Crusade

Anima Manoe
Chapter #24

Ch. 23 - Gadis Bernama Runa

“Hei, kau yakin kita maju begitu saja? Tidakkah kita membuat strategi lebih dulu? Lucas, hoi.”

“Strategi?” Lucas berhenti melangkah.

“Iya, kita pasti kalah kalau langsung maju menyerang mereka semua. Dari kita berdua yang bisa berkelahi hanya kau saja, tentu itu menjadi nilai minus bagi kita.”

“Kau tidak bisa berkelahi? Tunggu, untuk apa kita butuh ikan nila segala?”

Mikie menepuk jidatnya. “Astaga, siapa juga yang menyebutkan ikan nila. Aku bilang nilai. Dan lagi, sejak kapan kau berpikir aku ini bisa berkelahi? Aku ini masih kecil, tidak mungkin bisa berkelahi.”

“Oh, tapi aku pernah melihatmu menghajar salah satu anak dari kota utama.”

“Ng... er—itu kau mungkin salah lihat. Hehehe.”

“Jadi?”

“Jadi apanya?”

“Rencananya, perempuan itu keburu diapa-apakan mereka kalau terlalu lama. Cepatlah.”

“I-iya, iya. Begini, mendekat lah.”

Lucas menjulurkan kepalanya mendekat ke arah Mikie, tubuhnya secara otomatis condong ke depan.

Rencana selesai dibuat, terlihat dari wajah Mikie yang tampak sumringah. Berbeda dengan sebelumnya yang dipenuhi teror dan kegelisahan. Dia bahkan berkacak pinggang saat Lucas berlari maju ke arah enam pria itu. Apakah hanya itu rencananya?

Lucas berlari ke arah gerombolan enam pria sambil berteriak ketika jaraknya sudah lebih dekat. Enam pria itu menoleh berpaling melihat Lucas setelah mendengar teriakannya. Ekspresi mereka sedikit terlambat tapi... Lucas menyabetkan balok kayu yang ia bawa sekuat tenaga. Pria itu jatuh begitu menerima sabetan dari Lucas yang berwajah ceria saat menyerang.

Lima pria sisanya menyaksikan tanpa bergerak. Mereka berdiri diam bengong melihat apa yang baru saja terjadi, seakan butuh waktu untuk pikirannya mencerna, lalu mereka pun akhirnya berpaling menghadap Lucas. Mereka menatapnya kemudian menyerangnya bersama-sama. Mengabaikan perempuan yang tadinya menjadi mangsa mereka.

Dilihat dari wajah kesal mereka, sudah pasti mereka akan menyerang Lucas. Mereka tampak maju dengan segenap kekuatan mereka saat menerjang Lucas. Lucas ambruk bersama mereka berlima, yang juga kemudian ikut menindih Lucas yang berada di paling bawah. Mereka saling menindih seperti orang bodoh. Bukannya menghajar dan melakukan hal lain yang biasanya diperbuat para berandalan, mereka malah menindih Lucas dan tetap diam di posisinya tanpa melakukan hal lain. Terakhir, orang yang dipukul Lucas bangkit dan lompat ikut menindih Lucas.

Di samping itu, Mikie muncul perlahan dan mendekati perempuan itu.

“Hei, kakak, kau butuh bantuan?” tanyanya dengan nada suara sangat pelan hampir berbisik pada perempuan itu. Sambil sesekali melirik ke arah tumpukan manusia yang tak bergerak di depannya.

“Eh? K-kau siapa?” perempuan itu bertanya, merasa terkejut karena kemunculan tiba-tiba anak kecil di dekatnya.

“Tenang saja, aku bukan penjahat, berandalan, maupun setan, aku bersama anak laki-laki berambut pirang tadi.” Katanya menunjuk ke tumpukan manusia. “Yang tadi, nah, kau ingat dia kan? Ayo cepat, kita harus pergi dari sini. Mumpung mereka semua sedang bermain gunung-gunungan. Nah, ayo.” Mikie menjulurkan tangannya yang mungil.

Perempuan itu menatap Mikie dengan curiga. Matanya terlihat seperti jijik pada Mikie yang pakaiannya bersih dan tubuhnya yang wangi. “Ng....” perempuan itu tampak sedang berpikir, menimbang-nimbang tawaran dari Mikie.

“Kau tidak mempercayaiku?” mata Mikie melotot terkejut saat bertanya. “Kau tidak mempercayai anak imut sepertiku?” tanyanya lagi, sambil berpose umumnya bocah seusianya tapi sedikit ditambahi sentuhan menjijikan pada ekspresinya.

Lihat selengkapnya