Crusade

Anima Manoe
Chapter #31

Ch 30 - Jalan-Jalan

Lucas, Mikie, dan Runa kemudian melanjutkan jalan-jalan mereka menuju ke pusat perbelanjaan di Satlered.

Terletak di pusat kota, sedikit lebih dekat stadion Satledown.

“Ini terlihat seperti pasar.” Kata Runa kepalanya berputar memandang di sekitarnya.

“Ini memang pasar.” Seru Lucas. “Kau sudah pernah ke pasar?”

“Tentu saja. Tapi sepertinya berbeda dengan yang ada di tempatku. Di sini sedikit...lebih wah.”

“Begitu? Memangnya yang di tempatmu seperti apa? Bukankah yang namanya pasar itu sama saja di mana pun.”

“Mungkin kalau di tempatnya penjual dan pembelinya berkulit hijau dan menenteng pistol laser.” Sahut Mikie.

Meski terhalang Lucas yang berjalan di tengah, Runa menyempatkan melongok melewati Lucas dan menatap tajam Mikie.

“Aku pikir semua pasar itu sama saja. Baik penjual maupun pembelinya. Apakah yang kau maksud berbeda itu sesuatu seperti bangunan? Apa di tempatmu pasar letaknya di sebuah gedung?”

“Lucas, jangan menyambungkan persoalan kakek Rotho dengan pasar yang dia maksud. Kalau pasar yang berada di dalam gedung itu namanya bukan pasar, tapi Swalayan. Paham?”

“Bukan—bukan itu maksudku. Bukan gedungnya. Kau tahu—suasananya. Memang sama-sama ramai tapi di sini sedikit lebih meriah, dan berwana-warni. Tunggu, tadi kau bilang swalayan? Seperti apa swalayan itu?”

“Swalayan? Itu sama saja dengan pasar biasa yang sedang kita kunjungi. Hanya saja letaknya ada di dalam gedung.”

“Hei Lucas, kau tidak bisa menjadikan perbedaan itu sebagai penjelasan pada orang lain. Tidak semua orang punya kepekaan dalam setiap kata yang kau ucapkan.” Kata Mikie berkacak pinggang.

“Ah sama saja.” Kata Lucas. “Kau mau ke sana Runa?”

Runa mengangguk mantap. “Tentu saja.”

Mikie menghela napas di belakang Lucas.

Sekarang mereka bertiga pun beranjak pergi ke pusat perbelanjaan yang sesungguhnya. Tempat di mana semua turis bisa mendapatkan buah tangan untuk mereka bawa pulang atau dipamerkan. Melihat segala hal-hal yang menakjubkan yang bisa membuat mata membelalak tak percaya. Segalanya yang ada di sini, adalah tujuan utama para turis berkunjung ke Satlered.

Terletak tidak jauh dari pasar tradisional, lokasinya berada tepat di persimpangan jalan. Jika menuju Saint Jackson mengambil arah kiri, maka swalayan itu berdiri tepat di pinggir persimpangan itu. Baik siapapun yang ingin berbelok ke arah mana pun pasti melewati dan tentu melihat swalayan ini.

Selain gedung bangunannya yang besar dan megah, ada banyak sekali iklan-iklan yang di tayangkan di layar besar yang terpampang di depan gedung menggunakan teknologi twelve. iklan-iklan itu memuat produk-produk yang dijual di swalayan itu. Entah itu makanan, minuman, maupun produk-produk lainnya yang tentunya menarik minat para turis.

Lucas, Mikie, dan Runa akhirnya sampai di depan pintu swalayan. Mereka bertiga saat ini sedang berdiri di depan sebuah gedung dengan tulisan HeavenLess di lantai paling atas dengan ukuran yang cukup besar.

“Wah, inikah tempatnya?” ucap Runa kagum. “Besar sekali. Jauh dari perkiraanku. Apa ini ukuran gedung yang normal? Apa memang di kota ini semua gedung berukuran besar seperti ini?”

“Er…tidak juga, tapi ukuran ini memang sangat megah karena bisnisnya. Jadi tidak semua bangunan punya ukuran yang besar seperti ini.” Jawab Lucas.

“Yah, jika memperhatikan sekitarmu, kau bisa dengan mudahnya membedakan mana gedung yang memang dipakai untuk bisnis dan mana yang hanya sebagai tempat tinggal.” Sahut Mikie. “Itu jika kau memperhatikannya.”

“Diamlah, anak kecil cukup menyimak saja.” Kata Runa.

Lihat selengkapnya