Crusade

Anima Manoe
Chapter #30

Ch. 29 - Pahlawan Berbaju Zirah

Karena tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman, Lucas, Runa, dan Mikie menghabiskan jajanan mereka secepat mungkin di depan museum. Tapi tidak lama setelah menyadari kemungkinan mereka menarik perhatian, mereka dengan buru-buru pindah ke bagian samping museum.

Begitu masuk ke museum, mereka bertiga di sambut oleh deretan patung-patung dari hewan yang hidup di masa lampau. Berkat bantuan teknologi yang terus berkembang tiap dekade, semua yang ingin diawetkan bisa dilakukan tanpa harus melalui cara rumit dan memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu.

Proses penyalinan DNA dan proses digitalisasi sudah cukup untuk membuat semua yang ada di museum ini tetap terjaga bentuknya. Tidak ada proses panjang yang memakan cukup banyak waktu. Yang harus mereka lakukan hanyalah mendapatkan DNA dan merekonstruksi bentuk keseluruhan tubuhnya. Sepanjang data dari DNA makhluk itu tercatat dalam basis data perpustakaan, proses digitalisasi sangat mungkin untuk dilakukan.

Perpustakaan sudah dijadikan pusat tempat penyimpanan data sejak ratusan tahun lamanya. Ini menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang mendapat perlindungan penuh dari pemerintah. Penjagaan tidak dilakukan secara terang-terangan dengan menempatkan sejumlah keamanan di berbagai sudut.

Keamanan lebih didominasi oleh AI yang dikendalikan penanggung jawab perpustakaan. Karena sebagian besar alat keamanan mengandalkan perangkat lunak. Untuk penggunaan yang efisien dan menekan biaya hampir lebih dari tujuh puluh lima persen sistem keamanan dikendalikan AI.

Walau dikatakan AI juga dikendalikan penanggung jawab perpustakaan, mereka AI juga memiliki cara tersendiri yang kadang terkesan melawan perintah.

Sistem keamanan museum jadi salah satu yang terkoneksi langsung ke perpustakaan. Dipantau AI dan dijalankan langsung oleh AI yang bertempat di perpustakaan.

“Kau tahu, sepertinya aku merasa bosan dan tidak terlalu menyukai tempat ini. Tapi aku penasaran.” Ucap Lucas.

“Aku tidak bisa bilang tidak setuju. Aku juga sama.” Timpal Mikie.

“Kalau kalian tidak suka kenapa kita ke sini?”

“Ini tempat yang tepat kalau kau mau mengenal sebuah kota.”

“Tidak juga. Di kotaku tidak ada.”

“Kota asalmu di mana sih—tidak, kau ini dari negara mana sebenarnya?”

“Ada deh.”

“Mikie, Runa, kemarilah. Lihat.”

“Woah, patung siapa ini?” Mikie seketika takjub.

“Dia pahlawan?”

Mereka bertiga saat ini sedang berada di ruangan kelompok periode tahun 3050, pada bagian ‘Hero in armor’ The Skyiark. Dan lalu, di sampingnya berdiri juga sebuah patung dengan judul The Edgoian.

“Apa mereka semacam rival?”

“Mungkin kau bisa membaca keterangannya agar tak penasaran lagi.” Runa menunjuk papan digital yang melayang di depan tiap patung. Tidak ada penjelasan di papan itu, tapi jika mereka yang melihat patung itu ingin tahu, ada tulisan yang bisa ditekan pada bagian pojok kanan bawah. Semua penjelasan terkait patung itu akan muncul dengan sendirinya.

Lucas dan Mikie mendekat. “Mana, mana.”

“Aku pikir kau pernah ke sini sebelumnya.” Kata Runa.

“Siapa?” jawab Mikie.

“Kau dan Lucas.”

“Kami memang sering ke Satlered, tapi kami tidak pernah ke museum. Kami lebih sering ke stadion Satledown.”

Lihat selengkapnya