warung mi?

“Baiklah, ayo kita ke sana.” Akhirnya bocah itu berkata. “Semoga kita baik-baik saja.” Gumamnya kemudian.

Sesuai perkataannya, pada persimpangan suara-suara keributan itu terdengar walau sedikit pelan.

“Lihat, kau dengar ‘kan?”

Menghiraukan penggunaan kata yang membingungkan anak laki-laki itu, “Ya, aku bisa mendengarnya sedikit. Tapi apa kau yakin di sana ada warung mi? Bukankah di sana sedang ada keributan? Berdasarkan suara yang kudengar meski samar, aku merasa kalau di sana sedang ada perkelahian.”

Anak laki-laki itu berkacak pinggang. “Itu hanya firasatmu saja. Sudah ayo, kita cek saja langsung.” Katanya.

Hei, bukankah warung mi itu yang ‘hanya firasatmu saja?’

“Tunggu aku.” Bocah itu kemudian berlari menyusul.

Lihat selengkapnya